"Brengsek!"
Teriak Ilha sambil membanting bantal di kamarnya, tak percaya pada apa yang baru saja didengarnya. Ia terjatuh saat pelajarn olahraga di sekolah dan gurunya memaksanya pergi ke rumah sakit, padahal tanganya hanya terkilir sedikit.
Hal yang membuatnya marah adalah apa yang terjadi saat ia tidak di sekolah. Kitae memukuli teman-teman Aeseol dan mungkin berniat untuk melukai Aeseol.
"Gua ga bakal ngebiarin ini gitu aja." Ucapnya
Taeman menghembuskan nafas panjang,
"Apa yang bakal lo lakuin?" tanya Taeman
"Mata bales mata!"
Taeman, Heerak dan Wootaek tidak membutuhkan penjelasan apapun setelah mendengar ucapan Ilha. Mereka tau jelas apa maksud dan arti dari kata-kata itu, satu-satunya yang mereka perlu lakukan adalah mempersiapkan diri. Ilha sangat marah dan dia harus menyalurkan kemarahan itu.
***
Ilha mendekati Taewoo dan Chaebin, dua anak buah Kitae, yang sudah babak belur dan tengah terbaring di tanah. Ilha berjongkok di hadapan Taewoo.
"Bilangin sama Kitae, sekali lagi dia berani main-main sama gua, dia bakal bener-bener abis di tangan gua."
Ilha kembali berdiri, kemudian memberikan satu tendangan akhir yang tepat mengani perut Taewoo, membuatnya mengerang kesakitan. Kemudian, ia berbalik dan melangkah pergi yang langsung diikuti Heerak dan Wootaek. Taeman yang berdiri di dekat pintu ikut berjalan melangkah bersama mereka.
Itu adalah pembalasan Ilha atas apa yang dilakukan Kitae, sebagai mana Kitae memukuli dua teman Aeseol, Ilha memukuli dua anak buah Kitae. Mata untuk mata, begitulah prinsip Ilha.
***
Aeseol masuk ke dalam kelas dan duduk di bangkunya. Dia melihat ke sekitar dan menyadari bahwa Doekjoong belum ada di bangkunya, kemudian matanya bertatapan dengan mata Chiyeol, ada sedikit pancaran kekhawatiran di mata itu. Saat itulah Aeseol tau sesuatu telah terjadi.
Ilha tidak menjemputnya hari ini, ia pergi sendirian ke sekolah. Aeseol tidak berpikir banyak namun ia cukup khawatir pada Ilha.
Jangsoo menghampiri Aeseol dan membuatnya memalingkan pandanganya dari Chiyeol.
"Lo tau ga?" kata Jangsoo beitu duduk di hadapan Aeseol.
Aeseol menggeleng, meskipun tau Jangsoo akan tetap berbicara meski Aeseol tidak merespon.
"Semalem ka Ilha baru aja ngehajar anak buah ka Kitae. Dua anak buah ka Kitae babak belur sama ka Ilha dan teman-temanya.
Aeseol ternganga tak percaya pada apa yang baru ia dengar.
"But why???" tanya Aeseol bingung.
"Why?? Because he messed up with you!" ucap Jangsoo sambil tersenyum bingung.
Aeseol diam, tak percaya pada apa yang baru didengarnya, sekarang ia paham apa arti tatapan kekhawatiran Chiyeol sebelumnya.
***
Aeseol membuka pintu menuju atap dan mendapati Ilha dan gengnya sedang berkumpul di sana. Aeseol bergegas keluar kelas begitu bel istirahat berbunyi hanya untuk menmui Ilha.
Kemrahan terlihat jelas di wajahnya. Melihat wajah penuh kemarahan itu membuat Ilha sedikit ciut, dan Taeman bisa merasakan kegelisahan Ilha.
"Kita ke kelas duluan." Ucap Taeman, sambil menarik Heerak dan Wootaek pergi.
"Tangan lo baik-baik aja." ucap Aeseol setelah berdiri di hadapan Ilha, memandang lekat tangan Ilha yang terlihat baik-baik saja.
"Iya kemaren Cuma kekilir dikit, ga kenapa-napa kok, gak usah khawatir." Jawab Ilha sambil tersenyum kikuk, mencoba mencairkan keadaan.
"Khawatir? Buat apa khawatir sama orang yang baru aja mukulin orang lain?"
Ilha menghembuskan nafas keras, tau bahwa Aeseol pasti akan mempermasalahkan hal ini.
"Gua pikir lo udah berubah." Ucap Aeseol lagi, sambil menatap Ilha penuh penghakiman.
"Well i'm trying, but he messed up with you! Gua ga bisa biarin dia gitu aja" jawab Ilha mulai terlihat jengkel.
"No! do not use me as an excuse!" ucap Aeseol tegas, "Lo mungkin bisa dengan mudah ngehajar orang tapi lu ga mikir akibatnya kah? Lo ga mikir apa yang mungkin mereka lakuin ke Chiyeol atau Deokjoong? Lo ga mikir kalo ini bakal nujukin bahwa gua udah bener-bener jadi kelemahan lo!" ucap Aeseol kesal.
Ilha diam, Omongan Aeseol ada benarnya, in ibisa jadi akan lebih membahayakan Aeseol.
"Gua bisa ngelindungin diri gua sendiri Ha, tapi gua gak mau sampe orang lain terluka gara-gara gua. Udah cukup kemarin gua ngeliat gimana Chiyeol sama Deokjoong kesulitan gara-gara gua, gua ga mau ada yang terluka lagi." Ucap Aeseol terdengar sedikit putus asa.
"I didn't do ot for you, no need to blame yourself." Ucap Ilha mencoba menenangkan Aeseol.
Aeseol diam menatap intens Ilha, mencoba memahami apa yang sebenarnya ia rasakan. Apakah ia merasa bersalah? Bukan, bukan itu yang mengganggunya.
Kitae bisa dengan mudah membalas perbuatan Ilha pada Chiyeol dan Deokjoong, tak seperti Aeseol yang bisa melindungi dirinya, mereka tidak. Dan jika hal itu terjadi, Ilha akan kembali meluapkan amarahnya pada anak buah Kitae. Begitu terus berulang, sebuah lingkaran setan yang tidak akan terputus.
"Gua pikir lo udah berubah. Gua pikir lo udah menyadari apa yang selama ini lo lakukan salah. But i guess i'm wrong." Ucap Aeseol.
Ilha diam mendengarnya, ia tau Aeseol sedang marah padanya.
"Lo ngelakuin semua ini cuman buat muasin ego lo doang kan! Tanpa peduli sama akibatnya. Well, apa yang gua harapkan dari seseorang yang udah kecanduan kekerasan." Ucap Aeseol, telak melukai hati Ilha.
Ilha diam dan hanya memandang Aeseol, Aeseol bisa melihat kilatan rasa sakit dalam mata itu, namun ia mengabaikanya.
"Mulai sekarnag, jangan ikut campur atas apapun yang terjadi dalam hidup gua!" ucap Aeseol, kemudina berbalik dan meninggalkan Ilha.
Ilha menatap nanar punggung Aeseol yang melangkah menjauh. Ia hanya ingin melindungi Aeseol. Ia sungguh hanya ingin melindungi Aeseol, tapi mungkin berada di dekatnya merupakan bahaya terbesar bagi Aeseol.
Punggung itu menjauh, menghilang di balik pintu yang tertutup. Aeseolnya tak lagi ada dalam jangkauan matanya. Ilha harus menemukan cara, cara untuk bisa melepaskan Aeseol dari bahaya ini. Ia tak bisa membiarkan Aeseol ikut terjerat dalam kerumitan hidupnya. Semua ini harus diakhiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sun and The Fire Keeper
FanfictionAeseol tak pernah peduli dengan keadaan sekitar. Ia hanya ingin bersekolah, lulus dan melanjutkan hidup. Ia tak memiliki teman dan tak merasa membutuhkanya, hingga suatu hari ia bertabrakan dengan Ilha. Ilha, kakak kelasnya, pria yang ditakuti hampi...