19

28.3K 1.9K 28
                                    

Sudah beberapa hari terakhir Helena terus datang ke rumah makanku bersama dengan kekasih barunya. Ia bersikap ramah dan begitu bersahabat kepadaku. Juga, sesekali ia mengajak Ranran bermain saat melihatnya. Aku tidak merasakan perasaan buruk darinya. Perempuan itu sepenuhnya hanya ramah kepadaku.

Sedang Gerald, aku tak bisa berkomentar banyak. Ia bersikap acuh tak acuh akan kehadiran Helena, tetapi kuperhatikan jika lelaki tua itu menikmati percakapan antara dirinya dengan kekasih Helena yang bernama Davian Spencer itu. Aku juga cukup menyukai Davian. Ia sopan, tuturnya santun dan kurasakan kebaikan dari setiap sikap yang ia tunjukkan. Helena tampak sangat mencintainya, dan aku tidak merasa heran akan hal itu.

Hari ini, seperti beberapa hari sebelumnya, Helena datang lagi bersama Davian. Keduanya memesan lobster bakar dan juga udang saus tiram. Kurasa, Helena sepertinya sangat menyukai masakanku, karena ia terus bertanya mengapa aku tidak membuka restoran khusus makanan laut di The Great Almoor saja. Hari ini pun, ia masih mengajukan pertanyaan yang sama saat akan membayar makanannya.

"Kau benar-benar tidak mau kembali ke Edorra? Aku bersedia mempromosikan restoran yang kau buka jika kau kembali ke sana," katanya.

Aku hanya tertawa ringan dan menggeleng. "Aku suka tinggal di sini."

"Benarkah? Bagaimana dengan Arsen?"

Pertanyaan mendadak Helena membuatku membeku. Aku menatapnya dengan wajah terkejut. Meski aku sudah menduga bahwa ia mengetahui siapa diriku, aku tetap saja tidak siap jika diberi pertanyaan tentang Arsen oleh perempuan yang pernah menjadi istrinya. Aku tersenyum kikuk. Davian sudah tidak berada di sekitar kami. Kurasa lelaki itu sudah kembali ke mobil.

Suasana yang tercipta di antara kami menjadi sedikit canggung dan tak nyaman karena pertanyaan Helena. Aku berdeham.

"Aku ingin fokus pada anakku," kataku pelan.

"Tentu saja kau harus fokus pada anakmu, tapi apa tidak bisa dibarengi dengan kekasihmu juga?" sahut Helena. "Ia mencarimu seperti orang gila selama dua tahun ini."

Pernyataan Helena membuatku merasa tidak enak. Aku tidak pernah mendengar kabar apa pun tentang Arsen. Aku juga tidak tahu apa yang ia lakukan selama tidak bersamaku karena menurutku hal itu sudah bukan urusanku. Meski memang kadang aku penasaran, tapi aku tidak pernah mencari tahu. Mengetahui bahwa ia mencariku selama menikah dengan Helena membuatku merasa aneh. Apa yang ia lakukan? Sikap brengsek macam apa ini?

"Jangan memasang wajah begitu. Aku tidak memikirkan sikapnya karena pernikahan kami memang murni hanya kontrak," tegur Helena sembari memberiku penjelasan. "Kami tidak saling tertarik. Ia hanya mencintaimu dan aku mencintai Davian."

Aku terdiam mendengar penjelasan Helena. Aku tahu jika mereka menikah karena dijodohkan, tetapi jika keadaan pernikahan mereka seperti itu, bukankah mereka berdua sangat tidak bahagia selama ini?

"Aku minta maaf atas hal itu," kataku mencoba bersimpati.

Helena menggeleng. "Tidak, akulah yang harusnya minta maaf padamu. Secara teknis, aku merebut kekasihmu dan menikahinya, lalu berselingkuh selagi masih berstatus menjadi istrinya walau yang kulakukan sudah disepakati olehnya juga. Namun, tetap saja, kau adalah pihak yang paling menderita di sini. Juga anakmu..."

Aku mengunci mulutku. Apakah aku memang menjadi yang paling menderita? Memang aku mengalami kesulitan tapi dengan posisiku saat ini, aku tidak merasa keadaanku begitu buruk. Aku menerima bantuan dari Yuzi, Miro dan juga Gerald. Aku juga memiliki Ranran yang sangat kukasihi dari serangkaian kejadian ini.

"Aku tidak berpikir begitu. Aku cukup bahagia sekarang," ujarku pelan. "Bagiku, semuanya sudah berlalu."

Helena mendesah pelan mendengar balasanku. Ia menggeleng sambil menatapku setengah meringis. "Arsen berkata bahwa kau adalah orang yang sederhana. Tidak kusangka kau sesederhana ini. Aku sampai bingung mau menyebutmu sederhana atau terlalu baik."

Fault in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang