Kemarin sepulang sekolah, Raveena tidak sengaja bertemu Dhafin. Kenyataannya, Dhafin sengaja mendatangi Raveena untuk meminta maaf karena masalah Hana kemarin di kantin. Dhafin sudah meminta maaf dan Raveena sudah memaafkan, tapi rasanya belum tenang jika melihat Raveena yang murung atas semua rumor yang ada di sekolah.
Dhafin membawa Anton juga. Raveena kebingungan. Anton bahkan tidak punya salah bahkan tidak bersangkutan, tapi Dhafin membawa Anton. Apakah sekarang Dhafin berteman dekat dengan Anton?
"Kenapa lo bawa Anton?" tanya Raveena bingung. Kini mereka tepat di tengah lapangan. Sekitar mereka sangat ramai karena anak-anak baru keluar dari kelas setelah jam pelajaran selesai.
"WOI! SEMUANYA, DENGERIN GUE." Dhafin berteriak. Orang-orang yang mendengarnya pun segera mencari arah sumber suara. Mereka mulai berkumpul dan membuat lingkaran besar di lapangan.
"Dhafin, lo mau apa sih?" tanya Raveena semakin bingung.
"Kalian denger ya. Gue sama Raveena itu nggak ada hubungan sama sekali. Semua rumor yang ada itu cuma gosip dan nggak ada fakta-faktanya sama sekali. Buat yang di kantin tadi, kenapa gue bela Raveena? Karena Raveena memang nggak salah. Dia nggak tau apa-apa dan selalu disalahin. Sekali lagi gue jelasin kalau Raveena itu nggak salah." ucap Dhafin menjelaskan dengan suara lantangnya.
"Kenapa gue ada di sini? Gue juga mau jelasin kalau pertengkaran gue sama Zayn kemarin bukan karena Raveena. Itu murni permusuhan antara cowok antar kelas. Jadi kalau kalian beropini Zayn berantem sama gue gara-gara Raveena, atau bahkan karena memperebutkan Raveena, kalian salah besar. Gue jelasin sekali lagi kalau Raveena itu nggak salah. Kalian harusnya sadar dan minta maaf sama Raveena karena menyebar gosip yang tidak enak didengar. Bahkan gue merasa jijik dengan orang yang menyebar gosip itu." sambung Anton menjelaskan. Raveena tertegun. Mulutnya terasa terkunci, air matanya serasa ingin keluar, namun ia tahan. Ternyata Dhafin dan Anton mendatanginya untuk membantunya menjelaskan kepada orang-orang yang salah paham.
Mereka yang berkumpul seakan paham akan alurnya. Beberapa ada yang tidak tau, namun segera tau karena banyak yang membicarakannya. Mereka yang punya hati merasa bersalah, namun beberapa yang tidak punya hati tetap tidak percaya dengan kata-kata Dhafin dan Anton.
"Maaf ya Rav."
"Maaf Rav."
"Rav, kita minta maaf ya."
Permintaan maaf yang bersangkutan membuat Raveena tersentuh. Air mata yang berusaha ia tampung sekuat tenaga, runtuh juga. Raveena tersenyum disela tangisnya dan mengatakan bahwa dia memaafkan mereka dan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Setelah semuanya selesai, mereka semua bubar. Tersisa Raveena, Dhafin, dan juga Anton.
"Gue bener-bener minta maaf, Rav." ucap Dhafin lagi.
"Kalian sudah cukup, jangan minta maaf lagi. Gue bener-bener berterima kasih sama kalian berdua karena sudah berusaha sampai segininya. Gue nggak tau harus bagaimana lagi, intinya makasih banget." ucap Raveena sangat terharu. Ketiganya tersenyum melepas masalah yang ada. Rasanya terasa ringan.
"Sama-sama Rav. Kalau gitu, kita duluan ya, Rav." pamit Dhafin dan Anton segera pulang.
Raveena merasa lega. Mungkin masih ada yang tidak percaya, tapi tetap saja ini melegakan. Akhirnya ada orang yang tau bahwa dirinya tidak bersalah. Dan dengan ini dia merasa bahwa masih ada orang yang mendukungnya dan selalu ada untuknya.
"Raveena, lo hebat. Lo jangan ngerasa sendiri ya. Kita pasti akan selalu menjadi pendukung nomor satu lo." ucap Ailee diangguki Raveena. Setelah semuanya selesai, Raveena dan teman-temannya segera pulang.
••••
Raveena sampai di rumah. Ia segera membuka pintu dan memanggil Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Break-up
Teen FictionTerlalu banyak kesalahan untuk dimaafkan. Raveena, dia selalu memaafkan kesalahan Zayn. Sebagai kekasih selama empat tahun, Raveena merasa gagal. Raveena merasa tidak bisa mengubah sifat buruk Zayn. Sekuat apapun Raveena bertahan, akhirnya rasa lel...