"Ravena." Satu nama yang diucapkan Zayn ketika bangun setelah operasi. Ia melihat-lihat sekitarnya. Tampak asing menurutnya. Hanya ada satu wanita usia empat puluhan yang terlihat elegan duduk di sampingnya.
"Zayn, kamu sudah sadar?"
"Siapa Anda?" Mama Zayn terkejut. Ia langsung berlari keluar dan mengadukan apa yang terjadi kepada dokter. Dokter yang bertugaspun segera mengecek keadaan Zayn.
Disisi lain kini Raveena sedang berada di sebuah florist yang tidak jauh dari rumah sakit tempat Zayn dirawat. Ia memilih beberapa bunga yang akan dia bawakan kepada Zayn. Ia memilih bunga tulip warna warni. Ada yang putih, kuning, merah muda dan ungu. Setelah selesai ia segera membawanya dan pergi ke rumah sakit bersama Ailee dan Edlyn.
Hanya lima menit setelah meninggalkan florist. Kini Raveena sudah di depan ruang inap Zayn. Ia menyiapkan diri untuk tidak emosi ketika melihat Zayn. Semoga saja Zayn tidak menyebalkan, pikirnya. Raveena masuk dan menyapa Mama Zayn. Mama Zayn hanya tersenyum kecut. Mata yang terlihat sembab karena menangis terlihat jelas diwajahnya.
"Raveena sayang," sapa Zayn dengan senyum yang terlihat senang melihat Raveena datang.
Ingin saja Raveena menjawab bahwa dia sudah tidak menjadi kekasihnya, jadi jangan memanggilnya "Sayang" Namun Mama Zayn menghentikan Raveena dan memilih mengajak bicara empat mata dengan Raveena.
Mama Zayn menjelaskan apa yang terjadi dengan Zayn. Dokter bilang sebagian ingatan Zayn hilang dan membuat Zayn tidak mengenali beberapa hal yang terjadi di masa lalu. Tentu saja Raveena terkejut. Kalau Zayn kehilangan ingatannya, kenapa Zayn masih bisa mengenalinya? Itulah yang dipikirkan Raveena sekarang. Mama Zayn menjelaskan bahwa sebagian yang diingat Zayn adalah Raveena. Karena itulah Mama Zayn meminta Raveena untuk menemani Zayn. Siapa tau dengan keberadaan Raveena, ingatan Zayn akan kembali.
Raveena terdiam sejenak. Ia tidak tau harus bagaimana sekarang. Dia sudah putus dengan Zayn namun ingatan Zayn bergantung padanya. Bukan karena Raveena sudah tidak mencintai Zayn, hanya saja Raveena tidak ingin terluka seperti sebelumnya.
"Tante mohon, Rav. Hanya kamu yang diingat Zayn," ucap Mama Zayn meminta tolong.
"Maaf, tapi Rav nggak bisa, Tante. Raveena sudah putus sama Zayn. Rav juga ingin melanjutkan hidup, Tante!" jawab Raveena masih bimbang.
"Kali ini aja. Kalau nanti ingatan Zayn sudah kembali, pasti dia paham kalau kalian sudah putus," ucap Mama Zayn lagi.
Setelah memikirkannya lebih lanjut, akhirnya Raveena mau membantu Mama Zayn. Tentu saja Mama Zayn sangat berterima kasih karena Raveena mau membantunya. Hanya saja ini terlihat sedikit berat untuk Raveena. Hidup Raveena yang baru saja ingin dimulai kini harus diputar kembali.
Raveena kembali memasuki ruangan Zayn. Masih dengan bunga tulip warna-warninya, Raveena akhirnya duduk di samping Zayn.
"Zayn, aku dengar kamu kehilangan ingatan kamu," ucap Raveena menahan emosi.
"Enggak, aku ingat semuanya kok. Aku inget dulu kita sering keluar bareng, makan bareng, kalau aku ada salah aku menebusnya dengan ngasih bunga ke kamu," jawab Zayn dengan ingatannya.
"Kalau begitu, lo inget gue nggak?" sahut Ailee yang kini berdiri di belakang Raveena. Zayn tidak tau siapa yang sedang mengajaknya berbicara. Orang asing yang datang bersama Raveena, mungkin temannya Raveena.
"Kalian temannya Raveena kan?"
"Iya, namanya siapa?" Kini Edlyn yang menyahut. Dia sudah bisa menebak bahwa ingatan Zayn hanya da Raveena. Zayn diam, menandakan bahwa dia tidak tau siapa yang sedang bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Break-up
Teen FictionTerlalu banyak kesalahan untuk dimaafkan. Raveena, dia selalu memaafkan kesalahan Zayn. Sebagai kekasih selama empat tahun, Raveena merasa gagal. Raveena merasa tidak bisa mengubah sifat buruk Zayn. Sekuat apapun Raveena bertahan, akhirnya rasa lel...