Bunga bangkai dan Rafflesia

197 11 0
                                    

Cukup lama menunggu. Ini sudah malam. Jam menunjukkan pukul 19.00, sebentar lagi pasti Ravin akan datang. Raveena yang sudah lelah menunggu akhirnya turun dari kamarnya. Ia duduk di sofa ruang tamu. Mama Raveena sibuk menjahit, sepertinya ada baju Papanya yang harus di permak.

Sekitar dua jam Raveena menunggu. Tapi Ravin belum juga datang. Ini sudah melebihi waktunya. Harusnya Ravin datang satu setengah jam yang lalu. Ini sudah pukul 21.00 dan tempat yang akan mereka kunjungi akan segera tutup. Raveena mulai cemberut.

Suara mobil. Papa Raveena datang. Raveena punya ide. Bagaimana kalau pergi dengan Papanya saja? Raveena segera berlari dan membukakan pintunya.

"Papa," sapa Raveena saat membuka pintu. Raveena terkejut. Bukannya Papanya, tapi malah Ravin yang berada di balik pintu itu.

"Kakak! Papa mana?" tanya Raveena celingukan.

"Lah, mana kakak tau. Kan kakak baru pulang. Kok tanya kakak." jawab Ravin yang ikut bingung.

"Kakak naik mobil?" tanya Raveena lagi. Jelas saja saat kembali ke asrama, Ravin naik bus. Tapi saat pulang membawa mobil.

Belum sempat Ravin menjawab, mobil yang serupa masuk ke halaman rumah. Itu baru mobil Papa. Lalu punya siapa yang dibawa Ravin?

"Punya temen," ucap Ravin sebelum Raveena bertanya. Raveena celingukan lagi.

"Kak Dylan nggak ikut?" tanya Raveena ragu-ragu.

"Kenapa? Kamu lebih kangen sama kakak Dylan daripada Kakak Ravin, Kakak kandung kamu?" ucap Ravin menerobos masuk. Raveena tidak menjawab dan langsung menarik Ravin kembali keluar.

"Ayo berangkat sekarang, sebentar lagi mall nya tutup!" ucap Raveena menarik Ravin.

"Besok saja, udah malem!" tolak Ravin. Raveena tidak mau. Dia tetap menyeret Ravin keluar hingga akhirnya Ravin pasrah.

••••

Raveena sangat lama memilih. Ravin sudah bosan. Daritadi Ravin sudah mengomel, tapi Raveena tidak mau mendengarkan. Ravin menyuruh Raveena mengambil apa yang ada, tapi Raveena malah bertanya panjang lebar, bahkan sang penjual pun bingung menjawab. Lagi pula sebentar lagi Raveena akan masuk kuliah, pasti Raveena akan mendapatkan ponsel baru. Seperti Ravin dahulu saat masuk kuliah mendapatkan ponsel baru.

"Rav, ini sebentar lagi tutup. Kapan selesai nya?" ucap Ravin kesal.

"Bentar, bentar lagi."

Sepuluh menit sebelum tutup. Akhirnya mereka keluar. Raveena kurang suka dengan ponsel barunya. Walaupun itu keluaran terbaru tapi sebenarnya Raveena sudah mengincar ponsel yang lain sebelumnya. Sudahlah tidak apa, yang penting sekarang adalah kegunaannya.

Ravin tidak mempedulikan Raveena lagi. Dia fokus menyetir. Raveena menekan sebuah nomor dan mengirim satu voice note yang cukup singkat. Ia menutup ponsel barunya setelah mengirim pesan singkat itu.

Disisi lain. Zayn yang tidak melakukan apa-apa dan hanya berbaring di kamarnya dikejutkan dengan satu notifikasi ponselnya. Keheningan membuatnya sangat terkejut karena ponselnya yang tiba-tiba berbunyi.

"Ngagetin aja ini hp," ucapnya lalu meraih ponselnya dan mengeceknya.

Satu pesan dari nomor tidak dikenal. Zayn membukanya. Satu voice note yang hanya beberapa detik itupun ida putar.

"GUE BENCI KUADRAT SAMA LO!" Tidak perlu mencari tau siapa yang mengirim pesan singkat itu. Zayn tau jelas suara Raveena. Apa ini? Raveena memakai kata Gue, Lo? Bahkan sebelumnya Raveena tidak pernah menggunakan kata itu untuk berbicara dengan Zayn.

After Break-upTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang