"Serius?"
Saat ini Rendi, Kelvan, dan Gilang sedang berada di rumah Arsen. Kenapa lagi kalau bukan untuk bermain Playstation 3 yang ada di rumahnya?
Giliran Rendi dan Kelvan yang bermain sehingga Keyra dan Gilang hanya mengamati di sofa sambil mengobrol.
"Bagus lah, lo bakal se tim sama gue, Sen."
Kemarin..
"Hah? Masuk tim basket sekolah pak??"
"Ya. Arsen, bapak bisa liat kamu punya potensi di bidang basket, cuma perlu lebih diasah lagi."
"Tapi, pak. Saya ga ngerti basket, loh."
"Masalah itu bisa diatasi, kamu coba latihan dulu sama yang lain. Kurang lebih pasti tau kan gerakan-gerakan dasar yang ada di basket?"
"Ngerti sih, pak.."
"Ya sudah. Besok minggu, jam 8 pagi kamu datang ke sekolah."
"Harus banget, pak?"
"Coba saja dulu, Arsenio. Toh, tinggi mu juga cocok sama syarat pemain basket."
"Baik, pak."
Gilang mendengarkan dengan seksama cerita dari Keyra. Secara ia sendiri adalah salah satu anggota dari tim basket sekolah mereka.
"Emang kenapa lo kayak gamau amat main basket?"
"Gue punya pengalaman buruk di basket," ucap Keyra, otaknya memutar kembali kejadian sewaktu ia gagal memasukkan bola basket kedalam ring sewaktu masih menjadi Keyra dulu dan disaksikan oleh Gilang.
"Tapi bener kata Pak Tono, mending lo coba dulu. Siapa tau lo jadi suka lama-lama. Dulu Pak Tono juga nawarin gitu ke gue sampe akhirnya gue jadi anggota tim basket sekolah juga."
"Yah, tapi gimana ntar kalo gue ga kayak ekspektasi Pak Tono? Gue udah liat, dan kalo lo emang bakat di basket, lah gue belum tentu."
"Lo overthingking-an kayak cewe, dah"
DEG
Secara tak sengaja, ia jadi mengeluarkan kekhawatirannya tentang tawaran Pak Tono itu pada Gilang. Gawat, mana tadi cara bicaranya udah persis cewe kalau lagi overthinking.
"Dia ini perfeksionis, Lang. Susah emang kalo orang dah perfeksionis gitu," timpal Rendi yang masih berkutat pada PS-nya.
Kelvan juga ikut menanggapi. "Orang perfeksionis tuh kalo udah sekali gagal ya bakal overthinking gitu, lang. Mau cewe apa cowo. Harus perfek dah pokoknya."
Keyra kembali bernafas lega, ia tak jadi ketahuan.
"Tapi, Sen. Gue setuju kalo lo harus coba ikutan basket, sape tau ntar lo bisa lebih populer dari si gila kan," ujar Rendi.
"Siapa lo panggil gila?!"
"Eits, maksud gue Gila-ng, biasa mulut gue typo. Damai, damai," timpal Rendi, jarinya membentuk peace.
"Awas lo!"
***
Minggu, 11.30
"Sebelah sini, Sen!!"
Keyra menoleh ke Gilang yang berada tak jauh darinya lalu segera mengoper bola basketnya.
"Nice!" Gilang memasang ancang-ancang untuk melakukan lay-up shoot dan..
KLANG!
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Life [On Going]
Novela JuvenilBercerita tentang seorang gadis yang bisa berubah menjadi laki laki saat masih kecil. Setelah umurnya menginjak 12 tahun kejadian itupun sudah tidak pernah terulang lagi. Namun saat dia berada di SMA tepatnya 5 tahun setelahnya, ketika dia berumur 1...