BAB 10.

31 23 19
                                    

Tak terasa pekan liburan sudah usai. Keyra menghabiskan seminggu nya untuk berguru pada Rangga. Kini, ia sudah sedikit terbiasa. Tapi untuk urusan mandi? Tentunya tidak secepat itu.

Setelah beberapa set seragam sekolah diberikan oleh Mara kemarin, hari ini saatnya ia mengenakannya dan berangkat ke sekolah.

Ia memasukkan beberapa buku ke dalam tas hitamnya-yang tentunya baru dibeli. Setelah siap ia keluar dari rumah dan menunggu jemputan dari Rangga.

Ya, walau sudah 17 tahun akan tetapi Keyra masih belum berani membawa sepeda motor ke jalan raya.

Tak berselang lama kemudian sebuah mobil berhenti persis di depan rumahnya.

"Lama nungguinnnya, ra?" Ujar Rangga dari balik kaca pintu mobil.

Keyra segera masuk ke dalam mobil itu setelah memastikan rumahnya terkunci. "Ga lama, jangan lupa sekarang gue Arsen bukan Keyra, ntar disekolah berabe kalo lo manggil gue ra"

"Cie.. ngomongnya makin sok cool gitu" goda Rangga.

Keyra mendengus. "Kata Ghea suruh gitu, biar kebiasaan katanya. Gue iyain aja"

"Jangan keren-keren ya, ra. Ntar gue kalah populer lagi"

"Paan coba, ayo berangkat. Gue gamau telat dihari pertama"

Rangga terkekeh kemudian melajukan mobilnya menuju sekolah mereka.

***

"Arsenio Evander? Ayo ikut ibu ke kelas kamu"

Keyra mengikuti Bu Nisa yang berstatus sebagai wali kelasnya itu ke sebuah ruang kelas.

Eh.. ini kan kelasnya Gilang, batin Keyra.

Dan benar saja, saat ia memasuki ruang kelas itu sosok Gilang yang tengah asik memainkan game di hp nya itu langsung menarik perhatiannya.

Melihat seorang guru memasuki ruangan, seluruh siswa di kelas itu langsung menghentikan kegiatannya.

"Pagi bu!" Ujar Rendi—siswa paling receh di kelas itu.

"Selamat pagi, semuanya perhatikan" kelas hening seketika. "Kelas kita kedatangan anggota baru, ayo perkenalkan dirimu"

Keyra berusaha bersikap senormal mungkin padahal dalam hatinya ia sangatlah gugup.

"Gue Arsenio Evander, bisa dipanggil Arsen. Salam kenal"

Bu Nisa mengangguk dan mempersilahkan Keyra untuk duduk. Lelaki itu memperhatikan seisi kelas hingga ia menangkap Rendi yang menunjuk bangku sampingnya yang kosong.

Ia kemudian berjalan ke bangku itu dan kemudian duduk. Ia dapat mendengar beberapa perempuan yang berbisik tentangnya dari tadi.

"Ganteng juga ya?"

"Iya, iya. Siapa tadi namanya? Arsenio? Namanya juga ganteng astaga, kayaknya gue bakal ganti crush deh"

Aku bisa denger tau, batin Keyra.

"Kenalin bro, gue Rendi"

Keyra melirik ke tangan kanan Rendi yang terulur padanya sebelum balas menyalaminya.

"Arsen"

"Sejak kapan di Jakarta?"

"Baru seminggu lalu"

Aneh rasanya ia berbicara seakrab itu apalagi dengan seorang cowok. Ya, Keyra tidak terlalu akrab dengan teman-teman cowoknya di kelas XI-A IPA, alhasil percakapan ringan ini membuatnya sedikit canggung namun ia berusaha bertingkah senormal mungkin.

Another Life [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang