To Be: Rebound ✔️ [TERBIT]

Prolog.

Ada yang mengatakan bahwa cermin merekam segala peristiwa yang terjadi di mana cermin tersebut diletakkan. Cermin adalah jurnal. Cermin adalah saksi bisu dari kehidupan manusia yang menatapnya. Terdapat kehidupan lain di balik cermin yang selama ini selalu tulus menatap manusia, tidak pernah menghakimi kejahatan manusia, dan merupakan penjaga rahasia terbaik bagi manusia. Cermin, dia yang menjadi jembatan antara dua dunia berbeda, menghubungkan ruang dan waktu dari dua bentala yang hadir saling beriringan.

Melalui cermin pula Arina dapat mengenal Sander, sosok hantu yang selalu muncul ketika Arina menatap cermin. Tidak ada yang elok dari kemampuan indigonya tersebut, tidak pula Arina ingin melihat sosok Sander, terutama dengan wajahnya yang berdarah-darah, parasnya yang hancur lebur, dan suaranya yang meronta-ronta sedih hingga menusuk kalbu. Arina berburuk sangka kepada dirinya sendiri bahwa dia sudah gila, bahwa dia sudah kehilangan akal sehatnya, dan bahwa dirinya terkutuk karena dipertemukan dengan Sander. Tidak hanya itu, kehadiran Sander juga membuat Arina terlihat seperti manusia abnormal di mata Vikal, benar-benar membuat kesan pertama Arina di mata Vikal berantakan. Seiring berjalannya waktu, Arina mengembangkan rasa takut yang luar biasa setiap kali menatap cermin, walaupun sulit untuk dihindari karena cermin adalah benda yang lumrah dimiliki di berbagai tempat, bahkan yang umum sekalipun.

Namun, apa jadinya bila kemunculan Sander bukanlah sebuah kebetulan atau kutukan belaka, melainkan ada maksud lain yang ingin Sander coba sampaikan kepada Arina? Dan haruskah Arina berterima kasih kepada Vikal karena telah melihatnya sebagai 'orang gila'?

Ini cerita tentang petualangan, perjuangan, dan perasaan. Dari Sander, kepada Arina, untuk cerita yang telah lama sirna dari masa ke masa.

┕━━━━━━━♔━━━━━━━┙

Cerita ini merupakan novel fantasi fiksional yang ditulis sebagai obat rindu kepada kampung halaman. Nama, tempat, dan alur cerita hanyalah fiktif belaka. Kesamaan dalam aspek apapun merupakan sebuah ketidaksengajaan.