11. MALAM YANG PANJANG

9 1 0
                                    

Happy reading!!

"Satu orang duduk di depan, karena gua bukan supir kalian." suara berat itu muncul setelah pemiliknya baru saja turun dari mobil.

Damn! Gea terbelalak dari kantuknya. Ia yang semula membungkuk lemas dan lesu tanpa semangat, kini cewek itu menegakkan bahunya untuk tegap. Satu nama yang memenuhi otaknya sekarang. WILI WILI WILI WILI WILI?!

Melisa juga terkejut, kenapa cowok itu ada disini? pikirnya.

Asa menunjuk cowok itu dengan dagunya, "Ini Wili sepupu gue, dia yang bakal anterin kalian."

Oh shit, ternyata Wili dan Asa sepupuan. Yes, gue punya peluang lebih gede buat deket sama Wili. Yes, yes!

Walaupun penampilannya sedikit berantakan akibat kantuk yang melanda, Gea tetap percaya diri.

"Lo..?" tanya Wili menjeda kalimatnya dengan menaikkan sebelah alis. Menatap cewek itu lekat, dari atas sampai bawah. Badgirl

Gea salting duluan lalu membalikkan badannya membelakangi cowok itu, mesam-mesem sendiri karena ditanya oleh crush-nya. Paling tidak sekarang Wili tau kalau manusia modelan dirinya hidup di dunia ini.

Asa memperhatikan tingkah aneh Gea, lalu berfikir sebentar. Jadi ini orang yang ia ceritakan sampai mulutnya berbusa tadi. Ini yang ia bilang malaikat tampan tak bersayap itu. Astaga! kenapa Asa baru menyadarinya sekarang.

Beberapa kali Gea dan Wili memang pernah bertemu dalam match basket antara SMA Garuda dan SMA Lentera, tapi tidak saling sapa, bahkan mungkin Wili tidak tahu siapa Gea sebelumnya. Pasalanya, baru sekali dia gabung cheerleaders di sekolahnya.

Melisa memutar bola matanya malas sambil melipat tangan di dada. “Baru digituin aja udah salbrut.” bisiknya mendekatkan diri pada Gea yang sedang membelakangi semua orang.

“Saling kenal?” tanya Asa, ditujukan pada Wili. “Dia kemarin nge-follow Instagram gue Sil, ter—” kalimatnya terjeda saat melihat cewek itu melotot padanya dengan mencebikkan bibir, tak ada lagi blushing, tak ada lagi salting. Ia benar-benar badmood

Mendengar itu, Gea berdecak kesal. Ia mengeluarkan sumpah serapahnya dalam hati, untuk cowok di depannya ini.

Sungguh. Gea sangat kesal padanya, ia kira Wili adalah tipe-tipe cowok cool yang jika dikejar akan jual mahal dan tidak banyak omong, tapi sepertinya tebakan dia salah. Persetan dengan semua itu! Ia sangat malu sekarang.

Ya, walaupun biasanya ia bertindak malu-maluin tapi paling tidak ia masih punya harga diri. Dimana letak citranya sebagai Geanina yang anggunly dan terhormat itu jika ketahuan mem-follow lalu nge-DM cowok duluan.

Gengsi sekali dia, kalau sampai dua temannya ini tau bahwa Gea bertindak sejauh itu.

Tapi sebenarnya ia tidak salah ‘kan? Sah-sah saja karena semua orang punya hak untuk itu.

Gea mendengus kesal sekali lagi sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang. Ia tidak selera sama sekali untuk duduk di depan. Padahal niat awalnya bisa duduk di depan, bersebelahan dengan crush-nya itu, paling tidak bisa mencium aromanya sedikit saja. Tapi sekarang ia benar-benar tidak peduli.

Tak menyangka Wili akan berkata begitu, ia kira cowok ini bisa menjaga privasi orang lain.

“Mungkin dia ngantuk.” bisik Melisa bercanda

AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang