ILMS - 43

2.8K 161 113
                                    


Teruntuk kamu pemilik
"Aku datang bagaikan embun pagi yang menyejukkan suasana hari."

Pengen saya teriakin
Saya juga, 'kan, menghilang bagaikan embun pagi setelah last show kamu.

***

11 Februari, dibantai embun mata.

**

43. Akhir Dari Semua?

.

"Mari menjadi asing? Aku dan kamu, asing."
- Verranda -

*

Menelisik kedua mata sayu yang kian mendekat itu, Rey tersadar dari lamunannya. Reflek, gerakan Verranda turut terhenti. "Rey, Can I?"

Keduanya beradu pandang cukup lama. Rey memajukan wajahnya lalu berbisik tepat di telinga Verranda. "Tidur, Kak, udah malem."

Sosok dengan rambut dikuncir itu beranjak meninggalkan Verranda yang masih terdiam di tepi kolam.

Ketika hendak menutup pintu kamar, Verranda menyembulkan kepalanya membuat Rey mengurungkan niat. Ia pun maju selangkah lalu menarik pintunya seolah tak memberi akses pada Verranda untuk masuk.

"Kenapa?"

"Tidur."

Berdecak, Rey menunjuk ke arah belakang Verranda. "Kamar lo disana. Ini kamar gue."

Menyentuh lengan Rey, Verranda menurunkannya secara perlahan. "Ya, terus? Ini tubuh aku, terserah tubuh aku mau tidur dimana, juga."

Rey menggeleng tidak setuju. "Gak, gak. Balik ke kamar lo. Perlu gue anterin juga?"

"Hm, boleh, deh. Kalau perlu tidur bareng." gumam Verranda setelah sempat berpikir sejenak.

Rey tidak bergeming, ia memandang jengah Verranda. Sampai sebuah suara terdengar memecah hening diantara mereka.

Keduanya menoleh ke sumber suara. "Sha." itu suara serak nan berat Reyhan yang seolah tengah mencari keberadaan Verranda.

Verranda kembali memusatkan tatapannya pada Rey. "Tuh, dijemput suami lo."

- oOoo -

Pagi yang cukup cerah dengan Verranda yang tengah memandang Dey bersama Rey dari balkon kamarnya. Sudut bibirnya sedikit tertarik kala melihat Rey terus saja membuat Dey tertawa kegelian dengan serangan jari-jari tangan Rey di tubuh mungil gadis kecil itu.

"Huhu, Kleiii. Atu nyelah!" pekik Dey yang juga dapat didengar Verranda dari balkon kamarnya ini.

Reflek, Verranda merasakan sensasi aneh di perutnya kala Rey tersenyum sembari menjilat sekilas bibir bawahnya, menanggapi kekalahan Dey. "Hm, Klei? Menarik." monolognya.

"Dey sweet banget, bisa ngasih panggilan sayang ke Rey." terbesit sedikit rasa cemburu di benak Verranda, jujur. "Huft, emang paling bisa ambil hati orang ya, kamu, nak."

Rey yang sudah setengah berkeringat akibat selesai olahraga pagi itu tidur telentang pada rumput taman dengan Dey yang menyusul naik ke atas tubuhnya. Ia tertawa geli. "Geli, Dey." samar-samar itu yang didengar Verranda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love My Sister?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang