24. Gue gak mau hilaf!

6.5K 444 34
                                    

Pen update-an lagi?, tngguin ni part dpet 100 vote dulu baru gw apdet lagi.
(ada alasan di balik gw mnta kek bginian, entar jga klian pd tau. di akhir crta)

¤¤¤

Note : Penting!!
Gess, sori banget buat kalian yang sering kirimin pesan ke akun gw, mau itu pesan privat atau pesan umum (atau apalah gw ga tau hehe) gw ga bisa bales, bukannya sombong atau ga mau, tapi surel (email/gmail) gw dari awal buat ni akun udah bermasalah ga bisa balas pesan dari akun lain, jadi gw rada" nyesel juga sih, ga bisa ngobrol banyak sama kalian. Tapi kalau lewat komen di cerita gw bisa kok, so kalau kalian 'mau' nyapa gw atau nyemangantin atau apalah lewat komen aja ya, maaf banget. dan Makasih lho buat kalian yang support ni cerita ;]

¤¤

Untuk ke sekian kalinya gue meratapi kepergian seseorang yang sama, apa mungkin takdir sedang mempermainkan gue?
- Rifandra Frissliani Wirasana -

¤

Bunyi deruman mobil dan motor saling beradu, menimbulkan kebisingan yang berkepanjangan. membuat siapa saja merasa jengah dan bosan.

Macet?, ya begitulah.

"Reyhaaan!"  teriak Verranda untuk kesekian kalinya. sedang cowok itu terlihat fokus ke depan, mulai menyetir saat jalanan sudah sedikit lancar. mengabaikan makhluk Tuhan yang paling sensitive di sampingnya sudah berapi-api.

Verranda mendengus sebal. "Reyhaan!" teriak Verranda tepat di depan telinga Reyhan. membuat cowok tampan dengan aura dingin itu sedikit tersentak dan pusing.

Cowok itu pun menoleh menatap malas Verranda. "Mau mati bareng, Sha?" ucapnya datar. sebenarnya mood Reyhan mulai tak bagus saat bertemu dengan Rey di parkiran tadi. sikap dan perkataan Rey seakan akan telah menjatuhkan harga diri prianya.

Ya, Reyhan sebagai cowok normal memang tidak bisa menolak pesona seorang Verranda. tapi Reyhan masih bisa mengontrol perasaan dan perlakuannya pada Verranda.

Reyhan rasa ada waktunya nanti untuk ia mengungkapkan perasaannya pada Verranda, apapun resikonya ia siap menerima itu semua.

"Sha" Verranda hanya berdehem menanggapi, terlanjur kecewa dengan Reyhan yang sedari tadi terus mendiaminya.

Akhir-akhir ini Reyhan lebih suka memanggil nama tengah Verranda, Salsha dengan imbuhan akhir Sha. seperti menegaskan bahwa panggilan tersebut hanya untuk orang orang tertentu sepertinya atau mungkin itu panggilan sayangnya bagi Verranda, maybe?. who know's right?.

"Gitu aja ngambek"

"Hmm"

Cowok dengan rambut hitam legam itu mengangkat bahunya acuh, kembali fokus menyetir dengan sesekali bersiul.

Entahlah Reyhan ingin membawa Verranda kemana, pasalnya saat Verranda baru saja melangkah keluar kelas, Reyhan langsung menariknya begitu saja tanpa memberitahu apa maksud dan tujuannya.

Ingatkan Verranda untuk menjambak rambut Reyhan nanti.

"Ishh ga peka banget sihhh!" tangan jenjang Verranda dengan senang hati menarik dan menyubit kasar perut Reyhan yang hanya berbalut kaos putih, seragam dan almamaternya sudah ia lepaskan saat memasuki mobil tadi. karna udara yang sangat sangat panas.

Reyhan meringis. "Aww.. sakit, Sha" sambil mengusap bekas cubitan Verranda.

"Bodo, intinya gue mau pulang sekarang!. titik" Verranda memangku tangannya di dada dan melempar tatapannya ke luar.

I Love My Sister?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang