MKH🌦️TENTANG SENYUM

9 2 1
                                    

Happy reading🌦️

Typo? Dimohon koreksi mandiri😓🌦️

🌦️🌦️🌦️🌦️🌦️

"Udah lo kasih?" Ujar gadis itu pada orang di seberang telepon.

"Aman lah, lagian lo kenapa sih ngurusin masalah orang mulu. Nggak capek apa?" Suara serak gadis itu terdengar.

"Gue cuma kasihan, gue juga nggak mau ngulang kesalahan yang sama. Lo tau kan?" Tutur gadis itu menunduk memainkan sepatunya.

"Udah berapa kali gue ngomong sama lo? Itu bukan kesalahan lo, itu salahnya si jal*ng! Jangan nyalahin diri sendiri mulu oke? Hm? Salah Lo cuma satu, mau aja lo temenan sama jal*ng" Tegurnya dengan santai.

"Hmm, thanks. Lagian akhir-akhir ini gue lihat dia lebih berbunga, jadi bisalah tolongin dikit. Maaf ya malah jadi ngerepotin lo, gue traktir makan di resto paman gue deh"

"Nyeh! Kalo di resto paman lo, bukan lo yang traktir! Tapi paman lo! Secara lo makan disana aja nggak bayar!" Cetus gadis itu setengah kesal.

"Hehe... Ya maap, kan lo tau... Gue masih dibawah umur, belum punya pendapatan sendiri" balas gadis itu cengengesan.

🌦️🌦️🌦️🌦️🌦️

"Kamu nunggu lama ya? Maaf, tadi aku ada perlu dulu sebentar." Sapa gadis berkuncir dua yang tak lain Heera-mengambil nafas dalam-dalam sebelum menghembuskan nya lagi.

Zura yang tengah bersandar pada tembok gedung dan menunduk memainkan ponselnya lantas mengangkat kepalanya-mendengar sapaan halus dari Heera.

"Oh ya gak apa, gue juga belum lam-" ucapannya terpotong saat ia melihat siluet seorang cowok yang lama tak ia jumpai berdiri di belakang Heera.

Tangannya terkepal kuat, bahkan urat tangannya terlihat.

Bug!!

Bogem mentah mendarat di pipi pria itu-Heera yang ingin menjelaskan situasi dilanda panik.

"Ngapain lo disini?!"

Ketara sekali emosi meluap-luap pada diri Zura saat menatap tajam pria yang tersungkur dengan luka robek di bibirnya.

"Hm? Atas dasar apa gue harus bilang alasan gue ke lo?" Santainya, balas menatap sinis Zura.

Zura merenggut kerah pakaian pria itu kesal.

"Gue udah peringatin lo kan?!"

"Wow wow wow, okey~~ calm down, lo belum berubah ya."

Sekali lagi kepalan melayang, hampir mendarat pada pipi pria tampan itu-sebelum sebuah suara menginterupsinya untuk berhenti.

"Stop Res! Berhenti! Jangan buat keributan disini!" Panik Heera mencoba menenangkannya.

Mendengar permintaan gadis itu membuat Zura kembali mendapatkan akal sehatnya. Ia berdiri sembari merapikan kembali pakaiannya. "Ayo masuk Ra, disini dingin."

🌦️🌦️🌦️🌦️🌦️

"Ares kenapa murung?" Bisik Nara pada Heera.

"It-" sebelum bisa menjawab, raut wajah Nara berubah kala mendapati seorang cowok menghampiri mereka.

Ia mendelik pada Heera, seolah berkata 'kenapa lo malah bawa dia kesini? Kan gue udah bilang jangan tunjukin mukanya ke Ares!'

Matahari Kala Hujan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang