MKH🌦️TENTANG MAAF

2 0 0
                                    

Happy reading🌦️

Typo-nya tolong tandain📍

🌦️🌦️🌦️🌦️🌦️
••••••••••

"Perkenalkan saya pemandu kalian, nama syaya Anastasyana. Panggil saja kak Anas"

Perkenalan yang sangat berkesan bukan?Ampun deh kenapa lidahnya harus keseleo sih?! Kan malu!

"Eh anas nama buah gak sih?" bisik seorang siswa pada temannya, namun dibilang berbisik pun tidak cocok karna semuanya dapat mendengar celetukannya.

"Itu nanas!" kesal mereka, merasa kebodohan cowok itu menjadi-jadi.

"Anas? Berarti manusia dong?" ujar mereka bersamaan, tak benar-benar memperhatikan pemandu wisata yang tengah menahan malu itu.

Sumpah Anas mau menghilang saja dari bumi! "Jika ada pertanyaan syilakan tanyakan pada syaya" ia ingin menggali lubang dan masuk kedalamnya sekarang juga!

"Lidahnya keseleo ya? Kasian banget" celetuk salah satu dari mereka membuat yang lain menahan tawa.

"Sabar Anas, lo butuh duit biar bisa bertahan hidup!" batin Anas menguatkan dirinya sendiri.

"Mbak Anas! Boleh nanya? Umur mbaknya berapa ya? Udah nikah belum?" Tanya seorang cowok kepada Anas yang sukmanya tengah meninggalkan raga.

Sialan! Kenapa pertanyaan itu sih? Emang kenapa kalo gue jomblo abadi?!

"Mau jadi pacar saya nggak?" Goda seorang siswa sembari menaik turunkan alisnya.

Kurang ajar sekali anak jaman sekarang ini! Anas hanya diam pasrah dan tersenyum.

🌦️🌦️🌦️🌦️🌦️

"Ini adalah gedung bersejarah 'Lawang Sewu'. Ada yang tau tempat ini bekas apa dulunya?" Tanya Anas mencoba memberi yang terbaik dalam pekerjaannya.

"Lah mana kita tau! Kan kita idup di jaman sekarang bukan di jaman dulu!" Balas mereka serempak. Maklum, mereka sekolah hanya untuk dapat ijazah!

"Anj*ng" batin Anas sabar.

"Lawang Sewu adalah bekas gedung perkantoran. Ini merupakan kantor pusat Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda dan dimiliki oleh perusahaan kereta api nasional Kereta Api Indonesia"

"Eh Lihat! Ada mbak-mbak muka seribu umat!! Kiw~ kiw~~ bahenol sekali mbak~~" Pekik mereka melihat seorang wanita lewat.

Sekali lagi Anas harus mengelus dada sabar, maklum mereka memang lagi masa-masa paling gemesinnya.

Alka berdiri diam tak tau harus apa, jadinya ia hanya memperhatikan penjelasan dari pemandu itu. Sumpah ia tidak tau harus apa! Ia seperti berada di dimensi lain saat ini!

"Lo tau kenapa Lawang Sewu dinamakan Lawang Sewu?" tanya Zura tiba-tiba, menyadarkan kembali jiwanya untuk tidak meninggalkan raganya.

"Emm, karna ada seribu pintu dibangunan ini?" Balas Alka tak yakin.

"Itu karna mereka mau aja, iya kan?" Timpal Archi yang sedari tadi berdiri di sampingnya.

Zura memutar bola matanya malas. "Kakak g-"

"Kenapa bisa gitu?" Potong Alka menatap tak suka pada Archi.

"Nyatanya, jumlah lubang pintu yang sebenarnya dari bangunan lawang sewu adalah 928 pintu" jawab Archi dengan gaya angkuh.

Sedangkan Zura sudah berjalan lebih dulu dengan gerutuan disepanjang jalan, diikuti oleh kedua cowok itu yang sama-sama saling menatap tak suka.

Lagi-lagi Nara dibuat tercengang, melihat aura permusuhan diantara keduanya yang kentara sekali. Jangan bilang mereka berdua? Hm hm hm....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Matahari Kala Hujan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang