12. Semangat Wonbin! (2)

461 46 12
                                    

.

.

.

.

H-2 sebelum masuk perkuliahan, kampus sudah mulai ramai dari hari libur semester kemarin. Banyak mahasiswa yang berlalu lalang untuk meminta tanda tangan para dosen wali mengenai persetujuan KRS masing-masing. Begitu juga dengan Eunseok yang kebetulan hari ini datang sendiri dengan menenteng kertas KRS - nya.

Karena dosen walinya tidak masuk, Eunseok pun masuk ke ruang dosen menuju meja dosen walinya untuk mengumpulkan kertas KRSnya di meja sesuai perintah. Namun tiba-tiba salah satu dosen ada yang memanggilnya.

"Eunseok." yang dipanggil langsung mencari sumber suara. Eunseok langsung menghampiri dosen tersebut dan disuruh sang dosen untuk duduk.

"Song Eunseok, ya?", "Betul, pak."

"Saya dapat rekomendasi kamu dari Shotaro yang kebetulan dia juga asisten saya. Kamu pasti kenal, kan?" Eunseok tersenyum sambil mengangguk kecil.

"Saya kebetulan butuh asisten buat ngajar di lab komputer, khususnya untuk mata kuliah audio visual, kamu bisa programming ga?" tanya sang dosen dengan serius.

"Kalau untuk programming saya merasa belum terlalu handal, pak. Tapi setidaknya kalau ada aplikasi yang error, saya masih bisa perbaikin." jawab Eunseok dengan mantap, membuat dosennya mengangguk.

"Tapi kamu paham kan sama mata kuliah audio visual? kan kamu udah pernah belajar juga." Eunseok nyengir lebar karena benar sama apa yang dibilang dosennya, Eunseok pernah belajar mata kuliah itu waktu semester 4, materinya pun pasti masih nyangkut di otaknya.

"Iya, pak. Pernah kok." jawab Eunseok dengan sopan sambil dicengirin dosen.

"Bantu saya buat mata kuliah audio visual ya, kalau gitu?" Dosen tersebut mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Eunseok. Eunseok yang sadar dengan itu langsung berjabat tangan dengan sang Dosen. Beri selamat karena hari ini Song Eunseok menjadi seorang asisten dosen.

Setelah berurusan dengan dosen dan per-asisten dosen-an, Eunseok pun keluar dari ruang dosen dengan perasaan lega dan bahagia. Semester baru, kegiatan baru, begitu pikirnya. Mengingat karena baru dia sendiri yang menyetor KRS ke dosen wali, Eunseok mau memastikan kedua sahabatnya, Sungchan dan Chenle sudah mengumpulkan KRS ke dosen walinya masing-masing. Eunseok mengambil tempat duduk di kursi depan ruang dosen sembari menunggu kedua sahabatnya itu.

"Hehehe, iya Sungchan emang suka gitu kadang-kadang."

"Kalau dia jutek terus ke kamu, mending putusin aja lah."

"Hmm, susah sih."

Tanpa sengaja Eunseok mendengar percakapan dua perempuan yang kebetulan berjarak selencang tangan di sebelah kanan kursi. Karena ga mau keliatan kepo banget, Eunseok mencoba memasang telinganya setajam mungkin dan bersikap biasa layaknya orang asing.

"Aku sayang banget sama dia, cuma keliatannya dia ga merhatiin aku gitu."

"Jangan maksain diri lah, nanti kamu sakit hati sendiri."

"Susah kalau udah sayang gini, aku bisa apa?"

"Lagian ngide banget sih kamu jadian sama cowo kaya gitu."

Eunseok mencoba melirikkan matanya untuk cari tau siapa perempuan yang mengaku menjadi pacar Sungchan itu, tapi wajahnya ga keliatan sama sekali. Eunseok berusaha untuk tetap tenang agar tidak ketahuan kepo. Tapi untungnya kedua perempuan itu beranjak dari kursi untuk pergi ke suatu tempat. Eunseok sekarang bisa melihat jelas wajah dari perempuan itu.

Memories (Eunseok x Wonbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang