16. Dilema..

434 38 16
                                    

.

.

.

.

Eunseok hari ini duduk di salah satu bangku baris ke 2 karena hari ini jadwal mata kuliah DKV 4. Sembari nunggu dosen datang, Eunseok menggulir layar ponselnya untuk membaca manga yang tengah ia ikuti. Sesekali raut wajahnya berubah menjadi senyum ketika ia membaca salah satu adegan di halaman web manga yang menurutnya keren.

Beberapa menit kemudian sang dosen datang. Mata Eunseok langsung sibuk memburu sekitar mencari orang yang biasa duduk disampingnya. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya Sungchan dan Chenle. Sayangnya yang duduk disamping Eunseok hari ini bukan orang yang dia kenal. Eunseok mencoba mencek kembali ponselnya dan tidak ada tanda kabar dari keduanya. Bahkan semenjak insiden kemarin, grup chatnya jadi sepi dan tidak ada kehidupan. Hancur? tidak, hanya retak saja persahabatan mereka. Karena dosen sudah memulai mata kuliah, Eunseok langsung memasukkan ponselnya ke saku celana dan mulai memperhatikan materi yang disampaikan.

Jadwal Eunseok tidak terlalu padat, tapi tidak terlalu kosong juga. Setelah dua mata kuliah berjalan, ia harus menghadiri kelas Audio Visual sebagai asisten dosen siang nanti. Sayangnya masih ada tugas desain yang belum ia selesaikan. Mungkin dengan menunda makan siang, tugasnya akan beres dengan cepat, begitu pikirnya.

Dan benar saja. Setelah dua mata kuliah dihadiri, Eunseok menuju kantin belakang kampus hanya untuk menumpang nugas, tidak dengan makan. Pikirannya hanya fokus untuk menyelesaikan tugas dan melupakan perutnya yang sudah kosong melompong. Sejak pagi memang belum sarapan karena telat bangun. Tidak masalah baginya selama ia membawa air minum dari kost, karena menghidrasi tubuh lebih penting daripada makan, begitulah pikirnya (lagi). Saking fokusnya dengan tugas, Eunseok hampir lupa untuk menghadiri kelas sebagai asdos. Mungkin akan ia lanjutkan di lab komputer nanti.

Eunseok akhirnya sampai di lab komputer, untungnya kelas audio visual belum dimulai. Eunseok langsung menyimpan data absensi di meja depan dan menghampiri jajaran bangku yang biasa ia tempati, kebetulan ada Wonbin yang tersenyum padanya. Demi Tuhan, senyum Wonbin buat pusingnya hilang. Inikah yang dinamakan bucin?

Eunseok mengambil bangku disamping Wonbin yang masih berkutat dengan ponselnya. Eunseok langsung mengambil laptopnya untuk melanjutkan tugas desainnya (lagi) yang sedaritadi belum selesai.

"Gimana tugasnya? aman?" Tanya Eunseok. Yang ditanya pun mengangguk.

"Aman, tinggal dikumpulin." Eunseok mengangguk santai dan langsung melanjutkan tugas desainnya.

Kelas Audio Visual pun dimulai, Wonbin pun fokus mempraktekkan apa yang disampaikan oleh dosen. Sesekali Eunseok arahin Wonbin ketika ada kebingungan. Maklum, namanya juga adik tingkat.

"Pak, PC saya mati."

"Ganti tempat aja gapapa." Eunseok yang mendengar itu reflek menuju meja di seberang sana. Seperti biasa, Eunseok menyuruh mahasiswi itu untuk pindah di tempat lain agar Eunseok bisa dengan leluasa membenahi komputer.

Wonbin melihat Eunseok yang ada di seberang sana tengah membenahi komputer dengan serius. Namun tatapannya menjadi sedikit ganjal ketika perempuan yang disuruh pindah itu mendekati Eunseok. Aneh, rasanya ga suka. Wonbin lebih baik kembali melanjutkan tugasnya daripada melihat pemandangan barusan.

Kelas pun akhirnya selesai bersamaan dengan dosen dan para mahasiswa yang keluar lab komputer. Tugas Wonbin pun sudah dikumpulkan, tinggal menunggu data absensi untuk ditanda tangani.

"A anu, kak. Makasih banyak udah bantu benerin komputer tadi." Mahasiswi yang barusan komputernya dibenerin mendekat ke daerah meja Wonbin untuk berterimakasih pada Eunseok. Wonbin agak kikuk, rasanya makin ga nyaman melihat mahasiswi ini datang hanya untuk menemui Eunseok. Tapi yang dilihat Wonbin amat sangat diluar dugaan. Eunseok hanya mengangguk dan melirik malas pada perempuan itu. Sampai akhirnya tinggal mereka berdua yang masih duduk di lab, Wonbin membuka suara..

Memories (Eunseok x Wonbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang