Sudah 2 hari aku dan Cika menikah, sudah 24 jam juga kita menginap di salah satu vila di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Cika yang memilih tempatnya setelah bingung antara Dieng dan Tawangmangu. Akhirnya ia memilih Tawangmangu sebab lebih dekat dengan jalan pulang kami nanti ke Sragen. Tunggu, bodohnya hal sepenting di mana kita tinggal setelah ini belum dibahas. Tapi pikirku pun Cika sudah tahu ia akan ikut bersamaku tinggal di asrama.
"Dik," panggilku belum sempat memejamkan mata di ranjang sebelah. Benar, kami masih pisah tempat tidur. Mau bilang staycation kami tidak berguna? Ya memang. Ini hanya pindah tempat tidur.
"Kenapa?" tanya Cika membuka matanya.
"Sebenarnya, kita dapet rumah dinas, ada yang kosong tapi Mas juga sebenarnya punya rumah di Sragen, perumahan sih, kecil. Nggak jauh dari batalyon, dulu biasanya cuma buat numpang istirahat, jarang ke sana juga. Jadi sementara masih harus ngurus berkas dan rumahnya memang harus diperbaiki, kotor terus kamar mandinya rusak. Lama nggak kepakai," jelasku.
"Lama nggak nunggunya? Pakai uang negara soalnya kan?"
Aku menggeleng. "Aku mutusin benerin pakai uang pribadi sih, Dik. Soalnya cuma soal WC, kalau nunggu negara suka lama."
Cika mengangguk. "Jadi gimana? Di rumah Mas El dulu?"
"Iya."
"Kamarnya ada berapa?"
"Satu lah."
"Tempat tidurnya juga satu?"
"Iya lah, kan selama ini cuma aku yang ke sana."
"Terus sekarang kan ada aku masa cuma satu?"
Menghela napas. "Loh ya iya. Ini sampai kapan kita mau pisah ranjang sih, Dik?"
"Ya sampai Mas El jatuh cinta sama aku," jawabnya enteng.
"Memangnya kamu sudah jatuh cinta sama Mas?"
"Ya belum."
"Butuh waktu berapa lama?"
"Nggak tahu," jawabnya lesu. "Mas juga nggak tahu kan kapan jatuh cinta sama aku?"
"Bentar lagi sih harusnya, sudah nyaman kok Mas sama kamu."
"Ya nyaman tuh belum tentu bisa bikin jatuh cinta Mas."
"Tapi persentase orang udah nyaman cepet jatuh cinta sama yang nyaman aja belum terus jatuh cinta tuh besar yang sudah nyaman, Dik."
"Loh enggak, aku punya temen dari SMA kelas X, cowok, sampai sekarang berarti hampir 7 tahun, aku nyaman sama dia soalnya aku kalau curhat ke dia. Tapi sampai hari ini nggak pernah tuh sekalipun jatuh cinta."
Aku langsung terduduk menatap Cika tak suka. "Sampai hari ini masih curhat-curhat ke dia?" Dengan nada ketus.
"Em, seminggu yang lalu sih, Mas, terakhir curhat. Dia juga dateng pas kita nikah, yang pulang terakhir itu."
"Oh yang cupu pakai kacamata itu? Curhat apa?"
"Cupu-cupu, enak aja! Lagian Mas kepo masa iya mau tahu curhatanku."
"Loh ya kamu ini, sudah punya Mas loh, Dik. Terus masih curhat ke cowok lain terus Mas nggak boleh tahu? Padahal aturannya kamu apa-apa ngeluh ke Mas bukan ke orang lain."
Dahi Cika mengerut. "Aku sama dia itu udah punya perjanjian, kalau kita sudah menikah, aku dulu atau dia dulu kita nggak akan saling curhat satu sama lain. Karena nggak boleh kan? Bener kata Mas El, aku udah punya Mas El. Minggu kemarin itu terakhir curhat sama pamitan. Dia cuma akan hubungi aku kalau nanti dia nikah aja, selebihnya enggak akan. Dia cukup tahu diri lah aku istri orang."
![](https://img.wattpad.com/cover/358038037-288-k944461.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Neverland 408
RomanceNeverland, dunia dalam dongeng disney yang menghipnotis banyak penikmatnya. Tokoh PeterPan yang menyukai Wendy, tokoh TinkerBell yang menyukai PeterPan, hingga tokoh Terence yang secara tidak sadar jatuh hati pada TinkerBell. Mereka semua hidup di N...