CHAPTER 11-.

373 30 3
                                    

"SEHARUSNYA AKU BERHENTI BUKAN MALAH MENCARI TAHU LEBIH BANYAK TENTANGNYA"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SEHARUSNYA AKU BERHENTI BUKAN MALAH MENCARI TAHU LEBIH BANYAK TENTANGNYA"

~🖤~

Gio tersenyum tipis ke arah Sisi namun ia tidak menghampirinya. Mereka berempat masuk ke dalam ruang olahraga. Sepertinya banyak orang juga di dalam yang sedang berteduh sambil menikmati alunan musik. Sebenarnya menurut Diana musik ini sungguh tidak bisa dinikmati lebih ke musik abstrak, kadang pop, kadang dangdut, bahkan koplo, parah sekali. Sedangkan Sisi malu sendiri dengan tindakannya barusan. "Bodoh lo Si bodoh, ngapain lo malah nerima tantangan Dara. Jadi malu sendiri kan" ujarnya dalam hati.

Lain halnya dengan Diana dia menatap seseorang di belakang Gio, siapa lagi kalau bukan Sean. "Mukanya masih datar, nggak pernah berubah dari dulu. Padahal kalau senyum dikit kan manis" gumam Diana sendiri.

"Hah siapa yang manis na?" tanya Meira tiba-tiba, apakah gumaman Diana terlalu keras.

"Gue yang manis" jawabnya santai.

"Idihh manis kayak pare?"

"Pare pahit ra sejak kapan pare manis."

"Sejak lo muji diri sendiri" Diana memutar bola mata malas. Rasanya ingin ia pelintir saja mulut sahabatnya itu. Diana mencoba tak menghiraukan celotehan Meira lebih baik menikmati suara nyanyian Sisi.
Suara Sisi memang yang paling bagus diantara mereka sehingga tak diragukan lagi ketika ia bernyanyi dengan suasana hujan seperti sekarang adalah perpaduan yang indah. Diana mulai terhanyut sambil memandang tetesan air hujan yang masih terus membasahi tanah. Sampai akhirnya lamunan itu kembali dibuyarkan oleh tangan yang memberikan sebuah mikrofon, Sisi menyuruhnya untuk bernyanyi.

"Apa?"

"Nyanyi, kita duet" ujar Sisi.

"Nggak salah lo nyuruh gue nyanyi, yang ada diketawain ntar" bisik Diana menolak halus namun Sisi terus memaksanya.

"Suara lo bagus. Ayolah nyanyi bareng gue."

Dengan terpaksa Diana mengambil mikrofon itu dari tangan Sisi. Mereka berdua menyanyikan lagu yang berjudul "Andaikan kau datang kembali" dari Andmesh. Alunan musik serta suara hujan mengiringi nyanyian mereka berdua hingga lagu itu selesai dibawakan. Terdengar suara tepuk tangan dari semua orang yang kagum dengan nyanyian mereka berdua membuat Diana kaget.

"Bagus banget kak" isyarat dari para adik kelas setelah mendengar nyanyian mereka.

"Makasih" jawab Diana sambil tersenyum ke arah mereka. Ia melirik ke arah ruangan dimana Sean berada. Entah mengapa ia menjadi penasaran bagaimana reaksi Sean didalam setelah mendengar suaranya.

•••

Ketiga laki-laki itu nampak sedang bersandar di tembok ruangan. Baju mereka sedikit basah karena hujan. Begitu pula tas gitar disamping laki-laki berkemeja hitam yang sedang memejamkan mata sejenak mendengar alunan musik di luar sana. Rasanya begitu tenang dengan suasana sekarang.

Pengagum tanpa nama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang