CHAPTER 16-.

142 14 0
                                    

"MENGEJAR SESUATU YANG MENJAUH TIDAKLAH MUNGKIN"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MENGEJAR SESUATU YANG MENJAUH TIDAKLAH MUNGKIN"

~🖤~

Malam itu Diana duduk termenung di kursi ruang tamu rumahnya. Ia memijat pelan kepalnya yang terasa sedikit sakit akibat terlalu banyak berfikir. Sungguh kejadian disekolah tadi benar-benar menguras seluruh tenaganya. Mulai dari hampir tertabrak Sean, nafsu makannya yang hilang, ejekan Sisi, hingga kejadian saat hujan sungguh membuatnya sedikit tertekan. Padahal saat SMP dulu ia sering sekali memperhatikan Sean diam-diam bahkan sesekali mencari keberadaannya tetapi anehnya Diana tidak pernah tertangkap basah separah ini. Paling hanya lirikan dengan wajah datar yang ia dapatkan. Tapi kenapa sekarang, ah sangat memalukan baginya.

"Baru berapa hari sadar kalau itu dia, tapi gue udah berasa kayak orang gila" keluhnya kesal.

"Diana ngapain ngelamun disitu?" tanya mamanya yang tiba-tiba muncul.

"Eh nggak ma, kepala Diana agak pusing" cengirnya.

"Kalau pusing tidur jangan ngelamun" tegur beliau singkat lalu pergi.

"Iya ini mau tidur kok" ujarnya beranjak lalu masuk ke kamar, merapikan sedikit tempat tidurnya agar terasa nyaman. Saat ingin memejamkan mata ia teringat akan satu hal. Tadi sore sepulang sekolah Diana langsung meminta pertemanan di Instagram Sean, maklum jiwa kepo nya sudah keluar. Entah kenapa dirinya sekarang lebih berani sedangkan SMP dulu tak ada niatan sama sekali. Hanya melihatnya saja disekolah itupun jika berpapasan, kalau tidak ya Diana tidak akan melihatnya.

"Difollback nggak ya" gugup Diana dan ternyata tidak.

"Cih kagak difollback, udah beraniin diri juga" rengeknya kesal. Wajar Diana sedikit kesal dia memendam perasaan itu sendiri selama bertahun-tahun karena tidak memiliki keberanian. Disisi lain ia juga takut Sean risih dan tidak ingin tahu lebih banyak agar perasaan itu bisa hilang dengan sendirnya. Terkadang Diana berfikir apakah yang ia lakukan sekarang benar, mengingat dirinya hanya wanita biasa tidak cantik ataupun berbakat. Tapi Diana bertekad ingin sedikit mengubah takdir,  mungkin ia bisa berteman dengan Sean.

Dengan wajah masam Diana memilih melihat story' Instagram milik beberapa temannya walaupun tidak terlalu memperhatikan, namun satu story' berhasil menarik perhatiannya.  Terlihat seorang laki-laki sedang memainkan gitar listrik berwarna merah menandai Instagram milik Gio.

"Oh story Sean" ujar Diana masih belum sadar.

"Hah story Sean, kok adaa" ia yang asik bersender di dinding kasurnya tadi tiba-tiba beranjak.

"Berarti yang dbilang Meira tadi bener yaa, gue nggak mikir sampai situ sih haha."

"Udah dikonfir cuma nggak difollback, ya kan dia nggak kenal sama gue mana mungkin difollback" pikir Diana kembali. Ia pun beralih ke aplikasi hijau dan membuka room chat grup berisikan  dua orang temannya di luar kota. Mereka sudah seperti adik-adik online Diana, mengingat umur mereka sedikit lebih muda dari Diana. Nama lengkap mereka adalah Amelia Dwifana dan Nara Azikra. Amel dan Nara bisa dibilang tempat bercerita ternyaman bagi Diana, ia bisa menceritakan semua rahasianya tanpa diketahui orang lain. Mungkin karena Amel dan Nara jauh, rahasia yang ia ceritakan tidak akan bocor ke sana kemari. Itu lebih baik dibanding bercerita dengan orang yang ada dilingkungannya. Diana tidak tahu siapa yang tulus mendengarkan, tanpa rasa keterpaksaan. Apalagi bercerita tentang Sean yang jelas-jelas sangat ia tutupi, oh tidak mungkin.

Pengagum tanpa nama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang