CHAPTER 9-.

349 32 1
                                    

"MUSIKALISASI, PANGGUNG, DAN NAMAMU"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MUSIKALISASI, PANGGUNG, DAN NAMAMU"

~🖤~

Diana berusaha mengalihkan pandangan nya agar tak terlalu memperhatikan sosok itu, hari ini dia harus fokus. "Kita masuk kelas aja" ajak Diana datar.

"Ngapain? Mending disini na ngadem" ucap Sisi.

"Ngadem atau lo mau liat Gio" celetuk Dara.

"Gio? Sisi suka Gio?" tanya Tika.

"Tanyain aja noh langsung sama orangnya".

"Kalau emang bener lo suka, mulai dari sekarang gue peringatin buang jauh-jauh perasaan lo Si" imbuh Tika terlihat serius.

"Kenapa?" bingung Sisi.

"Intinya dia nggak baik buat lo. Jangan terlalu gegabah saran gue" lanjut Tika.

Sisi terdiam. Entahlah dia sendiri bahkan tak tahu tentang apa yang di alaminya sekarang semoga saja rasa ini tidak terlalu jauh. "Udah malah bahas cowok, lebih baik kita latihan dulu daripada nanti di panggung malah bingung" ujar Meira dan langsung disetujui yang lain.

Mereka berenam pun masuk ke dalam kelas lalu mencari ruang kosong untuk mengatur barisan. Hitung-hitung gladi sebelum naik ke panggung. Mereka mulai memutar instrumen dan menyanyikan puisi yang sudah mereka tentukan. Sebenarnya begitu sulit untuk serius sebab memulai lirik pertama saja sudah sangat lawak. "Weh serius, entar di panggung malah amburadul" peringat Elena.

"Ini bukan masalah serius atau nggak kayaknya, emang suara kita aja yang udah amburadul" ujar Meira sambil tertawa.

"Udah guys sekali lagi yok, kali ini gak boleh ketawa" ajak Sisi. Mereka kembali untuk serius lalu menyanyikan puisi itu kembali. Dan akhirnya setelah beberapa kali mencoba ada sedikit kemajuan. "Udah ah capek gue, entar pas di panggung ni suara tinggal kerak doang" keluh Tika sebab suaranya kali ini rada serak karena sedang musim batuk dan pilek.

"Dikira nasi apa ada keraknya" imbuh Dara.

"Udah selesai kan? Gue mau beli minum haus" pamit Tika lalu pergi.

"Ikut Tik" teriak Sisi dan Dara, mereka berdua memang suka sekali mengekori Tika.

"Lo nggak ikut?" tanya Meira pada Elena, sang empu hanya menggeleng lalu duduk di kursi sambil dan memainkan ponsel nya. Entah apa yang ada dipikiran Diana saat itu namun dirinya malah berjalan ke depan pintu untuk menghampiri Arga. Ya Arga Fernando adalah teman sekelas Diana. Dulu mereka tidak terlalu akrab tapi setelah di tempatkan di satu tempat PKL selama 5 bulan pertemanan itu pun terjalin. Arga tipe cowok yang menguji kesabaran sering kali membuat Diana kesal. Namun terkadang menyenangkan juga bisa berteman dengannya.

"Ga" panggil Diana.

"Tumben lo nyamperin gue, kangen?" nah kan sudah Diana duga, manusia satu ini sangat menguji kesabaran.

Pengagum tanpa nama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang