3.

484 18 7
                                    

21+ YANG BELUM CUKUP UMUR JAUH-JAUH YA. ENJOY ♡

Luna sangat malu saat ini. Bisa-bisanya saat dia sedang berciuman mesra dengan pria tampan perutnya berbunyi. 'Hufffttt malu sekali aku' kata itu terus muncul pikirkan luna dan saat terdengar suara pintu kamar terbuka luna hanya menundukkan kepalanya.

"Apa kau sangat lapar hingga mengangkat kepala saja sudah tidak mampu?" Seokjin bertanya saat masuk ke kamar dan kedua tangannya sedang membawa makanan untuk luna. "Makanlah aku tidak ingin kau pingsan lagi" jin mengulurkan nampan yang berisi makanan itu pada luna

Ucapan jin membuat luna berdecak kesal. "CK! aku kelaparan karena terlalu banyak pikiran tuan, asal kau tau saja. Bagaimana aku bisa makan jika kakakku saja hampir mati karena di pukuli orang. Jika kau jadi aku apa kau akan tetap bisa makan?" Luna bertanya dengan melebarkan matanya karena kesal, namun tetap menyuapkan makanan itu kemulutnya.

"Jika aku jadi kau, aku akan tetap makan, bahkan walaupun besok aku akan mati pun aku akan tetap makan. Apalagi jika hanya soal orang lain yang di pukuli. Apa hubungannya denganku" ucapan jin membuat luna membuka mulutnya lebar karena tidak percaya, untung saja makanan yang tadi di mulutnya sudah di telan jika belum pasti sudah jatuh kembali ke dalam piring.

"Sepertinya dirimu tidak mengerti akan arti persaudaraan dan kemanusiaan" luna berkata dengan menganggukan kepalanya karena yakin dengan perkataannya.

"Jangan sok tau nona. Lagipula apa balasan yang kau dapatkan dari kakakmu setelah kau menahan lapar untuknya? Kau malah di jualkan?" Tepat sasaran sekali perkataan seokjin. Terlalu tepat hingga membuat luna mulai berkaca-kaca ingin menangis kembali. Seokjin benar, apa yang seokjin katakan benar.

"Tapi kakak punya alasan sendiri.." ucap luna lirih, masih berusaha berpikir baik tentang kakaknya, tapi dadanya terasa sesak sekali. Terasa sakit saat menerima kenyataan yang jin katakan tadi.

"Sudahlah jangan menangis, harusnya kau senang karena aku telah menyelamatkan mu"

"Kau benar tuan, terimakasih banyak" luna berucap sambil mengahapus air matanya dan kembali menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

"Jangan senang dulu, itu semua tidak gratis, bahkan makanan yang kau makan pun harus kau bayar" ucap jin santai.

"Aku tau, mana ada sih yang gratis didunia ini. Apalagi untuk uang sebanyak itu. Aku kira kau malaikat tuan karena terlalu tampan dan kaya raya, tapi ternyata kau pelit dan perhitungan" Ucapan luna membuat jin bedecak namun tidak membuatnya marah. "Jadi apa yang harus aku lakukan tuan? Apa aku akan menjadi pembantumu? Aku juga bisa bekerja di kantormu, jika dilihat-lihat kau pasti seorang pengusaha. Jangan khawatir tuan aku ini siswa yang baru lulus dengan nilai sempurna, pasti aku bisa bekerja dengan baik" luna berkata tanpa jeda karena terlalu bersemangat.

"Percaya diri sekali nona. Dan kau terlalu cerewet" ucap jin sambil mendekatkan wajahnya yang membuat luna menahan napasnya. "besok pagi kita akan membahas masalah pekerjaan yang kau katakan tadi, sekarang bersihkan dirimu lalu tidurlah. Dan karena aku tidak memiliki pakaian wanita kau bisa memakai kaosku yang ada di lemari itu untuk tidur. Besok aku akan membelikan beberapa pakaian untukmu" ucap seokjin lalu berjalan kearah sisi ranjang yang satunya.

"Kau akan tidur disini tuan?" Tanya luna dengan sedikit heran.

"Lalu aku harus tidur di mana? Ini kamarku dan ini juga apartmentku, aku ingat kembali jika kau lupa"

"I-iya aku tau, tapi maksudku apa tidak ada kamar lain di apartment ini?" Tanya luna masih tidak habis pikir.

"Ada, tapi belum di bersihkan. Lagian aku tadi mengeluarkan uang yang cukup banyak agar bisa mendapatkan tubuhmu" ucap jin santai yang membuat luna tersedak dengan ludahnya sendiri.

My moon - seokjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang