30

267 6 6
                                    

Jatuh cinta banget sm pasangan ini. Semoga suka ya luv. Enjoy ;) kalau tembus 1k views aku bakal bkin ending. Klo gak ya udh gini aja wkwkwk.

"Ada apa dengan wajahmu itu?" Tanya seokjin pada yoongi, saat mereka keluar dari ruang meeting.

"Tidak ada" jawab yoongi singkat.

"Benarkah? Kusut sekali, seperti baju belum disetrika"

"Hyung, jika seorang wanita menolak lamaran dari pria apa maksudnya ya?" Seokjin pun berhenti saat mendengar ucapan yoongi.

"Oo.. jadi kau murung sedari tadi karena weni menolak lamaranmu?" Ucap seokjin tepat sasaran.

"Tidak. Aku tidak berkata begitu" yoongi cepat-cepat menyangkal ucapan yang seokjin tanyakan.

"Lalu siapa?" Tanya seokjin dengan menahan senyumnya.

"Temanku. Iya temanku" ucap yoongi dengan menganggukkan kepalanya.

"Jika temanmu lalu kenapa kau yang sedih? Sudah lah jangan kau tutup-tutupi. Luna juga sudah bercerita padaku jika wina belum siap menerima lamaranmu" ucap seokjin dengan menghempaskannya dirinya di sofa yang ada diruangannya. "Ah! Aku lelah sekali" ucap seokjin sambil melonggarkan dasi dan memijat kepalanya pelan.

"Hyung. Ehmm maksudku pak, luna bercerita apa saja tentang wina?" Tanya yoongi dengan mendekat kearah seokjin.

"Aku lupa, intinya wina bilang jika dia belum siap. Karena dia takut jika kalian menikah perilaku mu padanya akan berubah" ucap seokjin yang masih memejamkan matanya.

"Aku masih kurang apa sih padanya? Apa wina tidak mencintaiku?" Gumam yoongi pelan tapi seokjin masih dapat mendengarnya.

"Ya! Mana mungkin wina tidak mencintaimu. Kau ini.." seokjin mengangkat tangannya dan pura-pura ingin memukul yoongi.

"Hyung, kalian kapan pindah ke mansion?" Tanya yoongi tiba-tiba.

"Aku sih menurut saja kapan luna maunya. Kenapa?"

"Hemm. Sebenarnya aku juga membeli rumah didekat mansionmu. Aku ingin membuat wina nyaman, walaupun rumah itu tidak sebesar milik kalian, tapi tetap saja aku ingin setelah kami menikah nanti wina akan merasa nyaman. Tapi dia menolak lamaranku" ucap yoongi dengan wajah sedihnya seraya menghempaskannya tubuhnya kesandaran sofa.

"Wah kau benar-benar tidak bisa berjauhan dariku ya? Beli rumah saja harus berdekatan dengan ku?" Seokjin menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Coba saja lagi. Dulu luna juga selalu menolak ku" ucap seokjin dengan penuh percaya diri.

"Luna menolak mu itu wajar, karena kau selingkuh. Sedangkan aku? Aku selalu menurut pada wina, bahkan sampai aku dijuluki lemari es yang lupa dicolokkan jika sudah bersamanya" mendengar perkataan yoongi membuat seokjin tertawa dengan memegangi kepalanya karena terasa sakit.

Tok! Tok!

Tiba-tiba seokjin dan yoongi mendengar suara pintu ruangannya yang di ketuk dari luar. "Sayang.." luna memunculkan kepalanya disela pintu ruangan seokjin.

"Kau disini?" Seokjin bangun dari duduknya untuk menghampiri luna.

"Kau pergilah jika tidak ingin melihat adegan bermesraan kami secara live" ucap seokjin pada yoongi, seraya membawa luna kedalam pelukannya, yang membuat yoongi menggelengkan kepalanya dan keluar dari ruangan seokjin.

"Yoongi, maaf ya" luna tersenyum canggung pada yoongi saat mengucapkannya, karena merasa tidak enak.

Setelah yoongi keluar seokjin pun langsung mencium luna dengan mesra dan melumat bibir itu cukup lama. Saat rasanya pasokan oksigennya sudah menipis luna pun menepuk pelan dada bidang seokjin, agar seokjin melepaskan ciumannya.

My moon - seokjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang