8.

338 12 4
                                    

Luna menarik napasnya dengan dalam lalu menghembuskannya, melakukannya lagi berharap sesak dadanya akan segera hilang. Dan saat nomornya di panggil luna pun masuk keruangan interview dengan meninggalkan segala pikiran yang tadi di pikirkannya, dia harus fokus saat ini.

Luna melamar sebagai staff keuangan di salah satu perusahaan makanan terbesar di korea. Sebisa mungkin luna memilih perusahaan yang bukan di bawah naungan perusahaan milik suaminya, karena dia ingin menghindari gosip, rasa canggung dan gaya hidup menumpang.

Saat interview sudah selesai luna akan menuju lantai bawah untuk menuju mobilnya namun seokjin mengirimkan pesan bahwa dia sedang menunggu di depan perusahaan yang yang luna datangi.

"Huuffttt tau dari mana dia jika aku disini" gumam luna.

"Luna.. luna kang" panggil sesorang saat dia keluar dari pintu lobby, luna pun mencari siapa yang memanggilnya dan dia pun melihat seorang pria yang sedang berdiri tidak jauh darinya. Luna mencoba mengingat pria itu dan ternyata dia adalah senior di universitasnya dulu.

"Kak jimin? Benarkah ini kak jimin?" Tanya luna memastikan.

"Hyaaaa.. apa kau lupa padaku?" Tanya pria bermata sipit itu.

"Bukan lupa kak.. tapi kakak sedikit berubah sekarang"

"Benarkah? Aku lebih tampan ya sekarang?"

"Kakak benar, kakak kerja disini?" Tanya luna yang bingung ingin menanyakan apa.

"Hmmm, kau ada keperluan apa disini?" Tanya pria itu lagi.

"Aku mencoba melamar perkejaan disini kak." Tanpa luna sadari jika gerak geriknya dari tadi di perhatikan dari dalam mobil oleh pria yang berstatus sebagai suaminya. Dan sekarang pria itu pun keluar dari mobilnya dan di ikuti oleh seseorang dibelakangnya.

"Sayang..." seokjin sengaja memanggil luna dengan suara yang cukup kencang dan membuat beberapa orang yang disana menoleh pada mereka. Dan saat sampai di samping luna seokjin langsung memeluk pinggang istrinya dengan mesra.

"Seokjin?" Kenapa luna jadi merasa seperti ketahuan sedang selingkuh, suasana macam apa ini, pikirnya.

"Sudah selesai? Mobilmu biar di bawa oleh pak kim, dan kita pulang bersama" ucap seokjin dengan sengaja melirik kearah pria yang ada di hadapannya ini.

"Ahh! Baiklah, kak jimin aku pulang dulu. Sampai jumpa lagi dan senang bertemu denganmu" ucap luna ramah dan di balas tidak kalah ramah oleh jimin.

"Ya luna, hati-hati ya. Semoga kau diterima oleh mereka dan kita bisa bertemu seperti dulu lagi" saat jimin mengucapkan 'seperti dulu lagi' luna pun memejamkan matanya, karena pasti seokjin akan mencecarnya dengan berbagai pertanyaan nanti.

Luna pun menyerahkan kunci mobilnya pada pria setengah baya yang bersama seokjin tadi. Luna dan seokjin pun berjalan kearah mobil seokjin, seokjin membukakan pintu mobil untuk luna.

"Kenapa suka sekali merepotkan orang lain sih? Jika begini pak kim jadi harus pulang telatkan?" Luna bicara saat mobil sudah melaju di jalan raya.

"Pak kim di bayar sesuai waktu kerjanya. Dan jika tadi aku tidak merepotkan pak kim aku mana tau kalau kau mengobrol bersama seorang pria yang berharap agar kau diterima kerja disana agar bisa sering bertemu seperti dulu lagi dengan kakak jiminmu itu" seokjin menakan di beberapa kata yang dia ucapkan.

"Kami tidak sengaja bertemu. Mana aku tau jika dia bekerja juga disana dan dia adalah seniorku waktu di universitas dulu, makanya aku memanggilnya kakak" ucap luna acuh. Sungguh ya di saat ini masih sedikit marah dengan seokjin.

"Lalu, kenapa kau tidak memanggilku dengan sebutan kakak juga? Aku jauh lebih tua darimu kan" benarkan pria tua ini mencecarnya dengan berbagai pertanyaan.

My moon - seokjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang