2.

412 18 6
                                    

Happy reading! Mohon dukungannya untuk author ya guys, dengan cara follow, vote dan komen. Jangan hanya menambahkan ke reading list kalian aja tapi kalian jadi silent readers!!!

×××

Luna mendengar suara berisik dari ruang tengah apartment kakaknya ini, dia pun keluar kamar untuk melihat apa yang sedang terjadi. Saat baru keluar kamar luna dikagetkan dengan keadaan ruang tengah yang kacau, belum lagi saat ini sang kakak sedang di pegang erat oleh dua orang dengan keadaan wajahnya yang babak belur.

"Kakak" luna langsung berlari menuju kakaknya tapi langsung di hadang oleh seorang pria yang bertubuh besar. "Lepaskan, lepaskan kakakku! Kakak" luna terus saja meronta.

"Diam" ucap pria yang sudah memegang tangan luna kebelakang tubuhnya dengan erat. Lalu seorang pria yang sudah sedikit tua itu pun mendekat kearah sang kakak dan menendang perutnya dengan kuat, seketika joon langsung merintih kesakitan. Lalu pria tua itu gantian berjalan menuju kearah luna.

"Kau adiknya kang joon?" Tanya pria tua itu dan luna hanya menangis tidak menjawab pertanyaan itu. "Jika di tanya itu di jawab. Dimana sopan santunmu pada orang tua!" Pria itu hampir menampar luna tapi joon meraih kakinya dan memohon agar tidak memekul adinya jg.

"Joon, kenapa tidak kau jual saja adikmu ini? Dengan tubuh dan wajah cantiknya aku yakin bos kita akan menganggap lunas hutang yang kau punya" ucap pria itu dengan senyum smirk nya yang membuat luna ketakutan.

"Kau cantik juga sayang, pasti jika tubuhmu di jual akan mendapatkan tawaran yang tinggi" ucap pria itu dengan mencengkram sisi kanan kiri wajah luna menggunakan satu tangannya. Luna pun meludahi pria itu tepat di wajahnya dan membuatnya mendapatkan jambakan kuat rambutnya.

"Dasar jalang kurang ajar! Kau pikir kau siapa?" Bentak pria itu dan tambah menarik kuat rambutnya lagi. Luna hanya menangis meraung dengan kencang merasakan sakit di kepalanya, seakan rambutnya akan tercabut dari kulit kepalanya.

"Kumohon lepaskan adikku. Aku berjanji akan melunasinya, Kumohon" joon sudah kembali memohon dengan berlutut di kaki pria itu.

"Baiklah.. aku tunggu sampai besok sore dan jika tidak membawa uangnya juga nyawamu akan jadi gantinya" ucapnya lalu berjalan keluar pintu apartment joon yang di ikuti oleh anak buahnya.

"Kakak tidak apa-apa? Aku obati ya kak" luna hendak berdiri namun joon memegang tangan sang adik.

"Kau dengar sendiri kan luna. Jika aku tidak membayar hutang-hutangku maka besok mereka akan membunuhku" ucapan joon membuat luna menangis kembali dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak kak, kita pasti akan menemukan jalan keluarnya. Aku sudah melamar pekerjaan mungkin sebentar lagi akan mendapat panggilan. Atau kita jual saja rumah peninggalan ibu dan ayah ya kak? Aku tidak apa-apa, aku akan janji setelah bekerja aku akan bisa membeli rumah sendiri" ucap luna dengan air mata yang tidak bisa berhenti.

"Luna.. hutang kakak sangat banyak, rumah itu tidak akan bisa menutupinya"

"Sebenarnya kakak punya hutang sebanyak apa? Dan kenapa bisa berhutang?" Luna sudah tidak bisa menahan lagi rasa penasarannya. Sang kakak memandang luna dengan tatapan sedih namun tidak ada jalan keluar lain lagi.

"A-aku menghilangkan narkoba mereka saat akan menjualnya. Dan narkoba itu senilai lima juta dolar" joon berkata lirih pada luna.

Luna langsung terduduk lemas, lima juta dolar artinya lebih dari enam milyar won. Dari mana mereka akan mendapatkan uang sebanyak itu. Bagaiman bisa kakaknya terlibat penjualan barang itu dan mengenal orang-orang jahat tadi.

Setelah kejadian itu baik luna dan joon sama-sama tidak melakukan aktivitas seperti biasanya. Mereka hanya keluar kamar hanya untuk sekedar makan saja. Yang dimana luna lebih memilih mengabaikannya dan berdiam diri dikamarnya. Dia terlalu takut jika sang kakak akan di bunuh oleh mereka. Bagaimana pun hanya joon yang saat ini dia miliki.

My moon - seokjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang