13.

237 7 3
                                    

Typo bertebaran. Jangan lupa tinggalkan jejak ;)  dan bab ini agak pendek ceritanya. Enjoy.

Setelah mendengar penjelasan yoongi. Seokjin langsung mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh menuju apartmentnya. Sungguh seokjin sangat merasa bersalah pada luna saat ini. Lagi-lagi dia melakukan hal bodoh. Lagi-lagi dia tidak meminta penjelasan pada luna.

"Sayang.. maafkan aku. Aku bersalah. Kumohon tunggu aku."

Begitu sampai di apartmentnya seokjin langsung menuju lift, rasanya lift kali ini bergerak sangat lambat, rasanya seokjin tidak sabar ingin segera menemui luna. Saat pintu lift terbuka seokjin langsung menuju pintu apartmentnya dan sempat salah tekan password karena  terburu-buru, namun saat pintu itu terbuka, apartmentnya masih dalam keadaan gelap.

"Luna... sayang..." seokjin mulai membuka pelan pintu kamar luna tapi disana juga sama gelapnya. Lalu menuju kamarnya dan disana juga tidak jauh berbeda, bahkan seokjin sudah memeriksa setiap kamar mandi dan sudut ruangan tapi luna tetap tidak ada.

Seokjin melihat jjangu menghampirinya dan mesuk diantara sela kaki seokjin. Seokjin pun langsung menunduk dan menggendongnya. "Apa ibu bilang dia pergi? Hmmmm" suara seokjin terdengar sedikit bergetar. "Ayah sangat bersalah pada ibumu" ucap seokjin mulai sesegukan dan mengusap wajahnya dengan gusar. Seokjin berpikir kemana dia harus mencari luna. Dia bahkan tidak tau apa saja kebiasaan luna, tapi luna tau semua kebiasaan dan kesukaannya. Dia pun menghubungi yoongi dan tepat saat itu terdengar suara seseorang menekan password pintu apartmentnya. Seokjin seketika langsung berdiri, dia yakin jika itu luna, karena tidak ada yang tau password pintu utama selain dirinya dan luna.

"Sayang.. kau-" seokjin langsung membeku di tempatnya berdiri saat melihat sang ibu dan luna masuk bersama kedalam apartment mereka.

"Aigooo anak ini. Paling tidak nyalakan lampunya jin" ucap sang ibu dan meraba dinding untuk mencari sakelar lampu. Dan saat ruangan menjadi terang seokjin melihat luna yang sedang menatapnya juga dengan tatapan penuh kecewa. "Luna.."

"Ya bu.." luna yang pertama kali memutuskan tatapan mereka dan berjalan kearah sang ibu. Seokjin tidak mengerti ada apa ini. Sedangkan luna bersikap seperti tidak terjadi apa-apa. "Masukan semua makanan yang ibu bawa tadi kedalam lemari es, sayang. Bagaimana bisa lemari es kosong begini? Apa benar kalian sedang berumah tangga? Atau jangan-jangan seokjin tidak memberimu uang?" Sang ibu langsung menatap seokjin dengan tajam.

"Bukan begitu bu. Beberapa hari ini aku dan seokjin sangat sibuk, sampai makan dirumah saja kami tidak sempat" ucap luna dengan senyum lebarnya. " tapi berkat ibuku yang baik hati ini lemari es kami jadi terisi penuh lagi. Terimakasih bu" luna lalu mencium pipi sang ibu yang membuat sang ibu sangat senang.

"Kau lihat seokjin. Istrimu sangat bisa mengambil hati mertuanya, bahkan ibu lebih menyayanginya daripada anak ibu sendiri. Luna selalu saja menanyakan keadaan ibu, mengirimkan hadiah untuk ibu. Tapi anak ibu sendiri saja lupa. Ibu beruntung sekali mempunyai menantu seperti luna" sang ibu membelai wajah cantik luna dan luna pun tidak terasa meneteskan air matanya. "Kenapa jadi menangis? Ada apa sayang?"

Luna menggelengkan kepalanya pelan. "Luna hanya rindu ibunya luna bu" dan nyonya lee pun memeluk luna, dan membelai pelan punggung luna yang gemetar.

"Ibu juga ibumu kan? Jika rindu kau bisa menjenguk dan mendoakannya. Jangan menangis lagi, nanti anak ibu jadi tidak cantik lagi" dan mereka pun tertawa bersama. Seokjin yang melihat sang ibu dan istrinya hanya bisa menatap mereka dengan mata yang memerah. Ibunya benar, luna adalah wanita baik, harusnya dia merasa beruntung karena telah mempunyai luna, bukan malah menuduhnya tanpa sebab dan tanpa mendengarkan penjelasannya sama sekali. Bahkan luna sepertinya tidak menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dan luna.

"Ya sudah ibu pulang dulu. Jangan lupa hari minggu kita akan makan siang bersama ya" ucap nyonya lee pada sang menantu.

"Ya bu, nanti luna jemput ibu ya. Ibu hati-hati" luna berniat mengantarkan sampai lobby tapi nyonya lee melarangnya dan menyuruh luna untuk kembali masuk kedalam. Saat sang ibu sudah tidak ada, luna langsung saja masuk kedalam kamarnya, dengan seokjin yang mengikutinya.

"Sayang.. aku ingin bicara" luna hanya diam ditempatnya tanpa bicara dan membalikan tubuhnya. "Aku bersalah. Aku bersalah padamu. Kumohon maafkan aku" seokjin berucap lirih dan suaranya terdengar bergetar.

"Maaf untuk yang mana? Maaf untuk apa?" Luna menghembuskan napas beratnya, sebelum kembali bicara. "Aku bahkan sampai lupa, apa saja yang telah kau perbuat" luna menarik tanganya tapi seokjin memegangnya terlalu erat. "Kau mulai menyakitiku lagi seokjin"

"Maafkan aku atas semuanya. Maafkan aku sayang" seokjin mendekat ke luna tapi luna juga menjauh. "Kumohon... aku-"

"Aku sudah memaafkanmu. Lagipula siapa diriku? Aku hanya jalangmu kan? Bersabarlah sebentar lagi seokjin, karena aku pun sama.." luna memutar tubuhnya dan melihat ke arah seokjin. "Aku pun sama, menahan semuanya dan bersabar hingga waktu itu tiba, maka aku akan dengan sendirinya pergi, dan kau bisa melanjutkan semua yang kau mau" luna pun masuk kedalam kamar mandi setelah mengatakan itu. Dia mengunci pintu kamar mandinya dari dalam. Dan menangis meluapkan semua rasa sakit yang ada.

Seokjin bisa mendengar suara isak tangis luna yang begitu pilu. Sungguh seokjin merasa dirinya emang pria paling berengsek dia tega menyakiti wanita yang dengan tulus telah mencintainya bahkan disaat dia menyakitinya berulang-ulang.

Disaat luna memutuskan untuk mandi seokjin pun keluar kamar luna dan masuk kedalam kamarnya lalu menjawab teleponnya yang kembali berdering.

"Hmmm"

"Seokjin apa luna sudah pulang?" Tanya wina begitu seokjin menjawab telponnya.

"Sudah"

"Oh! Baguslah. Ya udh aku hanya ingin tau luna sudah pulang atau belum. Aku sangat khawatir" lalu wina pun mematikan sambungan telepon itu

Andai saja tadi seokjin tidak menerima tawaran yoona untuk memesan kamar dengan alasan yang terakhir kalinya, setelah mereka tadi selesai makan malam, pasti semua ini tidak akan terjadi. Seokjin terlalu bodoh hingga bisa masuk perangkap yoona berulang kali, tapi seokjin juga tidak tau jika yoona memiliki niat lain.

Seokjin berjalan kearah balkon kamarnya dan mengambil sebatang rokoknya, dia mengamati tanaman yang dulu sering luna rawat. Sekarang sudah layu, seperti akan mati. "Bahkan tanamannya pun tau jika pemiliknya sakit" ucap seokjin pelan. "Tapi aku? Aku bahkan mengabaikan semua rasa sakit yang istriku sendiri rasakan. Kau emang pria brengsek seokjin" seokjin terus berpikir apa yang harus dia lakukan agar luna bisa memaafkannya. Dia harus mencari cara, dan seokjin pun memutuskan untuk kembali masuk kekamarnya dan segera membersihkan dirinya. Setelah itu dia pun keluar kamar dan bertepatan dengan itu luna juga baru saja keluar kamar untuk melihat jjangu.

"Halo.. maaf ibu baru menyapamu" ucap luna membawa jjangu kedalam pelukannya dan duduk diatas sofa ruang tengah lalu memberikan vitamin pada jjangu seperti yang biasanya dia lalukan. Seokjin melihat semua yang luna lakukan, matanya mengikuti setiap gerak luna tanpa terasa dia sudah mendekat pada luna dan memeluknya dari belakang saat luna akan mengambil minum untuk dia bawa kekamar.

"Sayang.. aku tau aku tidak pantas mendapatkan maaf darimu. Tapi aku mohon maafkan aku, aku janji tidak akan mengulanginya kembali" seokjin makin mengeratkan pelukannya pada luna.

"Aku sudah memaafkanmu. Tolong beri aku waktu untuk sendiri seokjin. Tolong beri aku waktu untuk berpikir" seokjin pun merenggangkan pelukan mereka dan memutar tubuh luna agar menghadapnya. Lalu mencium kening luna lama. Hingga ciuaman itu membuat seokjin kembali menangis. Luna hanya diam saja tidak melakukan apapun. Luna hanya diam saja tanpa bertanya apapun.

"Baiklah.. aku akan memberimu waktu. Tapi jangan terlalu lama, karena kau tau kan aku bukan pria yang sabar" dan luna pun hanya mengangguk lalu melepaskan pelukan seokjin dan kembali masuk kedalam kamarnya dan tidak lupa menguncinya dari dalam "bahkan sekarang dia pun mengunci pintu kamarnya" ucap seokjin pada dirinya sendiri.

Seokjin ini gk tau diri ya. Udah dia yang slah, luna minta waktu mlah gk boleh lama² . 

Sayang luna banyak² :*

Ig: __jinwife

My moon - seokjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang