16.

253 7 1
                                    

Note: dibagian dua paragraf akhir bab 15 ada yg ak revisi sedikit, gk ngaruh sih cm dkit doang soalnya. Enjoy, typo bertebaran.

Dan jin pun mengikuti intruksi yang luna berikan. Alangkah terkejutnya seokjin saat memutar video yang luna kirimkan. Dengan tangan yang terus menghapus air matanya seokjin merutuki dirinya sendiri, bagaimana bisa dia sebodoh itu. Hingga saat video itu berganti dengan video luna yang sedang tersenyum kearah kamera dan menyapa jin terlebih dulu. Seokjin pun menarik nafasnya beberapa kali agar lebih lega.

"Hai sayang" luna terlihat tersenyum, dan menghembuskan napasnya pelan sebelum melanjutkan. "Hmmm, maaf ya disaat kau putar video ini aku sudah pergi. Hari ini tepat enam bulan perjanjian kita, ak-aku ingin kita mengakhiri semuanya sampai disini saja. Bukannya aku tidak mencintaimu, tapi justru karena aku sangat sangat dan sangat mencintaimu, maka dari itu aku ingin kita sampai disini saja. Sayang... aku rindu, rindu sekali pada suamiku" luna terlihat menghapus airmatanya dan tersenyum sebelum akhirnya melambaikan tangannya. "Bye sayang, kami mencintaimu dan aku mohon setelah video ini berakhir kau buka amplop putih tadi dan permudah segalanya untuk kita" dan video pun berhenti mempertandakan jika luna sudah selesai dengan pesannya.

Lalu seokjin mengambil amplop putih tadi dan membukanya, dia ingin segera memeriksa apa yang luna tinggalkan untuk dirinya.

"Sayang.. kau?!" Seokjin tidak dapat melanjutkan perkataannya dan hanya bisa menangis lebih kencang lagi saat dia menemukan surat dari pengadilan bahwa luna menggugat cerai dirinya dan surat perjanjian yang ada pada luna. Seokjin emang sudah merobek surat perjanjian itu, tapi yang dia robek adalah miliknya, tidak dengan milik luna. "Ahk! Kumohon sayang.. jangan lakukan ini padaku. Kumohon!" Seokjin terus saja meraung walaupun dia tau luna tidak akan mendengarkan semua ucapannya. Dan tidak akan bisa merubah semua keputusan yang luna ambil.

Sungguh jika bisa seokjin akan mengulang semua waktu yang ada, dia berjanji tidak akan pernah melihat kearah yoona lagi, dia tidak akan menyia-nyiakan istrinya. Tapi.. nasi sudah menjadi bubur, sudah tidak dapat di perbaiki kembali ataupun di ulang. Apalagi saat seokjin teringat bagaimana orang tuanya yang sangat marah padanya dan juga jungkook bahkan sang ibu sampai sekarang masih di rawat dirumah sakit karena terlalu syok dengan apa yang telah anak-anaknya perbuat.

"Ada apa ini? Seokjin?!" Seokjin seketika berhenti di tempatnya.

+

"Ayah.. kumohon, biarkan aku mengejar luna dulu ya, setelah ini aku akan jelaskan pada kalian" seokjin berniat akan berlari kembali tapi suara sang ayah membuatnya kembali berhenti.

"Jika luna pergi dengan cara yang seperti itu, ayah yakin dia tidak akan pernah mau bicara denganmu" tuan lee lalu mendekati seokjin dan memegang bahunya. "Apa yang telah kau perbuat?" Dan pertanyaan sang ayah tidak mampu seokjin jawab.

"Nak.. ada apa? Tadi semua baik-baik saja. Ada apa dengan kalian?" Nyonya lee ikut bertanya dan memalingkan wajahnya saat mendengar suara langkah kaki menuruni tangga dan melihat yoona dan jungkokk turun dari lantai atas. "Yoona, kau disini nak?" Semuanya membuat nyonya dan tuan lee tambah bingung.

"Seokjin! Ada apa?!" Tuan lee kembali membentak anaknya, karena seokjin masih saja diam.

"Ayah.. ayah semua salahku. Aku tidak tahu jika kak seokjin.."

"Aku mengkhianati luna" seokjin memotong perkataan jungkook yang membuat ayah dan ibunya diam dan mencerna ucapan seokjin.

"Apa maksudmu? Berkhianat? Apa?" Tanya nyonya lee yang ikut mendekat kearah seokjin sekarang. "Seokjin.. bagaimana bisa nak?" Nyonya lee kembali sungguh tidak percaya dengan ucapan seokjin.

"Ibu.. kak seokjin seperti itu karena aku. Ayah, aku yang salah karena ku kakak dan kakak ipar sampai harus.." jungkook tidak dapat melanjutkan perkataannya dia sangat malu sekarang.

My moon - seokjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang