14.

228 10 2
                                    

Enjoy. Typo bertebaran tolong abaikan saja. Happy new year. Aku bahagia sekali, kemarin malam dpt pesan dari seokjin.

Luna dan seokjin masih saling tidak menyapa. Seokjin sangat ingin menyapa luna, hanya saja luna yang selalu menghindarinya. Dan seokjin hanya bisa pasrah, karena seokjin sudah berjanji akan memberikan luna waktu untuk dirinya sendiri. Sedari pagi tadi luna sangat sibuk, dia menyiapkan beberapa keperluannya padahal hari ini adalah hari minggu.

"Kau mau kemana? Kenapa banyak barang?" Tanya seokjin penasaran dengan apa yang luna lakukan.

"Ingin bertemu ibu. Aku hanya menyiapkan beberapa hadiah untuk ayah dan ibu" ucap luna lalu kembali fokus dengan barang yang dia masukan kedalam paper bag.

"Tapi, ini banyak sekali jika hanya untuk ibu dan ayah" lanjut seokjin yang masih memperhatikan luna.

"Aku memakai uangku sendiri, jika itu yang kau takutkan"

"Bukan begitu luna, aku hanya penasaran saja" seokjin sudah ikut duduk di atas karpet berbulu, disebelah luna.

"Ada beberapa untuk teman kantorku juga" seokjin memegang tangan luna dengan lembut.

"Luna, sampai kapan kau ingin sendiri? Apa belum cukup waktunya?" Seokjin meremas pelan tangan luna.

"Tunggu sampai besok pulang kerja. Itu batas waktu yang aku perlukan" seokjin tersenyum lalu mencium tangan luna, kali ini luna tidak menghindarinya lagi dan seokjin sangat senang sekali.

"Boleh aku menciummu?" Luna pun mengangguk. Dan seokjin langsung mencium bibir yang sangat dia rindukan. Awalnya hanya menyesap pelan bibir itu tapi makin lama berubah menjadi lumatan yang intens. Air mata luna menetes begitu saja disela ciuaman mereka. Seokjin yang merasakan jika wajah luna basah itu pun menjauhkan sedikit wajahnya dan menghapus air mata luna dengan ibu jarinya.

"Maafkan aku. Maafkan aku, sayang" ucap seokjin.

"Hmmmm. Aku hanya tidak suka saat kau menciumku, tiba-tiba bayangan malam itu saat kau dengan wanita lain.." luna tidak bisa melanjutkan ucapannya.

"Luna.. maafkan aku. Luna..."

"Jika dia masa lalumu aku tidak keberatan. Tapi kau bersamanya saat aku masih menjadi istrimu. Walaupun aku pernah bilang padamu, kau bebas melakukan apa saja, tapi saat melihatmu dengan mata kepalaku sendiri, rasanya... rasanya seperti.."

"Ssttttt aku mohon, maafkan aku. Beri aku kesempatan sekali lagi. Ya.." seokjin memegang kedua tangan luna.

"Seokjin" luna menarik napasnya panjang dan airmatanya pun jatuh semakin banyak seiring dia menghembuskan napasnya dengan pelan.

"Aku mencintaimu, tapi rasa sakit ini semakin menjadi-jadi. Berpura-pura baik-baik saja itu sakit jin, Berpura-pura tidak melihat semua, tidak tau semuanya. Sangat sulit bagiku" seokjin sungguh tidak tau jika luna selama ini mengetahui semuanya.

"Aku sampai tidak lagi mengenali siapa suamiku, aku sampai tidak tau kemana perginya suamiku yang dulu memperlakukanku dengan baik" seokjin memeluk tubuh istrinya dan luna pun melanjutkan perkataannya. "Jika bisa memelih, aku akan memelih kita seperti dulu saja, tidak usah saling mengucapkan kata cinta, tapi kita saling tau jika kita mencintai dan tidak akan saling menyakiti"

"Kita bisa mengulanginya dengan benar sayang. Aku janji, tidak akan ada lagi wanita lain" luna menggelengkan kepalanya. "Jangan seperti itu sayang. Aku sudah tidak bertemu dengan yoona lagi dan tidak akan pernah. Aku janji.."

"Tapi aku sudah tidak sanggup" seokjin menundukkan kepalanya, mencari tatapan mata luna dan saat luna menatapnya, sorot mata itu penuh luka. "Besok malam, aku tunggu sini. Jangan telat pulang nya ya, aku kerumah ibu dulu" luna mencium singkat bibir sang suami dan beranjak dari duduknya, untuk bersiap-siap akan kerumah sang mertua.

My moon - seokjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang