2. Punishment

563 88 29
                                    


✧•••//02\\•••✧


Benak Farrel tiada habisnya mengumpati Wisma. Gara-gara mereka mengaktifkan mode mengamuk Sinzi tadi, kini dirinya harus menanggung beban sendiri sedangkan pemuda itu pergi dan tak mau bertanggung jawab dengan alasan-- mau melahirkan feses lewat alat pembuangan taiknya. Padahal tinggal bilang mau berak aja susah amay.

Farrel mau ikutan ngamuk. Tapi karena yang dihadapi merupakan Sinzi si panas, dalam artian Sinzi si pemarah, ia hanya bisa memupuk sabarnya supaya lebih subur.

Beberapa menit telah berlalu. Kini wajah Farrel telah berubah menjadi begitu ugh waw sebab habis didandani Sinzi.

Darimana asalnya peralatan rias tersebut? Tentu saja merupakan milik seorang Nerissa yang khusus membawa tas dandannya pada hari senin yang cerah nan ceria ini.

Sinzi bertepuk tangan melihat hasil karyanya. Eksperimennya memang tidak pernah gagal. Alias, selalu mantap sistah!

"Nah, sekarang Farrel udah mirip ani-ani. Nanti, kalo cari sugar daddy, spek nya harus kayak Lee Soohyuk, ya?"

Sinzi dan petuah sesatnya memang selalu out of the box, membuat pendengar jadi tak habis pikir seperti Farrel saat ini. Ia mendengus karena kesal.

Tatkala melirik pantulan wajah di cermin kecil, ekspresi masamnya tercetak makin pekat. Ani-ani taik! Ini muka gua udah kayak bencong di lampu merah! Mana pipi merona banget kek abis kena tonjok, batinnya.

Rasa-rasa, ia ingin menangis dan mengadu kepada Tuhan betapa kejamnya Sinzi. Ok, cukup lebay. Tapi, seriusan! Farrel rasanya mau berteriak dan men-dribble bumi!

"Apus ah! Jelek, gincunya tebel banget."

"Ih jangan! Itu hasil makeup nya bagus!" Sinzi mencegah tangan Farrel yang hendak menggosok pipi.

Farrel melotot, marah. "Muka lakik gua udah kayak bencong lo kata bagus?!"

"Bukan muka elo nya yang bagus, hasil make-up nya! Lagian muka lo kalo ga di makeup juga tetep gitu-gitu aja, jelek."

Farrel mendelik tak suka. Wajahnya yang ganteng gini dibilang jelek? Nih human picek pa gimana, sih? sungutnya dalam hati.

Jempol ke bawah untuk Sinzi karena membuat Farrel alias si cowok gant3nk nan aduhai menjadi marah.

"Ga guna emang gua ngomong sama lo."

Sinzi menjawab dengan intonasi kecil dan pelan. "Ya... kan emang kenyataan lo kek jamet."

Percayalah, walaupun suara Sinzi kecil tapi terdengar sampai indera dengar Farrel. "Apa lo bilang?!" tanyanya penuh amarah.

Sinzi ikut tersulut, terbukti dengan dengusan kuat yang ia lakukan. "Lo kek jamet! Farrel jamet!" Tangannya bertelekap sembari memalingkan wajah. "Gue masih sebel ya makanan gue tumpah gara-gara lo sama Wisma."

Terkait makanan jatuh—tadi, saat berlari-lari seperti anjing Helly, Wisma tidak sengaja terjatuh membuat Farrel yang di belakangnya pun ikut nyusruk menghantam bumi.

Farrel menghembuskan nafas jengahnya. Memang ya, tidak ada sesuatu yang sepele jika itu bersangkutan dengan Sinzi. "Yaudah, sekarang lo maunya gimana? Pokoknya, nih muka gue harus lo bersihin! Bisa diketawain gua dempulan begini."

Sinzi mengibaskan rambut, berlagak tidak peduli sama sekali. Lantas, gadis itu melangkah pergi dengan lenggak-lenggok santai yang dibuat-buat bak Kendal Jenner seraya berkata, "Yaudah, biarin aja lo diketawain! Ora urus!"

Sumpah! Dia nyebelin banget! batin Farrel seraya mengepalkan kedua tangan di depan wajah.

Sejurus kemudian, bahkan tidak sampai setengah jam, rayuan dengan makanan pun akhirnya berguna. Sinzi kini sudah duduk cantik di kursi rooftop usai bujukan Farrel melalui pesan. Tentu dengan keikutsertaan Nerissa, Riri, Putra serta Wisma yang sudah kembali dari jadwal melahirkan fesesnya.

Uncanny GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang