9. Sevenfox

317 62 71
                                    

Ia menggigil, keringat dingin juga turut mengaliri pelipis dan sekujur tubuh, suaranya bahkan hampir habis karena sedari tadi berteriak.

Rasanya tercekat.

Segala usaha untuk kabur telah dikerahkan, tapi tetap saja gagal. Caranya diperlakukan sangat tidak manusiawi, membuat ia ketakutan setengah mati.

Sekarang hanya berharap bisa meloloskan diri dari cengkraman begundal mesum di hadapannya, juga terbebas dari situasi menegangkan ini.

"Keliatan kayak loli, bikin gue sange aja padahal nggak ngapa-ngapain. Why you so fucking cute?" Orang jahat itu terkekeh. "Cocok dijadiin bahan coli."

Tangisan tanpa suara sebagai reaksi, air matanya mengalir deras dibarengi isakan kecil tanpa henti.

Benar-benar sesak dan menakutkan.

Obsidiannya melirik sekilas pada sebelah tangan lelaki itu yang tengah memegang ponsel dengan flash kamera menyala. Sebelah lagi dipergunakan untuk membelai bibirnya sekaligus membungkus rahangnya secara kuat, memaksa ia yang menunduk ketakutan untuk mendongak.

Ia ingin menghempaskan wajah karena pipinya terasa kebas, tapi cengkraman itu terlampau kuat mengakibatkan kulitnya yang bersih menjadi merah.

Pemuda itu berdecak saat deringan ponsel mengganggu aktivitasnya. Lantas membalikkan badan dan sedikit menjauh dengan sebelah tangan berusaha melepas ikat pinggang secara tergesa.

Selagi perhatian lelaki itu teralih, si gadis yang baru memasuki usia remaja yang disekap pada gudang merangkak pelan, memanfaatkan waktu sempit tersebut dengan mengambil balok kayu yang tak jauh dari posisinya, mengarahkan benda tersebut untuk menghantam belakang kepala si penjahat.

la mencoba mengendalikan tangannya yang bergetar. Hanya dalam beberapa detik, pukulan cepat dan keras ia layangkan tepat di batang kepala, mengakibatkan ringisan dan raungan kuat pemuda itu yang menggema.

Lelaki itu memegang belakang kepala seraya berbalik cepat. "Sialan lo bangsat!"

Saat dirinya hendak dijangkau, ia dengan cepat memukul tangan pemuda itu. Sehingga saat si pemuda menunduk kesakitan, dia secara gesit memukul lagi pada bagian kepala secara brutal.

Ia kemudian berteriak marah, menggelegar di sekitar ruangan.

Hatinya terasa bergemuruh, semua emosi bercampur aduk.

Untuk menuntaskan amarah yang sebelumnya tertahan oleh ketakutan, pukulan terakhir ia lakukan teramat keras dibarengi oleh tangisan dan teriakan sangat kencang, mengabaikan Iolongan kesakitan pemuda itu yang kini tergeletak jatuh dengan kepala mengeluarkan banyak cairan kental warna merah.

Kaki yang lemas membuat tubuhnya jatuh terduduk pada permukaan lantai. Saat menunduk, ia memandang takut karena bajunya juga ikut terciprat darah.

Sebelum kesadaran menghilang, ia lekas berdiri dan melangkah gontai dengan kondisi masih menangis, meninggalkan seseorang yang bermandikan cairan merah nan amis.


✧•••//09\\•••✧

"Farreeeeeel!!!"

Sinzi menetralkan nafas saat akhirnya tiba di kelas, diikuti Nerissa serta Riri yang berjalan santai di belakang. Tangan kanannya terjulur ke hadapan Farrel, menunjukkan botol kecil minyak kayu putih bertutup hitam.

"Cobain deh!"

Farrel hendak meraihnya, tetapi Sinzi menarik tangan kembali untuk menuangkan sedikit isi botol ke ujung telunjuk.

Uncanny GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang