Kembali pada hari Senin, di mana bagi sekelompok orang akan menganggapnya sebagai hari berisi rutinitas membosankan, sama halnya dengan Sinzi Narvelly—si gadis cantik, imut, lucu, cerdas, ceria, baik hati dan segala aspek positif lainnya juga kurang menyukai rutinitas pada hari tersebut. Namun, kali ini ada sedikit pengecualian, karena Senin ini terasa ‘sedikit’ menantang.
Namun, tidak demikian bagi Nerissa dan Riri. Riri yang biasanya tidak terlalu terganggu dengan hari Senin, kali ini terlihat mengerutkan kening, berusaha menahan diri agar tidak pergi berteduh dari teriknya matahari. Sementara itu, Nerissa yang diapit oleh kedua sahabatnya dengan bendera di tangan, berdiri tegap dengan gaya sedikit canggung.
Jika diperhatikan, dua wajah di antara Trio Maung tampak muram, kontras dengan ekspresi cerah ceria Sinzi.
"Icha, coba liat jepitan beruang gue, ada yang mencong ga?" Sinzi berbisik, melirik Nerissa di sisi kiri dengan ekor mata. Sebagai pengerek bendera, ia merasa tampil cantik paripurna itu harus, karena akan menjadi salah satu titik fokus bersama beberapa petugas upacara lainnya.
"Teu nyaho," Nerissa menjawab jutek. Masih kesel dia tuh! Gara-gara Sinzi tadi, dirinya jadi terseret menangani masalah petugas upacara. Katanya sih gabut. Dan korban gabutnya adalah dia dan Riri! Kebetulan sekali semua petugas pengerek bendera kompak tidak masuk, hingga Sinzi yang bak pahlawan kepagian itu tiba-tiba mengajukan diri dengan Nerissa dan Riri yang digaet tanpa persetujuan.
"Giliran kita! Giliran kita! Senyum kawan-kawan! Kita harus menampilkan yang terbaik biar nanti dipuji."
Nerissa berdecak pelan. Dasar manusia haus pujian! batinnya sambil mendengus kesal.
Berbeda dengan Riri, meskipun keringat dingin sudah mengalir di pelipis, wajahnya tetap menampilkan ekspresi terbaik.
Ketika upacara selesai, semuanya berjalan sesuai harapan. Semua rencana yang sempat dikhawatirkan ternyata berjalan dengan lancar. Tak hanya itu, pembina upacara bahkan memberikan pujian, terutama kepada petugas pengerek bendera yang berhasil menjalankan tugas dengan cukup baik, meskipun persiapan mereka sangat singkat.
Hal menyenangkan lainnya hari ini adalah sekolah dipulangkan lebih cepat, dengan jam pelajaran yang kosong sebagai bonus. Sebagian besar murid memanfaatkan waktu mereka dengan bersantai. Seperti Trio Maung, yang memutuskan untuk tetap di kelas, berniat menghabiskan waktu dengan menggosip sambil ngemil.
"Umumuuu, gue rasa gue udah cocok jadi anggota paskib deh,” celetuk Sinzi, kedua tangannya menangkup wajah sendiri dengan penuh percaya diri.
Riri menimpali, tak lupa menggandeng si gadis perusuh supaya tidak menyeruduk orang, "Gue sebenernya nggak niat ngeledek, Zi. Tapi lo tau kan? Anggota paskib sekolah kita butuh member yang tinggi-tinggi."
Sinzi mendengus tak terima, merasa jengkel akan fakta yang Riri sampaikan. "Huh! Apa-apa harus yang tinggi! Emang gue yang pendek nggak berhak gitu? Orang pendek tetep manusia kali!"
Nerissa yang sedari tadi berusaha sabar seketika menghembuskan nafas letih, menyiapkan diri untuk membandingkan nasib. "Lo jangan ngeluh di depan orang tinggi dong... Jadi tinggi nggak se-istimewa apa yang lo pikir tau. Dikira gampang apa dapet cowo sini yang rata-rata tingginya aja ga nyampe 170?"
Sinzi menyenggol pelan lengan Nerissa. "Icha nggak usah adu nasib kalo idup lo nggak semenyedihkan gue."
Jika momen paling nelangsa yang Sinzi maksud adalah kehabisan sampo dan mencampurkan sisa-sisanya dengan air, maka dia seharusnya lebih bersyukur. Karena tetangga Nerissa bahkan pernah menggunakan sabun cuci piring sebagai sampo sekaligus sabun mandi.
Ia lantas melingkari leher gadis itu, lebih tepatnya memiting. "Ri, ini makhluk yang gue rangkul enaknya dibetot apa gimana? Perasaan, nggak bersyukur banget deh masih dikasih nyawa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncanny Girl
Teen FictionSinzi, si paling jadi Mood booster temen-temennya. Kalo ada yang bilang gitu jangan percaya, hoax itu bro. Mana ada mood booster bawaannya kayak bocah kematian? Suka banget mancing emosi orang lain padahal sendirinya emosian. Tapi ya gitu... namanya...