Bersama mu

10 2 0
                                    

Sejauh apa pun kita, bila cinta sudah tumbuh
Di dalam hati kita, tidak akan ada
Yang bisa memisahkan kita
Sampai kita kemana pun kita tidak akan
Bisa terpisahkan, kecuali dengan
Maut.

(M. El Gibran Al Fatih)


SAYA BERMOHON KEPADA SANG PEMBACA UNTUK MEMBERI SEMANGAT KEPADA AKTOR DENGAN CARA
MENGVOTE DAN KOMENTAR BIAR SAYA MENJADI LEBIH SEMANGAT.

OK ITU SAJA YANG INGIN SAYA SAMPAIKAN TERIMAH KASIH.

✧◝(⁰▿⁰)◜✧

Sekarang Syafira sedang bersiap-siap untuk pergi bersama Sang suami tercintanya.
Syafira yang menggunakan abaya yang berwarna hitam dan pasmina yang melekat di kepalanya yang berwarna hitam.

Kini Syafira sudah selesai mengenai semua kebutuhannya. Syafira menuruni anak tangga satu persatu dan tiba di ruang tamu yang cukup besar.

Sedangkan Gibran yang tengah asik mengobrol dengan Sang Abi di buat mengalihkan pandangan nya ke arah tangga yang barusan saja ada yang turun.

Gibran di buat takjub dengan ciptaan sang maha kuasa yang begitu indah.
Gibran melihat Syafira yang begitu cantik dengan menggunakan abaya yang di kasih oleh dirinya. Rasanya Gibran seperti tidak ingin membawa istrinya keluar dia ingin mengurungkan Sang istri.

"Masyallah, putri ummah cantik sekali,mau kemana nduk?"ucap Novia yang membuat Syafira malu.

"Ini ummah Syafira mau pergi sama mas Gibran ummah"jawabnya.

"Ohhh, mau pergi toh, yaudah hati-hati ya"

"Iya ummah, ummah ada yang mau di titip?"tanya Syafira.

"Gak ada nduk, kamu nikmati saja jalan-jalan kamu dengan suamimu"

"Iya ummah, mas, mas Gibran" ucap Syafira yang memanggil Gibran.

Gibran yang tadi melamun tersadar akan lamunannya.

"I-iya, ada apa Syafira"

"Ihh!, Mas tadi ngajak Syafira jalan-jalan sekarang kok malah bengong sih!"

"Maaf-maaf iya ayo kita pergi keburu sore nanti"yang di anggukan oleh Syafira.

"Ummah, Abah Syafira pergi dulu sama mas Gibran ya assalamualaikum"pamitnya

"Waalaikumsalam, iya hati-hati ya, Gibran bawa mobilnya pelan-pelan"

"Iya ummah, kalau begitu Gibran sama Syafira pamit" ucap Gibran yang di anggukan oleh Abah, ummah.

Gibran menggandeng tangan Syafira dan menuju mobil yang sudah di siapkan oleh Gibran.
Syafira yang hendak membuka pintu mobil terhentikan ketika Gibran memegang tangan Syafira.

"Biar mas aja yang buka pintunya"ujar Gibran tersenyum manis ke Syafira.
Gibran membukakan pintu dan mempersilahkan Syafira masuk.

"Silahkan masuk Humaira ku"Ucap Gibran Yang mempersilahkan Syafira masuk.
Syafira tertawa kecil melihat tingkah suaminya.

"Terimakasih zauji ku"ucap Syafira yang membuat Gibran tersenyum manis.
Gibran berjalan memutar dan masuk kedalam mobil.
Gibran menyalakan mesin mobil dan berjalan.

16.32

Selama perjalanan tidak ada yang berbicara mereka sibuk dengan urusan masing-masing dengan Gibran yang sedang fokus menyetir sedang kan Syafira tengah memperhatikan jalanan sekitar.

Takdir Syafira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang