ngidam

8 0 0
                                    


ما تم قياسه لن يتغير، وما أصبح قدرا سيأتي حتما
“apa yang sudah ditakar tidak akan tertukar,dan apa yang telah menjadi takdir sudah pasti akan hadir”

~gibran.


............

Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, bulan demi bulan, tak terasa sekarang kandungan syafira sudah memasuki bulan ke 6 kehamilannya dan perutnya juga makin membesar.

Banyak hal yang dilewati oleh Gibran yang menghadap kan sifat syafira selama hamil dari yang menangis tiba-tiba dan permintaan yang begitu aneh.
Tapi Gibran bersyukur bisa menuruti permintaan sang istri walaupun ia lelah sekalipun.

Kini syafira dan Gibran tengah bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit untuk mengecek bayi Mereka.
Masalah kuliah Syafira, Gibran meminta kepadanya untuk kuliah secara di rumah saja demi bayi Mereka.

"Mas! Buruan, aku udah gak sabar mas!" Teriak Syafira dari luar kamarnya. sedangkan Gibran tengah bersiap-siap.

"Masya allah sayang... Iya tunggu jangan marah-marah atuh sayang"

"Mass...sih lama"

"Maaf ya"

Setelah lima menit berlalu akhirnya Gibran dan Syafira keluar dari rumah mereka.
Soal waktu puasa dan lebaran syafira puasa tapi banyak dia berbuka Karna dia tidak sanggup mengalami munt'ah pagi atau bisa disebut juga dengan morning skincare nya.

Selama perjalanan syafira menatap keluar jendela mobil Gibran yang fokus ke jalanan sambil memegang tangan Syafira.
Hingga syafira meminta Gibran buat berhenti di Tengah jalan.

"Mas! Mas! Berhenti!" Ucap syafira mendadak. Yang membuat Gibran mengeremnya langsung untung saja di belakang nya tidak ada pengendara lain .

"Kenapa sayang? Kenapa kamu berteriak hm??"

"Itu mas. Syafira mau itu bolehh?"ucap Syafira menunjukkan pohon delima yang berada di perumahan orang lain.

"Boleh tapi kita beli saja ya"

"Mas... Syafira gak mau beli. Syafira mau itu saja mas"

"Huffss.. iya kita nanti ambil ya tapi setelah pulang dari rs ya Maui?"

"He'em mau mas"

"Yasudah"
Setelah itu mobil melaju kembali sampai beberapa menit mereka sampai di rumah sakit yang bernama rumah sakit * KASIH BUNDA* ya Syafira selama hamil selalu disitu hingga nanti ia lahiran.

Mereka masuk kedalam tersebut dan berjalan kearah ruangan dokter Lila.
Dan saat mereka tiba disana bisa dilihat sudah banyak orang yang mengantri untuk diperiksa. Tapi untungnya Gibran sudah memesan pemeriksaan VVIP dia tau kalau bakal mengantri dan ia pun memutuskan untuk pemeriksaan VVIP supaya sang istri tidak lelah.

Syafira masuk kedalam bersama Gibran dan sudah di sambut oleh dokter tersebut..
"Assalamualaikum dok" ucap Syafira dan Gibran.

"Waalaikumsalam Gus, Ning"ucap sang dokter. Gibran dann syafira mengangguk dan masuk kedalam ruangan tersebut.
Setelah mengobrol, akhirnya syafira di persilahkan untuk berbaring di brangkar.

"Ning mari baring disini" ucapnya sambil menunjuk ke brangkar yang terletak di situ.

Syafira mengangguk dan berjalan di bantu oleh Gibran lalu menaiki nya dengan hati-hati.
"Maaf ya Ning saya singkap bajunya sedikit"

"Iya dok gak papa"

Dokter lila menyingkap baju syafira lalu mengoleskan gel pada perut syafira yang buncit dan mengambil alat USG. Dokter Lila menggerakkan alat tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdir Syafira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang