"cinta bukan tentang siapa yang jatuh terlebih dahulu lalu tumbuh, tapi cinta adalah tentang siapa yang memilih jatuh lalu tumbuh meski di jiwa yang rapuh "
- KELOPAK TERAKHIR -
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
~ Happy reading ~
* * *
"Setiap manusia memiliki cara tersendiri dalam mengutarakan rasa sayangnya kepada seseorang"
_Badai selatan maheswara _
¥¥¥
Saat ini pukul 01.58 malam di kediaman maheswara family sepasang suami istri sedang di landa panik saat mengetahui putra bungsu mereka belum pulang sampai selarut ini, keduanya tengah menanti notifikasi balasan pesan yang sudah kesekian kalinya mereka kirimkan ke nomor putranya, serta puluhan panggilan tak terjawab.
Brian-papanya badai sejak tadi sudah memberitahunya tentang Aaruss yang tiba-tiba menghilang tanpa memberi kabar. Anak itu tidak pernah pulang selarut ini sebelumnya dia juga selalu memberi kabar jika memang ada sesuatu yang mendadak, yang harus di lakukan saat itu juga, tapi saat ini jangan kan memberi kabar, bahkan untuk menjawab satu pesan dari badai saja nihil, apalagi Aaruss terbilang sangat efforts jika menyangkut kakak laki-laki nya yang satu ini, rasanya mustahil anak itu mengabaikan pesan darinya jika memang tidak terjadi hal buruk.
Badai dan ocean saat ini sudah berada di dalam istana megah bernuansa putih milik maheswara family, ketika sampai di ruangan utama badai menghampiri kedua orang tuannya dengan keringat yang sudah membanjiri pelipisnya, sebab setelah menerima kabar dari Brian tadi dia di susul ocean langsung bergerak mencari ke setiap tempat yang biasa di kunjungi Aaruss bersama teman-temannya, mereka juga sudah bertanya ke seluruh teman terdekat Aaruss, tapi semuannya mengatakan bahwa malam ini mereka sedang tidak bersamanya.
Langkah anak itu memelan ketika menyadari sarat tak senang yang terpancar jelas dari sorot tegas milik sang papa, namun dia tetap berjalan menghampiri keduannya beniat menyalim tangan mereka,
"Di mana anak saya." Pergerakan badai tertahan saat suara tegas itu menyelinap ke pendengarannya, membuat anak itu merenung sejenak menyadari kalimat Brian yang begitu ringan namun sukses menohok hatinya yang terdalam
Di mana anak papa ya? Hatinya berucap lirih.
perih, tapi bibir pucat miliknya masih sanggup menyunggingkan senyum yang jelas terlihat hambar
"DI MANA ANAK SAYA! KAMU TULI! HAH!!"
"OM BRIAN!!" Pekik ocean ketika di lihatnya Brian menghentak tubuh badai hingga membuatnya sedikit terhuyung tak mampu menahan beban tubuhnya yang semakin melemas, dia hanya ingin mencium punggung tangan pria itu, apa salahnya.
Demi melihat badai yang mulai Limbung ocean sigap menghampirinya untuk membantu anak itu kembali berdiri tegak, sorot nya menatap tajam ke arah Brian