09 • MASA LALU YANG SURAM

63 24 3
                                    

"Andai saja kejadian itu tidak pernah terjadi, mungkin trauma dan rasa takut ini, tak akan pernah menghantui ku terus menerus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Andai saja kejadian itu tidak pernah terjadi, mungkin trauma dan rasa takut ini, tak akan pernah menghantui ku terus menerus."
Tuan putri nya pangeran
_ Naru _

*
*
*

~Happy reading~


Gadis bersurai panjang itu membuka mata perlahan saat angin menerpa lembut kulit wajahnya, sudut bibirnya tertarik sempurna membentuk senyuman paling indah ketika menyadari bahwa dirinya saat ini sedang berdiri di tengah ribuan kuntum mawar putih yang mengeluarkan harum semerbak memanjakan indra penciuman, dia tidak tau siapa yang membawanya ke sini, terakhir yang di ingat nya ketika telapak  tangan seseorang menutup lembut mata itu dan membawanya ke suatu tempat,

Gadis itu menilik dress biru selutut yang di kenakannya saat ini, sangat senada dengan kulit putih susunya, dia melangkah perlahan menelusuri jalan setapak, langit senja menemani gadis  yang di tangannya kini terdapat sekuntum mawar putih, ini baru pertama kalinya dia kembali merasakan kedamaian setelah empat tahun terakhir.

"Naru.. "

Deg..

Jantungnya berdetak dua kali lipat lebih cepat ketika panggilan khusus itu kembali di dengarnya setelah sekian lama, netranya beredar mencari asal suara, namun seketika senyum nya memudar saat tidak menemukan seorang pun manusia kecuali dirinya di sana

"Naru.. Apa kamu tidak merindukan pangeran mu?, mengapa kamu tidak berbalik?, aku di sini, Naru.. "

Sontak penuturan itu memecah renung si gadis yang berdiri membelakangi suara, tubuh nya berbalik cepat, dan benar..

Netranya menemukan sosok pemuda tampan berpakaian rapih tengah tersenyum ke arahnya

Naru mengerutkan alis, sarat keraguan tergambar jelas di wajahnya, dia belum pernah melihat pemuda itu sebelum ini

"Kamu_"

"Benar, Aku sosok yang kamu tunggu selama ini, apa kamu tidak ingin memeluk ku, Aku merindukanmu, tuan putri. "

"Bubuy.. " lirih si gadis dengan netra yang mulai berkaca serta bibir yang bergetar tak percaya, pemuda di depannya mengangguk, kedua tangannya terjulur ke depan saat gadis itu mulai berlari ke arahnya

Keduanya perpelukan sangat erat, melepas rindu yang tertanam dalam jiwa masing-masing, gadis itu memejam ketika si pemuda mengecup lembut pucuk kepalanya lantas tersenyum menatap lekat sorot tenang dari netra pemuda yang sangat ia rindukan

"Kamu kemana aja, hm" tanya gadis itu di sertai isak tangis yang mulai mereda, kepalanya sedikit mendongak ke atas agar bisa melihat wajah pemuda yang lebih tinggi darinya

Pemuda itu tersenyum gemas, tangan nya beralih menghapus lembut sisa air mata di pipi yang seputih susu itu, lantas menangkup pipi gadisnya dengan telapak tangan,

 BAADAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang