05 • PERANG LUMPUR

66 35 17
                                    

¥¥¥

~ Happy reading ~

*
*
*

Sore ini hujan benar-benar membungkus sebagian besar daerah ibu kota, penghuni jalanan begitu sepi, terlihat hanya beberapa pengendara beroda empat yang dengan suka rela menerobos rudal air demi sampai ke rumah lebih cepat, mungkin sebagian dari mereka ingin menikmati momen hujan ini dengan secangkir minuman hangat, bersama keluarga,

Tentunya hal itu di lakukan oleh orang-orang yang jiwa kekeluargaannya tinggi, tidak dengan ke enam remaja yang memiliki jiwa kekeluargaan menyentuh bumi, as sangat minim.

Mereka langsung terjun ke lapangan saat gemuruh dari langit mulai memuntahkan airnya, tidak peduli dengan seragam mereka yang basah dan kotor.

"Terima serangan gue za" pekik akkanu di bawah deras nya hujan, di tangannya sudah ada sebongkah lumpur padat yang siap di luncurkan "kame- kameha!"

Pluk.

Tepat sekali, lumpur itu persis mendarat di dada bidang milik faza, dan jangan kira faza hanya diam, anak itu juga sudah mempersiapkan dua bongkah lumpur dalam genggamannya untuk membalas akkanu

"rasakan pembalasan gue," faza Menyeringai berpikir ekspektasi nya akan sesusai harapan "rasengan... Hiyaaaakk!! " jiwa wibu nya mendadak keluar saat lumpur itu akan di lemparkan

Pluk.

Dan.. Benar saja, ekspetasi nya tidak mengkhianati realita, serangan faza juga mendarat mulus tepat di kening akkanu, anak itu tersentak, kepalanya tertenggak ke belakang karna beban yang tiba-tiba menghujam keningnya.

Belum sempat akkanu menyeimbangkan Pertahanan nya kembali, faza sudah bersiap untuk lemparan ke dua, untung pemuda itu masih sempat berbalik dan segera berlari menghindar sebelum lumpur itu kembali mengenainya, faza juga tak tinggal diam ,"kali ini kau tidak akan selamat dari serangan ku, wahai musuh konoha" faza meniru tokoh anime Jepang  yang sudah di tamatkannya, dan ikut berlari menyusul akkanu dengan dua bongkah lumpur yang siap di melayang kapan saja.

Sedang kan ocean, madevan, Safa dan geanara, aktifitas mereka lebih tenang dan damai di banding kedua bocah yang lain, mereka tengah berusaha membangun istana lumpur di bawah derasnya air yang jatuh, mustahil memang, itu lah sebabnya Safa dan geanara meminta bantuan pada dua teman mereka yang sedang sibuk menggali lubang untuk menciptakan genangan air sebelum nya, namun kegiatan ocean dan madev harus terjeda ketika suara Safa memekik keduannya agar segara menghampiri ke dua gadis yang tengah berjongkok.

Sungguh malang nasib mereka saat ini, sejak beberapa menit yang lalu acean dan madev tidak dapat bergerak sedikit pun dari tempatnya, mereka bertugas berdiri di belakang kedua gadis itu sambil menghalang air hujan dengan seragam nya yang mendadak cosplay jadi tenda, hanya menyisakan kaos polos  dan celana seragam yang melekat di tubuh mereka saat ini

"Taraaa... Lo.. Beneran gak ikut main, seru nih" di tengah kesibukan nya geanara masih sempat memekik ke arah lentera yang tengah duduk sendirian di geladeri sekolah menonton semua aktivitas teman-temannya

Tara menggelang seraya tersenyum menolak ajakan gea, jika saja tadi dia memakai kaos dalam  saat akan berangkat, maka sudah di pastikan dirinya menjadi yang pertama terjun ke lapangan, namun saat ini dengan pakaiannya yang sangat tidak mendukung dia hanya bisa duduk manis kalau tak ingin aset nya menjadi perhatian yang lain,

 BAADAI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang