Aku menggenjot Leo full semalaman sampai enam ronde dengan durasi beda-beda per klimaks. Mungkin cuma enam ronde masih terasa biasa saja bagi orang yang biasa ngeseks makek obat. Tapi aku asli gak pakek obat apa-apa tetap bisa mempertahankan ereksiku lama.
Aku memang maniak Seks, bisa dibilang agak laen soal seks dan ini salahsatu alasanku gak mau macarin siapapun dulu, karena aku gak gampang jatuh cinta sekaligus karena hiperseksu sangat tinggi, yang dikhawatirkan pacarku nanti bakalan tersiksa tanpa aku sengaja.
Karena kelelahan, aku tidurnya kelamaan sampek melewati jam kuliah dan juga saat aku bangun tidur Leo sudah gak ada disampingku. Ku lihat jam saat ini hampir sore. Lanjut ku tengok hape banyak notifikasi chat WA dari Vidi, yaitu om-om yang kudapat dari jejaring apk kencan Gay kemarin.
"Sore Dava, lagi apa? Sibuk gak? apakah kita bisa bertemu?" Chat om-om itu memanggilku dengan nama samaran yang kubuat; Dava.
"Sore juga Om Vidi, boleh om. Mau ketemu jam berapa?" Chatku.
"Sekitar jam 10 malam, apakah Dava bisa?"
"Ya, saya usahakan bisa. Dimana lokasinya Om?"
"Lapangan"
Hah? lapangan? Mau main sepak bola? Gak salah ini om-om? keunikan itu menjadikanku penasaran. Kebetulan aku menggilai sesuatu yang bikin aku penasaran timbang yang udah pasaran. Tentu saja aku langsung menyetujuinya.
Selesai chatan aku beberes mandi dll rencana mau balik ke rumah dulu buat minta duit sama papa Jorim. Soalnya saat ini duit Cash aku gak megang, e-Money seperti di M-Banking, Gopay, Ovo, dana dll saldonya pun sudah limit semua.
Lagipula mau ada rencana pergi ketemuan sama orang masa iya sih aku gak bawa duit sama sekali? Aku belum kerja lagi jadinya gak megang duit sendiri. Adapun duit Cash 100Rb dari Leo tadi.
Alamak aku jadi keingetan dia. Rasa-rasanya aku kayak jahat banget ke dia. Udah mah malak dia, habis itu ku entod pula. Dahlah aku sedih dan ngerasa bersalah banget sama dia, tapi mau gimana lagi? semuanya udah terjadi. Semisal ketemu dia lagi kayak moment semalem, aku pastikan aku gak bakalan melewatkan kesempatan untuk ngentotin dia lebih brutal lagi, hehehe
___
Petang aku otw pulang, sampai dirumah sekitar jam 18:10. Tampang masam sudah kupasang untuk bersiap tatapan sama muka garang-nya papa Jorim.
Spontan tampangku berubah dengan sendirinya menjadi cerah berbunga, Ceria, padang njembrang seumpama malam tiba-tiba berubah menjadi siang ketika yang ngebukain pintu ternyata Om Ravid!
"Hei Dov, baru pulang? kemana saja kamu?"
"Ke hatimu Om" Jayus, mulutku ini bisa-bisanya nyeplos begini.
"Kamu bisa aja deh ngomongnya. Yuk yuk sini masuk duduk sama Om" Om Ravid gak begitu menangapi ucapanku tadi. Dan senyumannya itu loh gemesin banget!
Aku pun duduk berbincang dulu dengan om Ravid pujaan hatiku ini, malam ini dia berpakaian rapi memakai Kemeja motif-motif dan celana bahan khas setelan mau kondangan maupun ke gereja. aroma wangi parfumnya pun terasa dari jarak yang rada jauh.
"Om kok rapi banget begini. Mau kemana? Atau pulang darimana?" Tanyaku.
"Mau---"
"Ngapain pula kau nanya-nanya urusan orang tua" Papa Jorim memotong ucapan om Ravid, datang ke ruang tamu ini.
"Dih," Aku langsung mlengosin mukaku. Lanjut drama ocehan, teguran dll dari papa Jorim yang panjang kali lebar membuatku gak bisa tahan.
"Aaasudahlah pa, iya iya aku tahu kok! gak usahlah ngomong mulu, kalo ada tinggal kasih apa susahnya gak usah pakek ngomel segala" kataku saat sudah kukatakan inti pokok keperluanku, yaitu minta duit.
"Kau sedang meminta atau malak Dov? Kebiasaan kali mulutmu itu"
"Terserah"
Walau debat lumayan panjang karena sifat kami keras VS Keras tapi akhirnya duit berhasil kupegang dengan mulus dari yang Cash maupun non-Cash, Aha!
Setelah duit kupegang, mereka berdua pergi entah kemana. Beginilah pemandangan yang sering kulihat dari zamannya aku masih SMA. Aku heran, hubungan mereka kok bisa langgeng begitu ya?
Sambil menunggu Jam 10 malam tiba, aku bersantai di rumah. Sambil sesekali tengok apk Kencan Gay berharap Rava Online. Tapi tetap saja dia masih gak on.
___
"Halo, om dimana? Saya sudah stay dilokasi" Ucapku via Voice note ketika aku sudah sampai di tempat janjian. Di malam ini dan hampir setiap malam kawasan sekitaran lapangan itu selalu ramai adanya para pedagang kaki lima makek tenda-tenda yang menjual aneka kebutuhan bisa disebut pasar malam tiap malam.
Di lapangannya pun sedang ramai ada konser sementara seperempat dari lapangan itu digunakan untuk tempat taman bermain anak-anak.
Disana aku rada' kepayahan nyari tempat parkiran karena terlalu umpel-umpelan. Dan juga aku semakin penasaran dengan om-om ini kenapa dia ngajakin ketemuan ditempat begini? Sekilas pikirku apakah dia seorang pedagang di pasar malam?
Om Vidi masih belum buka VN-ku, kutunggu sampe sepuluh menit barulah ada balasan.
"Ya, tunggu ya saya sedang dijalan. Di jalan sedang macet banget" katanya.
Tak seberapa lama dia menelponku.
"Saya sudah sampai dilokasi, kamu dibagian sebelah mana?"
"Saya didepan alfamidi om, saya Share_lok ya" jawabku.
Aku keluar mobil melangkah ke pinggir jalan. Alfamidi tempatku singgah lumayan rame dan punya halaman parkir lebih luas dari alfamidi kebanyakan, pengunjungnya pun silih berganti datang dan pergi.
Aku berdiri sambil mengamati motor-motor pengunjung yang datang, dalam pikirku sekarang Om Vidi ini kemungkinan om-om gadun. Sampai akhirnya ponselku berdering telpon dari Om Vidi lagi.
"Saya sudah di alamat yang kamu kirim, kamu dimana?" Katanya.
Lah, dimana dia? Aku sudah mengamati motor-motor sejak tadi tapi ... yang mana ya orangnya?
Mataku mengedar kesekeliling lalu aku melihat seorang cowok turun dari mobil dan dia adalah Om Ravid.
"Penipu kayaknya si om Vidi ini" Pikirku, aku melihat pujaan hatiku berada disana, langsung ku buang jauh-jauh orang bernama Vidi yang ngajak ketemuan gakjelas tadi.
Lalu aku nyemperin om Ravid kesayanganku di halaman parkir sana.
"Hei Om" sapaku.
"Loh, kamu disini Dov?"
"Iya Om, mana papa? Om masih bareng papa kah?" Basa-basiku.
"Papamu sudah pulang ke rumah Dov." Om Ravid menjawab pertanyaanku kayak setengah-setengah lebih banyak sibuk buka hape. Karena dia sibuk buka hape aku ikutan sibuk buka hape.
Dan, kutengoklah hape, banyak Chat dari Om Vidi yang gaje tadi.
"Dava kamu dimana? kenapa masih belum datang? Saya sudah disini, saya laki-laki yang berdiri disebelah mobil Pajero hitam, bersama teman saya laki-laki"
Mak Jleb!
Spontan ku melotot, ini kan ciri-ciri aku sedang berdiri bareng Om Ravid sekarang?
Lalu ... apakah Om Vidi yang mau ngajak ketemuan ini sebenarnya Om Ravid?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dov JB
RandomTentang petualangan hidup Dov, Pria muda yang hipers'ks banyak lobang dijajalnya tapi sebenarnya dia mendambakan lobang papanya yang mana lobang papanya milik papanya. Siapa sangka yang mendambakan dirinya malah jutru anak dari papanya. No Incest. _...