=Slave/bdsm/sejenisnya=
Buat yang tidak menyukai adegan-adegan seperti ini mohon lompati.___
"Saya tuan-mu, terserah saya memanggilmu apa" aku menjawab perkataannya.
Bisa ikut serta menikmati kepunyaan orang lain sensasinya bener-bener memacu adrenalin. Gairah semakin meninggi terlebih laki-laki ini milik papaku sendiri. Hem... Mungkin akan lebih seru lagi jika ngentotin Om Ravid disaat dia sedang tidur disamping papa.
Sekarang aku sudah mengancam dia tetapi dia sendiri bersedia dan juga sempat menggodaku di Lift tadi. Apapun alasannya aku tak peduli, yang jelas aku senang sekali melihat sikap dia pasrah seperti ini.
Setelah pintu sudah kututup kembali, aku lalu membungkuk didepan dia yang masih di posisi Doggy. Mencengkram pipinya dengan tangan kiri sampek mulutnya mengkrot-monyong, sedang tangan kanan kucolok-colokan ke mulut monyongnya dan kucolek-colek dengan jempol.
Jempolku dia caplok, diemut dan dikulum-kulum, rasa hangat, basah dan lembut di jempol nyetrum ke kontol yang langsung bersedut-sedut.
"Kau tadi bilang mau bikin saya ketagihan memiliki anjing sepertimu, sekarang buktikan itu" tantangku sambil ku tarik rantai anjing yang mengikat lehernya menuju sofa.
Aku duduk di sofa itu, dia jongkok di bawahku, meraba, menciumi betis dan membuka sepatuku.
"Baunya nikmat sekali tuan" Dia mengendus-ngendus kaos kakiku sambil menyopotnya pelan-pelan.
"Jilatin sampek bersih"
"Baik Tuan~"
Sslruupphhh... sslruupphhh... telapak Kakiku dia sedot-sedot, jilat-jilat dan jemari kakiku di kulum-kulum.
Mataku memejam, menikmati permainan sambil ku elus-elus kepalanya seperti mengelus-elus kepala anjing peliharaan. Puas menjilati kakiku, dia merangkak ke atas lalu menaruh kepalanya di pahaku dengan manja dan unyu.
Unyu hanya sebuah lambang dari versi mataku yang memandang, pada kenyataannya Fisik dia layaknya Pria pada umumnya. Di usia sudah menginjak 42 dia masih sangat awet muda. Terlebih muka Om Ravid memanglah tampan menawan dan tubuhnya terlihat berbeda dari terakhir aku melihatnya sewaktu SMA.
"Anjing yang pintar" aku angkat kepalanya dari pahaku, kemudian tubuhnya aku telanjangi, ku sisakan celana dalam saja.
Terlihat indah sekali tubuh dia, perbandingan yang kontras dari saat terakhir aku melihatnya. Sekarang menjadi padat, perutnya sixpack dan lengannya cukup berotot. Mungkin selama aku sedang dipenjara om Ravid sering berolah raga.
Selesai aku menelanjangi, lalu kucengkram rambut belakangnya, ditarik sedikit sampai kepala dia mendongak ke atas.
"Aaghhh Tuan, Sakit...Tuan" mulutnya terbuka mengaga, lalu...
Cuh!
Aku meludah di mulutnya kemudian ku susul menyambar mulut dia dengan mulutku, aku melumat bibir dia, ciuman ganas dan basah, liur keluar mengalir di lehernya.
10 menit berciuman, dia mendorong dadaku, dia nampak kelabakan dari ciuman sadis yang kuberikan. Bibirnya merah, sedikit pecah dan keluar sedikit darah mengalir bercampur liur.
"Hssshh haah ssshhh" Dia mendesis perih, memegangi bibirnya yang pecah.
"Kenapa?" Tanyaku sengaja.
Dia menggeleng kepala dan menjawab "Guk, guk, Saya haus Tuan" disertai menjulurkan lidah.
Sorot seringai kulontarkan, sambil Ku lucuti pakaian, Setelah sukses aku telanjang, aku tekan pundak dia sampai dia jongkok seperti anjing lagi dan mulutnya kuogok-ogok lagi dengan jemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dov JB
RandomTentang petualangan hidup Dov, Pria muda yang hipers'ks banyak lobang dijajalnya tapi sebenarnya dia mendambakan lobang papanya yang mana lobang papanya milik papanya. Siapa sangka yang mendambakan dirinya malah jutru anak dari papanya. No Incest. _...