Menghilangkan rasa penasaran, aku diam-diam mencoba misscall nomor om Vidi yang ngajakin ketemuan gajelas tadi. Dan...
Jeng! Jeng! Jeng!
Oh my... demi segala kancut bau punya wiro sableng! Ini beneran gendeng! Om Vidi yang ngajakin ketemuan gaje tadi, ternyata dia beneran om Ravid seksi si pujaan hati!
Tapi... Wait, Why? And why?
Kenapa dia mainan apk kencan Gay? Wapakah... wapakah... dia sedang menghianati papa Jorim?! Atau wapakah.. wapakah...
Akh, Persetan dengan 'Wapakah' atau 'Apakah' bodo amatlah. Toh aku juga kepengen ikut ngerasain dia. Mungkin ini takdir dari langit untuk aku segera beraksi memulai misi! Kalo gak sekarang kapan lagi, kalo gak ada kesempatan begini mau kapan lagi?
Jangan sampek ada kesempatan kulewatkan, jangan sampek aku belajar ilmu pengamblas bumi untuk meluluhlantakkan seisi bumi demi mendapat kesempatan begini lagi. Lah, lah, lah, makin ngawur dah.
Stay karakter Dov, Stay karakter!
"Halo Om.." Aku gak kikuk saat tau ternyata Vidi itu Om Ravid. Aku sengaja geledek dia dengan menunjukkan layar hape didepannya dan menggoyang-goyangkannya.
Om Ravid mematung, tapi gak kayak patung beneran sih. Keliatan dari lututnya gerak-gerak alias gemetar. Lehernya gerak-gerak nelen ludah, dia yang keliatan kikuk setelah tau Dava adalah aku.
Aku tau Om Ravid aslinya penakut tingkat akut, se-nusantara pun tau dia penakut. Eh, nusantara kalo bisa sih gak boleh tau, cukup aku dan papa jorim aja yang tau! Tapi seharusnya sih Papa Jorim diblacklist dari jajaran pengetahuan tentang hidup Om Ravid. Terserah mau gimana bilangnya lah, pokoknya hanya aku yang boleh tau kalo Om Ravid penakut!
"It-itu benar-benar kamu Dov?" Tanya dia dengan wajah kikuknya.
"Ya benar, Dava itu aku Om. Senang bertemu dengan anda ya Om Vidi" jawabku
____________________
The Player begins!
____________________
Aku nyodorin tangan berlagak ngajakin kenalan. Kutengok Om Ravid makin salting, lalu kutarik tangan dia duduk di kursi outdoor Alfamidi, kita ngobrol-ngobrol sambil nyeruput secangkir kopi.
Dengan begini aku bisa menyekakmat om Ravid untuk berbicara terus terang. Walau perjuangan gak gampang karena dia ngeles terus, akhirnya dia pun jujur padaku kalo dia Gay dan memiliki hubungan sama papa Jorim. Dia nanya balik tentang aku gay apa enggak, tentu saja langsung kujawab Aku gay.
Dan selanjutnya skakmat masih terus aku ulang-ulang demi kepentingan pribadi yang menguntungkan. Apakah itu...
Dibilang ahli debat, enggak kok. Ahli mengintrogasipun enggak dan ahli membaca situasi pun enggak. Tapi faktanya aku lumayan pro semuanya terutama soal akal-mengakal alias ngakalin, hehe
"Lalu... Apa yang kamu inginkan Dov?" Ucap dia dengan tampang random, keliatan sedih, nyesel, takut, tapi kenapa makin keliatan imut banget ya?
"Mudah kok, aku cuma mau terbukti kata-kata om yang ini" jawabku sambil nyodorin hape.
Jujurly cara ngakalin versiku bisa dibilang ngelunjak banget sih, tapi mau gimana lagi aku udah pengen banget sejak jaman bahela. Jadi ya begini deh akhirnya main ngakal-ngakalin hehe. Yaitu... Aku menunjukkan riwayat Chat dengan dia kemarin malam yang membahas soal seks. Didalam chat itu kata-kata om Ravid sangat menantang, yaitu dia akan bersedia dijadikan anjing olehku saat pertama ketemuan denganku.
Edan kan?
Seru kan?
Siapa yang bakalan bisa nolak?
Siapa yang gabakalan sange?
"Tapi Dov..."
"Tapi apa?"
"Om takut ketahuan sama papa kamu"
"Kenapa Om harus takut? Emangnya papa ikutan Nonton? Enggak kan?"
"Ya papamu gak bisa nonton sih"
"Itu makanya, Om Gak usah takut. Toh, anjing hanya boleh takut sama tuannya dan harus nurut sama Tuan-nya"
"Tapi kamu serius? om kan Oom kamu Dov" dia kayak ngerasa gak PeDe.
"Yang bilang oom si om-nya pak ujang siapa om? Dahdeh pokoknya... kalo sampek om mengingkari janji, Papa Jorim bakalan tahu semua ini" ancamku.
"Jangan Dov, om mohon jangan sampai papamu tahu soal ini"
"Kalo gitu, mulai sekarang om harus nurut menjadi anjingku, oke?"
___
Sesuai perjanjian di Chatting, kalo pertama ketemu, dia mau dijadikan anjing, auto gasak dong!
Otw
Sampai Apartement yang dituju kita masuk Lift menuju lantai 10. Didalam Lift cuma kita berdua, gak kusangka Om Ravid mendekat padaku saat baru masuk Lift, dia lalu berbisik di telingaku
"Om yakin, kamu akan ketagihan memiliki anjing seperti Om"
Widiiiiih, kontolku spontan bersedut mendengar itu, bisikan itu dan sentuhan binalnya itu Sungguh-sungguh seperti aliran listrik yang mengalir ke kontolku.
Sumpah aku masih belum percaya aku beneran sedang ama pujaan hatiku kah? Atau sedang bermimpi?
Saat pintu Lift terbuka aku melangkah lebih dulu, padahal aku yang harusnya mengikuti dia, lalu kuhentikan langkah saat berada depan pintu.
"Pintu kamarnya yang ini ya om?" Ucapku basa-basi, menoleh ke belakang. Rupanya dia sudah diposisi doggy sambil nyodorin rantai anjing.
"Ya, N200018991N, oh ya pakein ini dong di leher om" Om Ravid menyebutkan kode pintu kamar sambil memintaku memakaikan rantai itu di lehernya.
Aku pun makein, selagi kupakein kalung, dia-nya ngendus-ngendus betisku, menjilat sampai ke sepatu.
Uhhh gila, ini gila, sensasinya~ ahhh bikin aku pengen ngelakuin hal yang super gila ke dia! Setelah pintu dibuka kutariklah rantai itu dan membawanya ke dalam kamar seperti menarik anjing peliharaan.
"Go Puss... sini puss..."
"Kok 'Pus' Tuan?" Protesnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dov JB
DiversosTentang petualangan hidup Dov, Pria muda yang hipers'ks banyak lobang dijajalnya tapi sebenarnya dia mendambakan lobang papanya yang mana lobang papanya milik papanya. Siapa sangka yang mendambakan dirinya malah jutru anak dari papanya. No Incest. _...
