Belakangan ini Geto merasa [Name] tengah menghindarinya. Sejak ia melamarnya minggu lalu, wanita itu terlihat seperti menghindarinya. Geto berasumsi bahwa [Name] tidak menyukai lamaran hari itu.
"Tunggu, memangnya dia siapa berani tidak menyukainya? Bagaimana pun dia harus menerimanya."
Geto mengepalkan tangan. Dirinya sangat marah saat ini. Ia memutuskan untuk mencari [Name] dan meminta penjelasan atas sikapnya. Namun, kemana pun mencari, ia tak menemukan wanita itu.
Ia bertanya pada beberapa orang dan mereka berkata bahwa [Name] keluar bersama si kembar. Geto pun segera menyusulnya. Dengan kekuatannya, ia segera melacak energi kutukan dari si kembar.
Geto menemukan ketiganya sedang berkumpul di tepi jalan. Tanpa basa-basi ia langsung menghampiri mereka dan menarik tangan milik [Name]. Tak peduli dengan teriakan si kembar di belakang.
Wanita itu sendiri diam saja saat ditarik. Namun, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya. Geto yang heran langsung membalikkan badan. Ia terkejut melihat wanita itu yang menampakkan ekspresi ketakutan.
Apa ini? Sekarang dia takut padaku?
"[Name], a-" Ucapan Geto terhenti lantaran [Name] yang tiba-tiba melepas tangannya. Wanita itu mundur beberapa langkah. Geto dapat melihat tubuhnya yang gemetar.
"Kenapa kau setakut itu? Memangnya aku melakukan apa padamu?"
[Name] tidak menjawab. Ia memandang Geto dengan ekspresi cemas. Wanita itu lalu kembali mendekat dan menggenggam tangan Geto lagi. "Tidak, tidak. Kenapa seperti ini?" [Name] bergumam pelan. Tapi Geto masih dapat mendengarnya.
"Apa maksudnya itu?"
[Name] tidak menjawabnya. Ia mengeratkan genggaman tangannya lalu mendongak menatap Geto. "Jangan lakukan itu, Suguru-san. Jangan pergi ke sana." Kening Geto mengkerut. Bingung dengan maksud ucapan [Name].
"Apa maksudmu, [Name]? Aku tidak mengerti."
"Jangan lakukan, Suguru-san." Kembali, [Name] mengulangi ucapan yang sama. Geto makin dibuat bingung karenanya. Ia berusaha memikirkan hal apa yang dimaksud wanita itu.
Apa maksudnya adalah pernikahan?
Tiba-tiba Geto merasa kesal. Sebegitu tidak inginnya [Name] menikah dengannya. Padahal mereka sudah menjalin hubungan yang cukup serius untuk masuk ke tahap pernikahan.
Geto ingin mengucapkan sesuatu, namun [Name] bersuara lebih dulu. Dan ucapannya membuat pria itu tersentak.
"Jangan lakukan hyakki yako."
Geto tertegun. Bagaimana [Name] bisa tahu tentang hal itu? Ia tidak pernah memberitahu apapun tentang rencana mereka padanya karena takut wanita itu akan khawatir. Dirinya pun sudah melarang siapapun memberitahu [Name] tentang hal itu. Namun sepertinya ada yang tetap membocorkannya.
"Siapa yang beritahu padamu?" [Name] lagi-lagi tidak menjawab. "Katakan, [Name]! Apa anak-anak yang beritahu?" [Name] menggeleng pelan. Geto bisa melihat mata wanita itu yang mulai berair.
"Jangan lakukan itu, kumohon." Melihat [Name] yang seperti itu, seluruh kemarahannya sebelumnya luntur seketika. Ia menarik lengan wanita itu dan memeluknya.
"[Name], aku tidak tahu darimana kau mendengar tentang itu. Tapi jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja." [Name] meremat kain baju milik Geto. Ucapan pria itu tidak mengurangi rasa cemasnya.
"Tidak, itu terlalu berbahaya. Tolong jangan lakukan, Suguru-san. Tetaplah bersamaku." [Name] berucap dengan suara parau. Geto yang mendengarnya ikut merasa cemas. Itu adalah yang pertama kalinya ia melihat [Name] menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
<HIATUS> Come With Me || Geto Suguru
FanficAku tak pernah menyangka akan terlibat dengan orang seperti dirinya. Aku tak pernah menyangka bahwa tindakanku menyelematkan anak-anak itu akan membawaku padanya. Orang paling keji yang pernah kutemui. Dia menganggap manusia yang berbeda dengan dir...