Happy Reading!
__________________________
"Vicky!."
Vicky menghentikan langkah kakinya, Vicky menoleh kebelakang melihat cewek yang memanggilnya. Gadis itu berlari mendekati Vicky dengan senyuman di wajahnya.
"Kenapa?," tanya Vicky setelah cewek itu sampai di depan nya.
"Vicky aku mau ngomong ...." Cewek itu sepertinya ragu ragu untuk mengungkapkan isi hati nya.
"Ngomong aja."
"Kamu tau 'kan, aku tuh cinta banget sama kamu, apa kamu juga ada perasaan sama aku?."
Vicky menghela nafas panjang, lalu menatap wajah si cewek.
"Lia, gue udah bilang dari dulu gue ga suka sama lo dan ga akan pernah, jadi berhenti berharap."
"Karna lo cuma teman bagi gue," ketus Vicky.
Deg
Teman.
Lia tersenyum paksa, meskipun hati nya begitu sakit mendengar perkataan laki laki yang ia cintai. Yah walaupun dia sudah sering mendengar perkataan itu berulang kali namun tetap saja hati nya sakit.
"Kenapa kamu ga pernah terima perasaan aku? Kenapa?."
"Aku udah ngasih semua yang kamu mau, aku selalu ada untuk kamu, aku kurang apa Vicky?," ucap Cewek itu dengan suara bergetar, menahan air matanya agar ia tidak menangis di tempat ini.
"Lo itu sempurna Lia, lo cantik, pinter, baik, gue sayang sama lo hanya sebagai teman ...."
"Dan lo ga bisa maksa gue buat mencintai lo seperti lo cinta gue ...."ucap Vicky sebelum berlalu meninggalkan Lia yang sudah tak sanggup menahan air mata nya. Cewek itu menangis.
"Gadis yang malang."
--------------------
Hoaaam
Salika menguap, ia baru bangun dari tidur nyenyaknya. Salika mencari keberadaan Jovita, tapi Jovita tak ada di kamar itu, bahkan tempat tidurnya sudah rapi, mungkin Jovita sedang mandi atau makan di bawah, pikir Salika.
Salika duduk di atas ranjangnya, ia meraih ponsel diatas nakas, saat menyalakan ponselnya mata Salika langsung melotot.
"Whatt!? Udah jam tujuh!?"
Salika berlari ke kamar mandi dengan terburu buru. Tak sampai lima menit Salika sudah menuruni tangga dengan memakai seragam sekolahnya.
"Bi yang lain udah berangkat dari tadi?"
"Iya Non, udah dari tadi Non Jovita sama Non Agnesia berangkat,"
"Yaudah Salika berangkat dulu ya Bi,"
"Eh ga makan dulu?"
"Nanti makan di kantin,"
Salika segera memakai sepatunya dan menaiki motornya yang biasa ia pakai ke sekolah. Salika ngebut karena jarak sekolah dan rumahnya sangat jauh.
Setelah sampai di sekolah Salika berhenti di depan gerbang sekolah sudah tertutup dan di jaga oleh satpam sekolah, Pak Asep namanya.
"Waduh kok bisa telat sih neng?."
"Pak, tolong buka gerbangnya," pinta Salika.
"Waduh ga bisa, kan kamu sudah telat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Sister
Fiksi RemajaTransmigrasi? Satu kata yang tak pernah terpikir oleh Lika, Novita, dan Agnes. Namun bagaimana jika ketiga gadis ini bertransmigrasi?? Berawal dari kejadian tak terduga yang membuat mereka tak sadarkan diri dan saat terbangun mereka sudah berada di...