21. Humiliated

3 1 0
                                    

Setelah Noya bercerita bahwa ia menyukai Hessen, jadi hari ini, Noya menjemput ketiga temannya itu untuk pergi ke sekolah Hessen

Di mobil

"Abang masuk sekolah ga Kak Sean?" Tanya Noya

"Engga, dia lagi kecapean katanya, jadi istirahat di apartemen sekalian temenin Nada yang lagi rawat jalan tipes, sambil di infus" ucap Seanna

"Kasihan" ucap Noya

"Udah sampe Non" ucap sang supir

"Ayo turun" ajak Noya

Di lapangan

"Noya, gue ga yakin deh" ucap Reana ragu

"Gapapa kok, Noya sering kasih makanan buat Kak Hessen" ucap Noya

"Kak Hessen!" Panggil Noya berlari menghampiri Rassya, namun,

Bruk!

"Aw!" Rintih Noya kesakitan karena terjatuh

"Noya!" Panggil Seanna, Reana, dan Saskia panik dan menghampiri gadis itu karena takut menangis

"Sakit ga? Ayo obatin aja dulu" ajak Seanna

"Iya Noya, ayo ke mobil dulu yu" ajak Saskia

"Jangan nangis ya, ga lama kok sakitnya" ucap Reana

"Engga, Noya ga boleh nangis! Noya harus berdiri!" Ucap Noya di dalam hatinya lalu berdiri

"Noya! Obatin dulu takut infeksi!" Panggil Reana

"Gapapa kok, ga sakit ayo temenin" ajak Noya

"Kak Hessen!" Panggil Noya

"Ngapain sih tuh bocah tolol nyamperin gue lagi?" Gumam Rassya dalam hatinya

"Ngapain lo ngikutin gue lagi?" Tanya Hessen

"Liat, hari ini Noya masak 4 sehat 5 sempurna buat Kakak" ucap Noya semangat

"Gue ga pernah mau makan masakan lo! Kan gue udah bilang! Kok lo ga denger sih?!" Ucap Hessen mulai emosi

"Ini enak loh, coba dulu" ucap Noya

"Gue ga mau! Kok lo maksa terus sih?!" Tolak Hessen

"Biasa aja dong!" Ucap Reana

"Coba dulu, nanti suka kok" paksa Noya

PLAK!

BRUG!

"A-aw" ringis Noya

"NOYA!" Panggil Seanna, Reana, dan Saskia segera menghampiri Noya dan membantunya berdiri

"HEH, APA MAKSUD LO NAM--" Ucapan Reana terpotong

"B-bentar Kak" ucap Noya berdiri sendir

"Bentar apa sih Noya?! Lo itu udah di tampar sama dia!" Ucap Reana tak terima

"B-bentar, N-noya mau ngomong s-sebentar sama Kak H-hessen" ucap Noya dengan suara gemetar ketakutan

"K-kenapa Kakak tampar Noya kaya gitu?" Tanya Noya berkaca kaca

"HA?! LO NANYA KENAPA GUE NAMPAR LO KAYA GITU?! LO MASIH BISA NANYA?! LO GA BISA PEKA KALO GUE TUH RISIH SAMA LO DI KAYA GITUIN?!" Bentak Hessen kepada Noya

"JANGAN NYOLOT DONG! DIA CEWEK!" Ucap Reana membela Noya

"T-tapi Kakak ga pernah bilang sama Noya kalo Kakak risih" ucap Noya menunduk sambil memegang pipinya yang merah

"EMANG DASAR YA, LO ITU EMANG TOLOL DAN BEGO! MASA UDAH GUE KASIH KODE KALO GUE ITU RISIH, LO GA PEKA SAMA SEKALI!"

"Noya ga ngerti, Noya ga tau peka itu apa" ucap Noya

"MAKANYA KALO LO BELUM NGERTI SOAL PERCINTAAN, GA USAH NGEDEKETIN GUE DULU!"

"M-maaf.." ucap Noya mulai terisak

"Dasar lo, cewek gampangan!" Umpat Hessen lalu mendorong Noya hingga terjatuh lagi

"HESSEN!" Bentak Reana

"APA?!" Jawab Hessena belagu

"Noya ga tau. Noya cuman mau Kakak nerima satu kali aja. Udah itu kalo Kakak bilang baik baik sama Noya, Noya ga akan kasih Kakak makanan lagi" ucap Noya berusaha berdiri dan menangis sambil tertunduk

"KAN PAPA YANG SUKA NERIMA MAKANAN DARI LO! KENAPA LO MASIH NGASIH?! ITUKAN SAMA AJA KALO GUE GA SUKA SAMA LO!"

"Kan Kakak ga ngomong. Lagian kan yang nerima Papanya Kakak, bukan Kakak, makanya Noya masih suka ngasih"

"EMANG TOLOL MENDARAH DAGING YA LO!"

"Maafin Noya" ucap Noya berlari ke mobil

"Noya!" Panggil Seanna mengejar gadis itu

"Udah lo ngomongnya?" Tanya Reana menarik tangan Hessen

"Lo ngapain masih di sini? Mau ngebela bocah tolol itu juga?" Tanya Hessen

"Udah lo ngomongnya?" Tanya Ratu menghempas tangan Hessen dan bersedekap dada

"Udah, ayo cepet lo bela dia biar gue buka lebar lebar kuping gue" titah Hessen

"KELUARIN AJA BACOT LO BANCI! KALO DI TANYA ITU JAWAB GOBLOK! EMANG DASAR BANCI! DI TANYA GITU DOANG GA JAWAB!"

"UDAH TOLOL! LO GA LIAT GUE DIEM DARI TADI?!"

"EMANG TAI YA COWOK KAYA LO ITU! DASAR BANCI! PECUNDANG! ORANG GOBLOK! TOLOL! NGAPAIN SIH LO HIDUP?!" Umpat Rea benar benar emosi, sambil beradu mulut, ia mendorong dorong Hessen hingga tersungkur. Karena sekecil apapun tubuh orang, ketika marah ia akan semakin kuat

"Re, udah Re, malu di liatin" ucap Saskia menenangkan Reana

"BIARIN! GA PEDULI GUE! LIAT YA LO SEMUA TEMENNYA HESSEN! KALO PERLU VIDEOIN AJA GAPAPA! GUE GA PEDULI! YANG GUE PEDULIIN SEKARANG, CUMAN PERASAAN NOYA YANG HABIS DI TAMPAR SAMA BANCI TOLOL BIN GOBLOK INI! GA PEDULI GUE MAU GUE DI LAPORIN GARA GARA NGOMONG KASAR DI SEKOLAH ORANG, MAU GUE DI PANGGIL, DI KELUARIN, GUE GA PEDULI! YANG PENTING DENGAN KATA KATA GUE INI LO BISA MERENUNG DAN MALU SEUMUR HIDUP LO, UDAH BERANI NAMPAR ANAK ORANG! DASAR COWOK TOLOL GOBLOK ANJING LO HESSEN!!!" Ucap Reana panjang lebar tanpa malu di lihat oleh seluruh siswa di sekolah ini

PLAK!

"REAN!" Panggil Saskia panik dan langsung membangunkan Rea yang di tampar hingga jatuh oleh Hessen

"Dasar lo cewek ga berpendidikan! Ga di ajarin sama orang tua lo cara ngomong yang baik?! Apa lagi lo cewek! Dasar ga punya malu!" Ucap Hessen

"GUE GA BERPENDIDIKAN?! NGACA GOBLOK! SIAPA YANG GA BERPENDIDIKAN SEENAKNYA BAWA BAWA KELUARGA! LO MAU GUE BAWA BAWA JUGA KELUARGA LO?! LO MAU GUE ROASTING JUGA?!" Ancam Reana

"Sok tahu tentang keluarga gue lo" ucap Hessen meremehkan Reana

"HA?! LO PIKIR GUE GA TAU?! Sini gue bisikin" ucap Ratu menarik lengan Hessen dan mendekat ke telinganya

"Gue tau ya, ibu lo udah ga ada waktu umur lo 9 tahun gara gara stress ngadepin bapak lo yang selingkuh sampe selingkuhannya hamil, lo kira gue ga tau lo jadi pendiem gara gara itu?!" Tanya Reana sambil berbisik

"SIALAN LO CEWEK GILA!" Ucap Hessen semakin emosi

Liam yang mendengar kegaduhan dari lapangan pun, segera pergi ke sana dan terkejut melihat kekasihnya itu

"Re, lo kenapa? Lo ngapain?" Tanya Liam panik namun tidak di anggap

"APA?! MALU LO?! TAKUT LO?! GUE MASIH BAIK DAN BERPENDIDIKAN GA TERIAK TERIAK KAYA GINI NGOMONGIN TENTANG KELUARGA LO!" Ucap Reana

BUGH!

"REA!" Teriak Liam terkejut

•••

Sean for LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang