26. Hessen & Minimarket

3 1 0
                                    

Sementara itu, kini Noya tengah berbelanja sendiri di minimarket dekat apartemen El

"Noya harus beli apa?" Gumamnya kesal sendiri karena sudah berputar selama 15 menit, namun ia tak ada gairah untuk membeli atau mengambil suatu barang apapun

BRUK!

"Aduh! Maaf maaf! Noya ga sengaja!" Ucap Noya panik karena telah menabrak seseorang karena melamun terus

"Mm.. K-kak Hessen?" Gumamnya terkejut

"Lo tuh ya?! Emang ga pernah becus dan fokus! Jalan aja masih ga bener! Udah berani beraninya suka sama gue!" Ucap Hessen emosi

"M-maaf, Noya ga sengaja" ucap Noya menunduk

"Awas! Gue mau lewat!" Usir Hessen

"I-iya" ucap Noya menurut, namun, ketika ia ingin pergi ke kanan, Hessen ke kanan, ketika ia ke kiri, Hessen pun ke kiri

"AWAS GOBLOK! LO NGALANIN JALAN GUE TOLOL!" Umpat Hessen membuat Noya tersentak dan menutup wajahnya

BRUG!

"LO KALO GUE BILANG AWAS, YA AWAS TOLOL!" Ucap Hessen mendorong gadis itu hingga menangis

"Kak.. Maaf, Noya ga sengaja nabrak Kakak" ucap Noya menutup wajah karena ketakutan, untung saja karena hujan, hanya sedikit yang pergi ke minimarket, dan untungnya tidak ada yang melihat kejadian tersebut, kecuali CCTV

"APA SIH LO?! MINGGIR!" Titah Hessen  mendorong Noya lalu pergi ke kasir

"Dek, kenapa Dek?" Tanya seorang paruh baya yang menggendong anak kecil bersama suaminya

"Maafin Noya! Noya ga sengaja!" Isak Noya semakin histeris

"Pah, tolongin Pah, kasian dia" titah Ibu tersebut

"Iya Dek, ayo sini Bapak bantu ya, ayo berdiri" ajak sang Bapak memegang tangan Aqeela

"JANGAN DI PUKUL LAGI! UDAH KAK HESSEN! JANGAN DI PUKUL LAGI! SAKIT!" Teriak Noya menolak sang Bapak

"Hessen? Siapa? Engga Dek, ini bukan Hessen. Ayo Bapak bantu ya, berdiri dulu" titah sang Bapak

Setelah di bantu oleh Bapak tersebut untuk berdiri, kini Noya tengah duduk di kursi yang di sediakan minimarket tersebut, sambil di temani sepasang suami istri tadi dan penjaga kasir untuk di tenangkan

"Kenapa? Ayo bilang sama saya" ucap sang penjaga kasir, Elmita

"Noya mau pulang.." isak Noya

"Gimana dari CCTV Jo?" Tanya Elmi kepada Jovan penjaga kasir yang lain

"Itu cowok tadi yang beli boba del monte, ngedorong dia" jawab Jovan

"Ouh, pantesan wajahnya kerung gitu" ucap Elmi

"Cowok zaman sekarang, pada ga ngehargain cewek" ucap ibu ibu yang tadi

"Kamu anaknya Pak Daren ya? Yang punya PT. Erzana kan? Yang punya perusahaan Properti kan?" Tanya Jovan, dan Noya pun mengangguk

"Itu ada apa ngumpul ngumpul gitu?" Gumam Liam melepas jas hujannya

"Ya udah lah, gue juga harus buru buru beli obatnya" ucap Liam segera masuk untuk membeli barang yang ia butuhkan, namun, ketika ia akan membayar, tak ada satupun penjaga kasir di sana, jadi ia memanggilnya dulu kembali keluar

"Teh, ini saya mau bayar" ucap Liam

"Oh iya. Bentar ya Jov, Bu, Pak" pamit Elmi

"Iya" ucap mereka

Di kasir

"Kenapa Mba itu dia?" Tanya Liam sambil mengambil uangnya

"Itu, tadi dia di dorong sampe jatoh di belakang, terus kaya histeris gitu, makanya lagi di tenangin" jawab Elmi

"Ouh, orang sini?" Tanya Liam lagi

"Engga, itu anaknya yang punya PT. Erzana, siapa sih.. Noya Noya gitu kalo ga salah namanya" ucap Elmi

"Noya.. Mezara Anoya Erzana bukan?" Tanya Liam panik

"Iya kayanya" ucap Elmi

"Berapa totalnya?" Tanya Liam

"19.800 Kak" jawab Elmi

"Nih, ambil aja kembaliannya" titah Kiesha memberi uang 50.000 dan segera keluar untuk melihat Noya

"Noya!" Panggil Liam

"Kak Liam.." tangis Noya pecah setelah refleks berlari dan memeluk Liam

"Lo kenapa nangis?" Tanya Liam membalas pelukan adik temannya itu

"Noya takut" ucap ucap Noya

"Ini, tadi di liat dari CCTV mah, adek ini di dorong dua kali sama cowok, kalo kata dia namanya Hessen" ucap ibu ibu tadi

"Videonya kirimin ke HP saya, nih" titah Liam memberi HP nya ke Jovan

"Iya Kak, bentar" ucap Jovan berlari ke dalam minimarket. Hingga tak lama kemudian, ia datang kembali dan memberikan HP Liam kembali

"Ayo ke apartemen . Makasih ya Pak, Bu, Teh, Jov, saya sama Noya pulang dulu" pamit Liam

"Iya, hati hati ya. Nanti lagi, lebih baik di anter aja" saran sang Bapak

"Iya Pak, makasih ya. Mari" ucap Liam

Di apartemen

"El" panggil Liam dari luar

Ceklek

"Dah balik lo da-- kok bareng Noya?" Tanya El

"Abang!" Tangis Noya kembali pecah ketika melihat kakaknya itu

"Lo kenapa lagi Noya? Ayo masuk dulu" Tanya El panik membawa adiknya yang menangis itu ke dalam sambil menggendongnya

"Noya? Noya kenapa?" Tanya Sean panik segera menghampiri suaminya

"Lo apain Noya Liam?!" Tanya Rea tak ramah

"Eh, bukan sama gue jancok! Nih liat!" Ucap Liam memperlihatkan sebuah video

"Goblok ya tuh cowok!" Umpat Rea

"Kenapa lo di gituin Noya?" Tanya El

"Tadi Noya kesel sendiri soalnya bingung mau beli apa. Terus Noya ga sengaja nabrak dia. Dianya marah" ucap Noya

"Bener bener ya si Hessen. Udah ga usah nangis, nanti gue marahin dia" ucap El tetap memeluk adiknya itu

21.00

"Kenapa Kak Noya belum dateng juga ya?" Gumam Nada, karena telah bermain sangat lama, namun, Noya tak kunjung datang

"Mungkin jalannya macet" ucap Airon

"Nada ngantuk" ucap Nada

"Ya udah ayo bobo" ajak Airon menarik selimut

"Tapi, Nada takut ada hantu. Kemalin, Nada sama Alo Palis nonton hantu! Telus hantunya ada pas lagi hujan" ucap Nada ketakutan

"Kan ada aku, kalo ada hantunya, bilang sama aku, biar kita lawan bareng bareng" ucap Airon

"Tapi pegangin tangan Nada" pinta Nada

"Iya"

Pagi⛅

"Ailon, bangun ih, udah pagi" ucap Nada mengguncangkan tubuh Airon

"Apa?" Tanya Airon membalikan badannya

"ONTY MAMIH! AILON BELUM BANGUN!" Teriak Nada mengadu kepada Sandy

Ceklek

"Heh, mandi cepetan bentar lagi kita berangkat" titah Rea

"Nih Onty Lea, Ailon ga mau bangun, padahal Nada udah bangunin" ucap Nada

"Bangun bangun, cepetan mandi sana!" Titah Rea

"Mandi baleng?" Tanya Nada

"Sini gue mandiin kalian" ucap Rea menggandeng mereka ke kamar mandi yang ada

•••

Sean for LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang