BAB [6]

38 12 5
                                    

Annyeongggg

Apa kabar??

Aku lagi ga enak badan😁😁

Ramein setiap paragraf dan janlup votenya sebagai obat penawar😁😁


-HAPPY READING-

*****

"Setiap tindakan pasti ada balasan nya." Ucap clara lalu bangkit dari jongkoknya.

Telapak tangan yg ia gunakan sebagai tumpuan untuk menyeimbangkan jongkoknya tadi memerah akibat tertekan cukup lama dengan pasir kasar dilantai tersebut.

Clara menepuk nepuk kan kedua telapak tangannya seperti bertepuk tangan untuk menghilangkan pasir yg menempel pada telapak tangannya.

"Setiap tindakan pasti ada balasan."

Ucap aca mengulangi ucapan clara barusan. Clara menghentikan aktivitasnya, kedua tangannya mematung beberapa saat diudara. Tersadar, lantas tersenyum remeh.

"Iyakan? Sama kaya apa yg kamu lakuin sekarang." Lanjut aca yg membuat clara membulatkan mata nya sempurna, lantas ia menepuk nepuk kan kedua tangan yg sempat mematung diudara.

Aca segera bangkit dari duduknya, ia menghempas kasar tangan luna dan morin yg sedang memegang kedua lengan kanan serta
kirinya secara kasar.

"Menurut kamu apa balasan nya?" Tanya aca dengan posisi sedikit membungkuk sembari membersihkan kedua lututnya yg berdarah dari pasir pasir kasar.

"Balasan nya?" Tanya clara sekali lagi. Seakan akan tengah memastikan pertanyaan aca barusan. Clara tersenyum smirk.

Ia mulai menatap luna dan morin kembali dan mendapatkan anggukan serta senyum jahat dari kedua teman nya.

Dengan gerakan cepat, morin serta luna sudah mencengkram lengan aca kembali. Kali ini mereka berdua benar benar kasar hingga aca tidak bisa melepaskan cengkraman nya.

"Ah, lepasin! Lepasin gak!" Bentak aca. "Argh," erangnya ketika lengan nya mengeluarkan darah akibat kuku luna yg mampu menembus kulitnya.

"Aku tau kamu lagi ada masalah dirumah ataupun diluar, sampai sampai kamu ngelampiasin ini ke aku kan?," tanya aca gemetar.

Sakit rasanya, mata yg berembun itu menatap clara, air matanya jatuh ketika clara juga menatap nya.

"Lo gak usah sok tau!" Tegas clara.

Clara maju selangkah demi selangkah.

Plak..

Kuatnya Clara menampar pipi kanan aca hingga robek dan mengeluarkan darah.

"Gue benci sama lo ca," lirih clara.

"Bahkan dari awal gue liat lo waktu mpls, gue udah benci!" Tandas clara menusuk hati.

Aca tertegun sebentar, ternyata selama ini seseorang menyimpan dendam padanya.

"Tindakan kamu ke aku selalu tanpa alasan!" Sergah aca untuk meyakinkan dirinya bahwa pernyataan clara barusan hanyalah karna emosi.

SECRET-IDENTITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang