BAB [12]

23 2 5
                                    

"selamat pagi pemirsa, pagi ini warga distrik TamanRaya barat digegerkan dengan temuan mayat berjenis kelamin pria didalam bak sampah tepat disamping toserba jalan utama."

sapaan hangat selesai dibawakan oleh pembawa berita breaking news channel televisi yang tengah ditonton oleh jeffra pagi ini.

"tim forensik kepolisian setempat hadir memberikan pernyataan mencengangkan."

"berdasarkan hasil laporan, ditemukan beberapa tusukan pada bagian titik vital korban. seperti sudah terukur, masing masing tusukan merobek sedalam 10cm. pada bagian dada sebelah kiri korban terdapat tusukan benda tumpul sedalam 3 cm. luka sayatan sedalam 5 cm dengan panjang 6 cm dari ujung bibir sebelah kanan korban."

"tak sampai disitu, pelaku berhasil merobek ujung bibir kiri korban hingga sampai ketelinga korban. diduga pelaku sengaja meninggalkan jejak dengan sayatan huruf bertuliskan end tepat dipipi kanan korban." 

"polisi-"

karina menyerobot remote yang digenggam jeffra, dengan cepat ia mematikan televisi tersebut. tampak raut wajahnya menahan emosi, karina berjalan cepat keluar rumah dengan satu tangannya menenteng sebuah ransel hitam.

"karina kenapa?"

millona berkedik acuh,

"permisi, non millo sudah ditunggu sopirnya dibawah." ucap bi lisa menengahi sejenak.

"okeey."

kaki mungilnya ia paksa keluar untuk segera pergi sekolah hari ini, sial sakit sekali pergelangan kakinya. mamanya tak mengizinkan dirinya untuk absen hari ini padahal sudah tahu dirinya terjatuh kemarin saat latihan ballet mencoba gerakan baru.

"serius banget lo tonton,"

jeffra menoleh pada reiga yang sedang memakai jam tangan ditangan kirinya.

"udah lo cari?"

hembusan napas berat reiga layangkan sebagai jawaban. dirinya sudah berusaha namun tetap saja belum menemukan apa yang diminta oleh jeffra.

"udah tapi gak ada hasil, karina tadi malam kesana lagi, tanpa gue tau ternyata club itu ada setelah 50 meter dari toserba." jelas reiga dengan tawa sumbang.

"ceroboh, kenapa lo baru tau?" cerca jeffra sembari menajamkan pandangannya pada adik laki lakinya tersebut.

"kan gue biasanya lewat jalan yang biasa lo lewati jeff, bukan lewat jalan utama."

jeffra hanya manggut manggut sembari mengotak atik ponselnya hendak menghubungi seseorang.

"lo gak sekolah kan bang, gue berangkat dulu."

"hm,"

tepat dengan kepergiannya sambungan telepon jeffra tersambung pada seseorang diseberang sana.

"ya? hallo?"

"pastikan cctv aman."

"baik,-"

"..."

tut..

"dilihat dari lukanya, pelaku sengaja mengulur waktu kematian korban, terdapat penyumbatan aliran darah ke otak serta pembengkakan otak yang disebabkan oleh tindakan pencekikan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SECRET-IDENTITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang