"kapanpun itu, akan kutunggu hingga pelangi
tak lagi enggan menghampiriku."●○●○●○●
serangkaian aktivitas telah selesai dilaksanakan oleh murid murid SMA BINTANG. Hingga tak
terasa beberapa menit lagi bel pulang sekolah akan berbunyi.Rasa lelah serta lapar yg bergejolak layaknya cacing kepanasan itu membuat beberapa siswa siswi kelas SOS sudah ada yg keluar dari kelasnya.
"Kiw sayank!" Sapa dupa centil pada gadis bersurai pendek sebahu dari dalam kelas yg hanya dibatasi dinding berkaca.
Ctak
"Njir! Sakit goblok." Ringisnya pelan sembari mengusap usap tengkuknya yg baru saja disentil oleh dino.
"Alay lo." Ejek dino dengan senyuman jahanam.
"HEH! Kamu dupa, saya masih berdiri ya disini. Kamu benar benar tidak menghargai guru sama sekali!"
"Yaelah bu, saya cuma mau menerapkan tiga S. Senyum, sapa, sayang." Jawaban nyeleneh itu keluar tanpa lupa senyum manis yg terus terpatri.
Terlihat guru bahasa indonesia itu pasrah dengan kelakuan muridnya yg kekurangan akhlak terpuji. Ia menggeleng geleng sembari memperbaiki kaca mata yg bertengger apik dibatang hidungnya.
"sebagai sahabat sehidup sematinya saya mewakilkan maaf bu. Yg satu ini emang rada kenak bu." Cengir rio tanpa berdosa.
"Kemaren saya liat pake tropong, sarapnya putus, dua bahkan buk." Imbuh galen sembari membentuk jemari kanannya tanda piece yg tak mau kalah menjahili dupa.
Ia terkekeh geli menyaksikan bagaimana ekspresi dupa saat ini hingga hampir terjatuh dari kursi yg ia tumpangi.
"Tropong kakek lu!" Maki dupa dengan menggeplak dada bidang milik galen. Ingin sekali rasanya ia menyumpal bibir kedua sahabatnya ini dengan bibir gadis gadis malam diluar sana.
"Srius anjir bisa!" Sambung dino memastikan.
"Tuh kan gak percaya lo sama gua."
"Tropong mainan punya dino lo percaya." Kata dupa sembari memutar kursinya kearah dino.
"Kaga dup, kemaren gue juga nyoba keliatan semua." Ujar rio semakin membuat suasana meyakinkan.
"Srius lo! Keliatan semua?" Tanya dupa antusias dengan mata berbinar.
Serentak rio, galen dan dino mengangguk secara bersamaan dikala ukiran senyum tawa yg memperlihatkan wajah wajah penuh pikiran kotor.
"Berarti-" kalimat dupa terjeda saat ungkapan kata belum selesai tersampaikan namun lawan bicara sudah paham.
"Ciahahahagrh"
Lemparan Tawa mereka berempat memenuhi ruangan yg saat ini tengah jenuh dengan tingkah absurdnya. Sudah laparnya minta ampun malah tertambah beban dengan keributan para tuyul X MIPA 1.
"MINGKEM SEBELUM GUE JAHIT LO SEMUA!" Bentakan gadis yg duduk dikursi depan itu berhasil mencuri serta mendominasi suasana yg sempat ricuh tadi kembali senyap menegang.
"Tau tuh! Jahit aja ran pake benang kaca." Ucap mika semakin memanas manasi suasana.
Empat remaja laki laki yg baru saja digertak gadis bar bar itu saling tatap. Dupa yg tadi sempat mengarahkan kursinya menghadap dino kini kembali meluruskannya kearah depan. Serta dino yg langsung meletakkan kedua lengannya diatas meja layaknya anak teka yg tak sabar ingin pulang, dan jangan lupakan ekspresi dino yg buat seapik mungkin layaknya orang benar.
