-11- Obat

737 43 2
                                    

Hidup Kalingga sudah hancur sekarang seperti tidak bisa di perbaiki atau di bantu orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hidup Kalingga sudah hancur sekarang seperti tidak bisa di perbaiki atau di bantu orang lain. Bertahan dengan satu ginjal yang rusak dan hidup bergantung pada obat.

Obat adalah pokok terpenting dalam hidup Kalingga, mungkin. Sebab obat adalah barang yang harus ia bawa dimanapun dan kapanpun. Obat selalu Kalingga konsumsi sedari kecil hingga dewasa.

Kalingga tidak suka kondisi nya yang sekarang. Bukan nya ia tak bersyukur tapi ia takut menjadi benalu dan beban banyak orang terutama keluarga nya. Ia benci menjadi orang yang selalu di kasihani, dan di tatap iba oleh tetangga nya. Kalingga hanya ingin hidup apa adanya, sehat secara jasmani dan rohani.

Kalingga terlahir prematur saat itu dengan usia kandungan Lana yang baru mencapai usia 7 bulan 2 minggu. Lana yang saat itu pecandu alkohol mempengaruhi kandungan nya menjadi tidak sehat. Dan saat Kalingga di lahirkan, dokter bilang kalau ginjal kanan nya rusak dan tak dapat bekerja, maka Kalingga melakukan operasi pembedahan saat usia nya baru menginjak 3 tahun. Kata Mama nya, hari operasi itu bertepatan langsung dengan hari persidangan Papa nya.. dengan kata lain operasi kedua Kalingga tak di hadiri Papanya.

Walaupun begitu Kalingga tetap bersyukur, dia masih di beri kesempatan hidup oleh Tuhan sampai saat ini.

Kalingga memang anak periang yang terbuka dan selalu menerima orang baru tanpa pamrih. Tapi Kalingga akan tertutup apabila menyangkut penyakit nya, dia tidak pernah mengeluh kesakitan saat kanker nya kambuh.. melainkan menyembunyikan rasa sakit itu dengan senyuman manis nya.

Tak terkecuali orang tua nya, Kalingga malas jika berbicara dengan Mamanya tentang penyakit kanker nya itu. Karena setiap apa yang keluar dari mulut Kalingga pasti Lana akan mengira kalau Sabiru bersangkutan, Kalingga benci pada Mama nya yang selalu menyalahkan Sabiru jika Kalingga terluka sedikitpun.

Menurut nya respon Lana itu berlebihan, kalau dia sakit kenapa yang di salahkan kakaknya? Toh, ini salah Kalingga sendiri sebenarnya, yang lalai. Pikirnya.

Kalingga benci kalau setiap malam Papa nya selalu bertengkar dengan Kakak tiri nya itu, Kalingga mendengar semuanya di balik pintu. Ingin sekali rasanya dia keluar dan memeluk Sabiru menjauh tapi itu sia sia.. karena semakin ia bertindak semakin besar pula luka di tubuh Sabiru.

"Bi, kita di Jakarta berapa lama ya?"

Kalingga mengalihkan pandangan nya dari jendela ke arah satu pembantu nya yang di ajak ke Jakarta, Bi Nunung.

"Yang bibi denger dari Tuan sih sampai pekerjaan Tuan di Jakarta selesai, Den." Jawab Bi Nunung merapikan seprei kasur Kalingga.

"Ono opo toh? Den kangen Jogja ya?"Bukannya menjawab Kalingga hanya terkekeh.

Bi Nunung menatap heran dengan isi gelas yang air nya masih penuh dan satu plastik berisi obat, Wanita paruh baya itu menatap benda itu dan anak majikan nya bergantian.

"Den Kalingga.." panggil Bi Nunung.

Kalingga menjawab tapi pandangan nya masih setia dengan rintikan hujan, "Kenapa, Bi?"

Kalingga dan Jingga Biru | JEJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang