-13- Mereka dan Lukanya

389 42 11
                                    


Jingga menceritakan semua nya kepada Sagara, hingga pemuda bandung itu menunjukkan reaksi yang berbeda beda. Ada sedih, kesal dan reaksi lainnya yang membuat Jingga bingung sendiri dengan kawan nya.

Dan sekarang Sagara malah menangis tidak tau karena apa. Saat ditanya apakah dia terharu jawabannya tidak.

"Lah terus lo ngapain nangis, anjir?!"

"Nangis, lah! Katanya kita bestie tapi lo gak pernah ceritain ini ke gue, jahat banget lo Ji!"

"Ya sorry, gue kira lo gak bakal percaya setelah gue ceritain semua ini."

Sagara menarik ingus nya sehingga meninggalkan suara yang tidak enak di dengar.

"Gue gak pernah nyangka hidup lo gini, Ji," ucap Sagara, "Pantesan setiap nangis lo pasti jawabnya abis nonton drakor!"

"Gak usah buka kartu juga, anjir."

Sabiru melirik Sagara dari atas sampai bawah, "Sejak kapan adek gue temenan sama lo?"

"Ya, gak tau! Adek lo ini suka banget manjat pager rumah gue sambil teriak teriak ampe kedengeran tetangga lain, mana kutangan doang! Untung temen.." adu Sagara membuat Sabiru terbahak.

Sedangkan yang di bicarakan hanya mendengus kesal.

Tanpa mereka bertiga sadari. Sebuah mobil putih sudah terparkir cantik di perkarangan rumah Jingga. Si pengemudi sempat heran dengan keberadaan satu mobil hitam asing yang terparkir di sana juga, tak heran bahwa dia mengira ada tamu di rumah nya.

Lalu keluarlah wanita berkemeja biru, dan rambut tertata rapih itu. Wajah jelita nya sempat mengeluarkan senyuman tipis untuk tetangga nya yang lewat. Heels nya mulai melangkah memasuki rumah nya, benak linglung semakin bertambah kala ada sepasang sepatu yang tentu bukan punya anaknya.

Begitu menginjakan kaki di rumah. Kasandra menjatuhkan tas yang semula berada di tangan nya, bahu nya merosot, mata nya terbelalak, dan jantung nya berdegup kencang.

Ia kira, ia baru saja melihat cerminan Jingga di kaca. Tapi, Apa ini?!

Sosok yang dia tatap pun membalas tatapan nya dengan perasaan yang sama. Sabiru berdiri dan menghampiri Kasandra, suasana menjadi hening seketika.

"Mama..."

Tanpa basa-basi Sabiru memeluk wanita yang sangat di rindukan dirinya. Ini seperti mimpi, sungguh, Sabiru tidak ingin terbangun jika ini adalah mimpi.

Prasangka mengatakan bahwa mama nya akan membalas pelukan nya dengan senyuman, dan kecupan penuh kerinduan. Tapi semua itu salah, Kasandra mendorong Sabiru menjauh dengan cepat.

"Kamu! Kenapa kamu disini?!"

Jingga dengan cepat menangkap Sabiru sebelum kembaran nya itu jatuh.

"Ma? Biru kangen mama, mama apa kabar?"

Kasandra menggeleng, "Mana Atmaja?! Pasti bajingan itu ada di sini, kan?!"

"Mama, Biru jauh jauh kesini mau ketemu mama, loh! Let him to hug you, mom!"

"Mama gak kangen Biru, ya..?" Sabiru mencoba mendekati Kasandra, lagi.

Wanita cantik itu dengan cepat mengambil tas nya, dan menghindari si sulung.

"Enggak! Pergi kamu! Jangan pernah kamu injakan kaki di sini, apalagi bajingan itu, suruh dia kembali ke Jogja!" Ujar Kasandra mengejutkan mereka.

"Jingga, suruh tamu itu pergi!" Kemudian Kasandra berlari pergi ke kamarnya.

Manik gelap milik Jingga menatap kembaran nya yang terdiam di sana seolah hidup ini berhenti. Sabiru bertanya apa yang terjadi barusan?

Jingga mengejar Sabiru yang keluar rumahnya, "Ru, tunggu!"

Kalingga dan Jingga Biru | JEJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang