prolog

1.7K 125 12
                                    


Senin pagi

Pada Senin pagi yang cerah ini ada seorang anak laki-laki dengan pakaian putih abu-abunya yang sudah rapi, dia memiliki tinggi badan 178cm, dengan rambut hitam, jangan lupakan kacamata yang selalu bertengger di hidungnya itu. Dia adalah Light Dirgantara, anak SMA yang sudah menginjak kelas 12 dan sebentar lagi dia akan lulus.

"Cih punya kakak gak guna betul njir, bentar lagi gua lulus bakalan pisah juga gua ama lu"

Light ngomong sendiri sambil melihat hpnya, dia baru membaca chatnya dengan kakaknya. Ya light tinggal bersama kakaknya dan dia berencana akan pindah setelah lulus SMA. Sebenarnya light tidak ingin tinggal serumah dengan kakaknya yang menurutnya sangat menyebalkan, sebab tidak pernah menunjukkan kasih sayang ke light selama light tinggal dengan kakaknya itu.

"Kalau bukan gara-gara gua gak mau nunjukin ke emak gimana semenyebalkannya elu mungkin gua dah pindah!"

Sebenarnya Light tidak ingin tinggal dengan kakaknya itu, tapi dia sadar kalau dia pindah pasti emaknya akan bertanya tanya terus kenapa dia pindah. Kalau light menjawab bagaimana perlakuan kakaknya pasti akan menimbulkan pertengkaran antara emaknya dengan kakaknya, kan gak enak cuma gara-gara Light hubungan emak dan anak renggang.

Light kebetulan mendapat nilai yang selalu sempurna di sekolah sehingga light yakin dia pasti akan mendapatkan universitas yang bagus dan jauh dari kakaknya, sehingga dia bisa pindah rumah dari kakaknya itu.

Setelah light membaca pesan yang di kirim oleh kakaknya tentang dia menyuruh dia untuk membeli susu sehabis pulang sekolah, sebenarnya Light tidak masalah dengan permintaan kakaknya itu tapi dia kesal dengan perkataan kakaknya karena dia telat baca pesan dari dia, dan dia langsung marah-marah tampa sebab ke Light sampai menyebut semua kesalahannya terdahulu. Padahal Light cuma telat balas chat kakaknya itu.

"Apa hidup gua gini-gini aja tuhan? Gak ada yang istimewa perasaan, hadeh"

Light menghela nafas dan kebetulan dia sudah sampai di depan gerbang sekolahnya.

"Oke dunia mari kita menuntut ilmu lagi"

Katanya sambil malas.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pulang sekolah

Sekarang sudah sore, Light sudah pulang dari sekolah dan light menyempatkan diri untuk mampir ke minimarket untuk membeli susu yang kakaknya titip tadi.

Setelah light membeli susu sekarang light berdiri di sebrang jalan menunggu lampu merah agar dia bisa menyebrang. Saat dia sibuk menunggu light tidak sengaja melihat anak kecil berlari ke tengah jalan mengambil bolanya padahal saat itu lampu masih hijau jadi masih banyak mobil yang lalu lalang.

"Dek awas dek!"

"Astaghfirullah dek!"

"Cepat ke sini nak!"

"Ada truk dek, AWAS!"

Banyak orang yang bersorak di tepi jalan melihat anak kecil itu berdiri di tengah jalan sambil memegang bolanya, anak kecil itu menangis melihat ibunya.

Light tidak tahan dia langsung berlari ke arah anak kecil itu saat ada truk kencang melaju cepat ke arah anak kecil itu.

"AWAS!"

Light mendorong anak itu, anak itu selamat tapi tubuh light tertabrak truk yang melaju kencang tadi. Tubuhnya terhempas jauh dan dia tergeletak sejauh 2 meter dengan tubuh yang remuk dan sudah di penuhi darah.

"Panggil ambulans cepat!"

"Astaghfirullah kasihan"

"Woi jangan foto-foto doang bantuin nih korban"

Sebelum light menutup matanya dia masih mendengar teriakan orang-orang panik disekitarnya.

"Hah cuma sampei di sini hidup gua? Sampai matipun gak ada yang istimewa di hidup gua? Sudah lah, sampai jumpa dunia yang menyebalkan orang tampan ini hendak mengunjungi tuhan dahulu......... Kasihan fans gua pasti mereka sedih orang tampan seperti gua ini dah pergi"

Light menutup matanya karena tidak tahan lagi dengan rasa sakit di tubuhnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dimensi lain

Seorang bocah berumur 16 tahun yang sedang tertidur di sebuah ruangan serba putih, mata silver itu perlahan-lahan terbuka, setelah matanya sedikit sudah nyaman dengan cahaya yang masuk dia memperhatikan dimana dia berada sekarang.

"Huh?..... Ini di mana?"

"Gua dah di surga kah? Eh gak mungkin wong dosa gua banyak"

"Tapi nih tempat kek gak asing"

"Eh ini kan rumah sakit!!"

"Apa gua selamat? Gak mungkin lah tubuh gua dah remuk loh"

Banyak yang dipikirkan bocah itu, sambil memegang kepalanya, padahal tuh bocah baru bangun dari koma seminggu ya elah.

"Ntar tubuh gua kok kek enteng banget?"

Bocah itu langsung menyibakkan selimut di tubuhnya dan dia sangat kaget melihat tubuhnya lebih kecil dari tubuhnya yang biasa. Dan lebih aneh lagi dia tidak menemukan lecet di tubuhnya dia sangat ingat kalau dia telah mengalami kecelakaan tentu dia pasti akan memiliki lecet di tubuhnya.

"WHAT THE FUCK!!! APA YANG SUDAH TERJADI??"

To be continue.......

My new lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang