2

1.2K 126 8
                                    

Sebelumnya

"Gua bakalan jalani nih kehidupan ini dengan enak karena lu kaya solar. Hahahaha"

Solar tertawa sendiri di dalam ruangan rumah sakit itu. (Untung tidak ada yang lewat, kalau ada yang lewat mungkin mereka akan mengira solar berada di rumah sakit yang salah karena di sini bukan rumah sakit jiwa)
.
.
.
.
.
.
.
.

Solar memperhatikan ruangan yang sekarang sedang dia tempati.

"Ini benar-benar gak ada yang peduli sama gua? Dari gua bangun belum ada tuh keluarga Arsyanda sebiji pun jengukin gua"

Solar merasa kesal benar benar tidak ada yang jengukin dia. Saat bosan solar melihat meja yang ada di samping kasur dan solar membuka laci meja itu supaya ada yang bisa dia mainkan karena solar merasa bosan.

Solar menemukan hp dan juga kacamata visor berwarna orange.

"Keknya ini hp solar dan kacamata visor ini...... Yang benar saja? Gua di kehidupan ini benar-benar narsis ya"

Solar melihat hp solar dan membukanya kebetulan hp solar tidak memiliki pasword. Solar sibuk melihat aplikasi di hp solar seperti membuka Instagram dan Twitter dan solar terkejut karena isi Instagram dan Twitter solar sangatlah alay.

"Dih gua ternyata alay juga yah"

"Tapi menurut ingatannya si solar ini bukan anak baik-baik karena suka membully cuma karena ingin mencari perhatian kakaknya"

Solar memperhatikan layar hpnya sambil memegang dagunya. Sepertinya solar sedang memikirkan sesuatu.

"Tapi walaupun solar ini suka membully solar tidak dimarahi guru karena prestasi yang dimilikinya. Sebenarnya ada wali siswa yang tidak terima anaknya di bully sehingga memanggil ortu solar ke sekolah. Tapi yah karena ayah solar si Amato Narend Arsyanda adalah orang yang cukup berpengaruh di sekolah ini sehingga mereka langsung tutup mulut"

Batin solar mengingat perlakuan solar selama ini

"Tapi kan mereka gak tau walaupun Amato datang dia sama sekali tidak membela anaknya dia cuma melihat solar tanpa berbicara sedikit. Tapi pihak sekolah sudah takut duluan sehingga mereka tutup mulut"

Batin solar tetap berkecamuk, sepertinya solar perlu obat sakit kepala karena mencoba mengambil kesimpulan yang diberikan oleh ingatan solar.

"Terus bagaimana dengan image ku? Dulu gua terkenal sebagai anak alim bejir"

Solar langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan. Cukup lama solar meratapi nasibnya tak lama kemudian solar langsung senang

"Wah iya gua baru ingat! Ngapain gua harus ubah sikap gua? Sekarang kan image gua kan dah buruk juga mending gua ikutin alur aje ye kan. Dulu gua bersikap baik karena orang sederhana dan tidak ingin membuat emak kecewa. MANTAP JIWA AKHIRNYA GUA BISA HIDUP TAMPA SANDIWA-"

Cekklek

Saat solar berteriak pintu ruangan solar terbuka dan memperlihatkan pria tua yang memiliki rambut hitam dan sebagian nya putih. Dia melihat solar dengan terkejut sambil menutup mulutnya

"Cucu atok sudah bangun!!"

Pria tua itu langsung berlari dan memeluk solar. Perkenalkan pria tua ini adalah kakek solar sering di panggil 'tok Aba' orang yang masih peduli ke solar, ya sebenarnya atok solar ini bukan peduli cuma ke solar dia peduli ke semua cucunya cukup adil ya walaupun cucu kesayangannya tetap gempa tapi tok aba tetap peduli dan sayang kepada solar.

Tok aba melepaskan pelukannya dan menatap solar dengan sendu.

"Apa kepala cucuk atok ini masih sakit? Maaf atok baru mengunjungi mu ya, atok harus mengurus kedai tadi"

My new lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang