1

1.3K 121 0
                                    

Sebelumnya

"WHAT THE FUCK!!! APA YANG SUDAH TERJADI??"
.
.
.
.

Sore hari

Bocah itu masih memegang kepalanya dan sedang memahami apa yang sebenarnya terjadi sekarang dia masih sangat ingat kalau dia habis kecelakaan tidak mungkin lah tubuhnya tidak memiliki lecet sedikit pun kecuali di bagian kepalanya dia baru menyadarinya kalau kepalanya di perban.

"Hah ini sebenarnya apa yang terjadi?"

Dia berbicara walaupun suaranya sedikit parau sambil terus memegang kepalanya yang masih di perban, dia menyadari suaranya sedikit berubah.

"Heh suara gua, gua tau gua baru bangun tapi gua yakin seribu persen walaupun gua batuk kek atau apalah suara gua gak kek gini"

"Ayok light gunakan otak lu yang cerdas itu untuk memahami kondisi sekarang"

Light memperhatikan sekitar dengan tatapan tajam, dan dia mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Saat dia mencoba untuk mengingat malah ada ingatan lain yang masuk ke kepalanya.
.
.
.
.

"Ibu ibu kapan kita bisa berkumpul lagi dengan kakak dan ayah Bu?"

Tanya anak berumur 7 tahun pada ibunya. Ibunya hanya tersenyum melihat anaknya dan mengusap kepala anaknya itu.

"Kau selalu menanyakan itu solar. Sepertinya doamu di kabulkan tuhan kita akan berkumpul dengan ayah dan kakakmu yang lain"

Kata ibunya sambil tersenyum melihat anak bungsunya itu

"Beneran ibu?"

Tanya anak itu dengan mata berbinar, ibunya hanya mengangguk dan mengusap kepala anaknya

"Cepat bersiap dengan kak blaze, kak ice dan kak thorn ya. Kita akan pergi ke tempat ayah"

"Ai ai Bu, siap laksanakan"

Bocah itu memberi hormat ke ibunya dan berlari ke kamarnya untuk bersiap-siap. Sedangkan ibunya hanya tersenyum melihat tingkah anaknya itu.

Solar mengetahui bahwa dia memiliki 3 saudara lagi, karena dia tidak sengaja dan melihat foto 7 bocah yang sedang bermain ada 3 bocah yang kelihatannya lebih tua satu tahun dari 4 bocah lainnya, saat itu solar langsung bertanya ke ibunya dan ibunya hanya menangis dan mengatakan bahwa ayah dan ibu berpisah dan membuat kami ikut berpisah juga.

3 kakaknya solar yaitu halilintar, Taufan dan gempa ikut dengan ayahnya sedangkan blaze, ice, thorn dan solar ikut dengan ibunya. Mereka di pisahkan saat itu halilintar, Taufan, gempa berumur 3 tahun sedangkan blaze, ice, thorn dan solar berumur 2 tahun. Karena itu lah mereka tidak mengingat saudara mereka yang lain.

Tapi saat solar berumur 6 tahun akhirnya solar tau maksud ucapan ibunya, dia selalu melihat ibunya memegang foto solar dan saudaranya itu sambil menangis. Solar juga ingin berkumpul bersama seperti foto itu, jadi dia selalu berdoa semoga mereka dapat berkumpul kembali. Dan ya doa solar di kabulkan saat berumur 7 tahun karena ibunya dan ayahnya rujuk sehingga mereka akan berkumpul lagi.

Tapi sepertinya harapan solar tidak seperti impian nya.
.
.
.
.
.
.
.

"Hai kak liat solar dapat nilai 100 di ulangan matematika tadi hehehe"

Kata bocah berumur sekitar 9 tahun, dengan senyum cerahnya memperlihatkan kertas ujian ke kakak nya yang memiliki mata ruby. Tapi kakaknya cuma melihat nya dengan malas.

"Terus apa?"

Jawaban dingin yang diberikan oleh kakaknya, bocah itu langsung menyembunyikan kertas ulangannya dan menunduk dan senyum yang dari tadi terpahat di wajahnya hilang.

"Maaf kak"

Setelah bocah itu mengatakan maaf kakaknya yang memiliki mata ruby itu pergi meninggalkan bocah itu yang masih menunduk.
.
.
.
.

"Kakak lagi ngapain, solar boleh ikut?"

Tanya bocah itu ingin bergabung dengan kakak-kakaknya yang memiliki mata shappire sedangkan menendang bola ke arah bocah yang bewarna mata orange dan yang menjaga gawang adalah bocah yang bewarna hijau.

"Heh solar gak usah ikut, solar kan gak bisa main bola"

"Nanti solar cuma ganggu kami main"

"Betul itu, mending solar gak usah ikut"

Solar yang mendapat penolakan dari kakak-kakaknya dia cuma cemberut dan kembali masuk ke rumah.
.
.
.
.
.
"Kak gempa lagi ngapain?"

Tanya bocah bermata silver ke bocah bermata emas

"Ini gem lagi belajar masak"

"Eh solar boleh bantu kak?"

Bocah itu langsung berdiri di samping kakaknya yang bermata emas itu, dan mengambil sendok hendak membantu kakaknya itu, tapi kakaknya langsung mengambil sendok yang dia pegang tadi kemudian mengusirnya dan bilang supaya dia tidak mengganggunya.

"Tidak perlu, dari pada kamu mengganggu ku mending kamu mengerjakan hal yang lebih bermanfaat"

Solar yang mendengar penolakan dari kakaknya langsung pergi ke ruang tamu dan melihat kakaknya yang sedang tiduran di sofa, saat solar berjalan ke arah sofa itu kakaknya bangun, kakaknya itu memiliki warna mata Aquamarine dan langsung menatap tajam solar. Solar yang di tatap tajam oleh kakaknya langsung saja dia pergi ke kamarnya.

Di kamar solar menangis tersedu-sedu

"Kenapa..... kakak.... berubah? Solar.......salah apa?"

Solar terus menangis sampai dia tertidur karena terlalu lama menangis.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Erkh..."

Light langsung memegang kepalanya dan mengerang, dia sedang mencerna ingatan yang masuk ke kepalanya.

"Oke.... Jadi kesimpulan yang gua dapat sekarang adalah gua sudah bertransmigrasi ke tubuh bocah bernama Solar Marshel Arsyanda yang mana dia di acuhkan oleh kakak-kakaknya"

"Jadi sekarang gua solar bukan light lagi mmmm"

Solar mangut sambil mengangguk ngangguk

"Baiklah gua sudah menerima ingatanmu solar, gua bakalan hidup di tubuhlu ini. Kasihan juga lu susah payah cari perhatian kakaklu dengan berbagai prestasi tapi tidak pernah dihargai hadeh sepertinya kita senasib solar"

"Tapi jangan berharap gua bakalan cari perhatian kakak lu ye, gua sekarang mau hidup damai. Daaaaannnn menurut ingatan gua lu cukup kaya"

Solar tersenyum seperti seorang penjudi yang menang lotre sambil mengusap-usap tangannya.

"Gua bakalan jalani nih kehidupan ini dengan enak karena lu kaya solar. Hahahaha"

Solar tertawa sendiri di dalam ruangan rumah sakit itu. (Untung tidak ada yang lewat, kalau ada yang lewat mungkin mereka akan mengira solar berada di rumah sakit yang salah karena di sini bukan rumah sakit jiwa)

To bo continue.....

My new lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang