7. three princes of santa

319 44 6
                                    

“Kok nilai ulangan gue cuma 80 sih? Padahal gue berharapnya dapet 100

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kok nilai ulangan gue cuma 80 sih? Padahal gue berharapnya dapet 100.” Sonya mengeluh melihat hasil ulangan pelajaran matematikanya, padahal dulu ketika ia duduk di bangku SMA, Sonya selalu mendapatkan nilai matematika di atas 90.

“Apa karena sistem dulu sama sekarang beda ya? Tapi perasaan soalnya nggak jauh beda sama yang gue kerjain dulu pas disekolah kok.” monolognya, Sonya kemudian meneguk teh botol yang sudah ia beli, dan mengacak rambutnya sendiri.

“Kenapa jadi pusing mikirin nilai? Kan gue sekolah disini sekolah pura-pura doang?!” Sonya lantas merutuki dirinya sendiri. Mungkin karena semakin hari ia semakin terbiasa dengan kegiatan sekolah, yang ada dia disini jadi terbawa suasana, sampai-sampai Sonya begitu memikirkan perkara nilai yang sebenarnya tidak masuk dalam target misinya ini.

Disaat Sonya sedang merutuki dirinya sendiri, tiba-tiba ia merasakan ada tangan seseorang yang memegang pundaknya. Membuat Sonya langsung berbalik badan untuk melihat siapa yang memegang pundaknya itu. Dan dilihatnya teman sekelasnya yang cukup akrab dengan Sonya akhir-akhir ini.

“Vocha?” cewek itu bernama Raden Vocha Adijaya, putri bungsu dari keluarga Raden Adijaya, yang memiliki perusahaan dalam bidang pembuatan batik yang sudah sangat terkenal bahkan sampai go internasional.

Tidak hanya menjual batiknya tersebut di dalam negeri, melainkan juga sampai ke luar negeri. Bahkan sudah memiliki anak cabang di Italia dan Amerika.

Sonya berpikir kalau memang yang bersekolah di SMA Santa Maria ini bukanlah orang-orang dari kalangan kelas menengah kebawah ataupun orang-orang sembarangan. Gila! Mungkin hanya Sonya-lah yang menjadi paling miskin disini kalau dilihat dari latar belakang keluarga. Sudah sangat jelas, bukan? Sonya hanyalah anak yang dibuang di panti asuhan dulunya.

Hidupnya tertolong karena pekerjaannya di dunia gelap ini.

“Gue ngelihat lo ngomel mulu dari tadi, ada apa?” tanya Vocha sembari tersenyum dan duduk di depan Sonya.

“Oh. Gue lagi ngomelin masalah nilai gue, tau nggak? Masa gue matematika cuma dapet 80 sih? Enggak banget sumpah. Even though I think all the questions are easy, why are my grades still small? damn!”

“80?” Vocha tampak terkejut yang mana membuat Sonya sedikit tersentak. “Sumpah demi Tuhan Jess! Jadi ternyata lo yang nilainya paling gede di kelas.”

“M-maksud lo?”

“Tadi gue sempet tanya sama Miss Dania, nilai paling tinggi dikelas siapa? Tapi Miss Dania nggak mau jawab. Dia cuma bilang kalau nilai tertinggi di kelas itu 80 tanpa ngasih tau ke gue siapa yang dapet nilai itu. Ternyata lo, Jess.”

Sonya tidak merespon apapun, ia cukup terkejut dan hanya mengangguk paham. Bahkan Sonya mengeluarkan cengiran idiotnya. Apa-apaan nilai 80 saja paling tinggi di kelas, berarti sumber daya manusia di sekolah ini cukup rendah, dong? Ternyata hanya dompet saja yang tebal, tapi tidak dengan otak.

The Lady | JaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang